Tabalong Tempati Peringkat Dua Pernikahan Dini

Tabalong tempati peringkat dua pernikahan dini. “Kondisi ini harus ditindaklanjuti agar angka pernikahan dini dapat dikendalikan,” kata Bupati Anang Syakhfