Tak Ada Atribut Pilpres di Sekitar Ponpes Kiai Ma'ruf Amin di Banten

Hamparan hijau sawah membentang sejauh mata memandang, satu kilometer sebelum memasuki kawasan Ponpes Kiai Ma'ruf Amin.
Pintu masuk menuju Pondok Pesantren (Ponpes) An Nawawi Tanara Al Bantani di pesisir utara Serang, Banten, Jumat (25/1/2019). Ponpes milik Kiai Ma'ruf Amin ini dilengkapi fasilitas pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Sekolah Tinggi Ilmu Fiqih bangunan kampusnya berada di sayap kiri Ponpes. (Foto: Tagar/Gemilang Isromi Nuari)

Banten, (Tagar 18/2/2019) - Hamparan hijau sawah membentang sejauh mata memandang, satu kilometer sebelum memasuki kawasan Ponpes Kiai Ma'ruf Amin, Pondok Pesantren An Nawawi Tanara Al Bantani di pesisir utara Serang, Banten.

Dari kejauhan terlihat petani membajak sawah dengan kerbau, ada pula petani yang sudah menggunakan mesin traktor bajak. 

Bila tak melihat dengan cermat, tak ada yang menyangka bila Ponpes bersejarah An Nawawi milik Ma'ruf Amin terletak di Banten. Sebab, cukup minim petunjuk arah untuk menuju ke sini.

Hanya ada sebuah plang besi tertancap di ujung jalan di samping jembatan sungai yang dinamakan kali jenggot oleh penduduk sekitar.

Tak ada terpampang foto wajah ataupun keterangan bahwa ponpes ini milik orang termasyhur calon wakil presiden nomor urut 01. 

Setelah melintasi jalanan mulus beraspal sejauh 500 meter, di kanan jalan berdiri Ponpes tersebut.

Di sekitar Ponpes sama sekali tak ada bendera, spanduk, atau atribut parpol terkait dukungan dalam Pilpres 2019. 

Jalan kecil di depan Ponpes relatif sepi cenderung hening, sekali-kali saja kendaraan melintas.

Sudjaih (40), seorang warga, mengaku rumahnya tak jauh dari Ponpes. Siang itu, Jumat 25 Januari 2019 ia baru saja pulang dari sawah, mengendarai motor hendak pulang ke rumah. 

Tagar News menemuinya di dekat pintu masuk Ponpes An Nawawi, menanyakan pilihannya dalam Pilpres 2019.

"Saya pilih presiden yang pasti-pasti aja. Belum lama ini jalan dicor beton, yang tadinya akses menuju pedesaan sulit kan sekarang mah jadi makin mudah," kata Sudjaih.

"Sangat jarang sekarang ada jalan berlubang, karena bukan lagi hotmik (aspal) yang kalau bolong mesti ditambal. Petani di sini juga sudah lebih maju. Banyak terbantu sejak terdistribusi traktor bajak sawah, pekerjaan jadi makin cepat," lanjutnya.

Ia mengatakan mendukung penuh majunya Ma'ruf Amin sebagai pendamping Jokowi.

"Kami dukung penuh putra daerah KH Ma'ruf Amin untuk maju sebagai cawapresnya Pak Jokowi. Beliau tidak memaksakan kehendak pilihan presiden pada warga sekitar, itu kan tanda beliau memang turun-temurun ya orang baik," tutur Sudjaih.

Ia menceritakan memang di sekitar Ponpes tidak pernah ada atribut partai politik, entah itu bendera atau spanduk.

Sudjaih menilai itu sebagai sesuatu yang baik. Ia justru tidak suka dengan model calon legislatif yang memasang foto di mana-mana, dan mengumbar janji.

"Mejeng foto gede, janji doang, realisasi pembangunannya tidak jelas," katanya.

Menyongsong Pilpres 17 April 2019, kata Sudjaih, warga Serang memang adem ayem saja, hiruk-pikuk gejolak pertempuran justru terjadi di media sosial. 

"Di Facebook, WhatsApp, Instagram sih ramai grup-grup yang nyebar berita Jokowi PKI, tapi saya sendiri tidak percaya kalau dia PKI. Itu hanya fitnah. Tuduhan-tuduhan yang dilempar oleh kubu yang ingin kacaukan suasana pemilu," ujarnya.

Ia berharap Pilpres 2019 menjadi pesta demokrasi yang jujur, tidak saling menghujat, tidak menimbulkan kegaduhan hingga ke lapisan rakyat terbawah. 

Lebih lanjut ia mengatakan saat ini rakyat sudah jauh lebih cerdas untuk menentukan pilihan pemimpin ke salah satu paslon yang memang bekerja lebih baik dalam membangun Indonesia.

"Yang penting kita mah dari kalangan petani Serang, jual beras ke tengkulak merasa masih mudah saja. Untuk hidup sehari-hari tidak berat-berat amat, masih bisa nabung istilahnya mah, mau naik haji tahun depan insyaAllah ada jalannya," tuturnya.

Pilpres 2014 Prabowo Unggul di Banten

Dari data yang dihimpun Tagar News, pada Pilpers 2014 mayoritas suara pemilih di wilayah Banten memilih capres-cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. 

Tercatat, paslon nomor urut satu kala itu meraup total 3.192.671 atau 57,10 persen suara di wilayah Banten. Sementara rivalnya pasangan nomor urut dua Joko Widodo-Jusuf Kalla dicoblos 2.398.631 (42,90 persen) warga Banten.

Di Kabupaten Serang, Prabowo-Hatta meraup 473.545 suara, sementara pasangan Jokowi-JK mendapatkan 266.663 suara dari jumlah suara sah 740.208, dan suara tidak sah 10.000. 

Di Kota Tangerang dari jumlah pemilih 1.320.737 dan yang menggunakan hak pilih sebanyak 933.924 orang, pasangan nomor urut satu mendapatkan 500.587 suara, dan nomor urut dua mendapat 425.345 dari 925.932 suara sah.

Faktor Golkar

Hafidz (32), warga Pulau Cangkir, Serang, Banten, mempersepsikan arah suara warga Banten cenderung mengikuti sikap Partai Golkar. Pilpres 2014 Golkar mendukung Prabowo-Hatta, itulah kenapa Prabowo unggul di sini. 

Ia menilai dari era Tubagus Chasan Sochib hingga Ratu Atut Chosiyah, partai berlogo pohon beringin itu kekuatannya sudah kadung mengakar di seluruh wilayah Banten, dan turut menjadi kunci perolehan suara di sini.

"Tahun 2014 Golkar memihak ke Prabowo ya kalau tidak salah. Jadi wilayah Banten ini otomatis dikuasai Prabowo," kata Hafidz.

"Pokoknya strategi dari tokoh daerah setempat sangat besar pengaruhnya pada masyarakat. Tokoh daerah bisa mempengaruhi suara pemilih ke arah paslon yang mana. Menurut saya, tokoh daerah itu kalau di Banten ya sangat didengar oleh warga. Dari dulu memang seperti itu," lanjutnya.

Dalam Pilpres 2019 ini Partai Golkar mendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf.

Hafidz mengatakan, dengan dipilihnya KH Ma'ruf Amin sebagai cawapres nomor urut 01, dan diusung pula oleh Partai Golkar, hal ini akan membantu mendongkrak perolehan suara Jokowi-Ma'ruf di Serang.

Namun, katanya, di wilayah Banten yang lain belum tentu masyarakat memilih Jokowi-Ma'ruf.

"Kalau mau, harus rajin sosialisasi di sini. Meskipun Ma'ruf putra daerah dan disegani, mungkin hanya berdampak di Serang saja," kata Hafidz. 

"Menurut saya harusnya Golkar sosialisasi ke seluruh wilayah Banten, kalau memang berada di pihak petahana, karena belum banyak masyarakat setempat yang mengetahui Golkar usung Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019," lanjutnya.  

Sebelumnya, KH Ma'ruf Amin mengatakan sebagai putra daerah Banten, ia memiliki target menang mutlak dan ingin warga di daerah yang disebut dengan sejuta santri dan kiai ini bulat mendukung dirinya dan Jokowi untuk menjadi pemimpin Indonesia hingga tahun 2024.

"Kita mengajak putra Banten, masyarakat Banten mendukung putra Banten. Bukan hanya menang, tapi harus menang mutlak," kata Ma’ruf Amin di Tanara, Serang, 30 Agustus 2018.

Lebih lanjut Ma'ruf mengatakan bila kemenangan ia dan Jokowi hanya mencapai 70 persen penguasaan suara, maka ia anggap hal itu adalah kekalahan. Santri dan ulama Banten menurutnya harus bangga ada calon wakil presiden yang diangkat dari kalangan pesantren.

"Ini menunjukkan bahwa presiden cinta kiai, cinta santri. Saya sebagai kiai sudah dipercaya untuk menjadi wakil presiden. Saya harap nanti ada kiai lain yang bisa menjadi wakil presiden bahkan presiden," tutur Ma'ruf kala itu. []

Baca juga: 

Berita terkait
0
DPR Terbuka Menampung Kritik dan Saran untuk RKUHP
Arsul Sani mengungkapkan, RUU KUHP merupakan inisiatif Pemerintah. Karena itu, sesuai mekanisme pembentukan undang-undang.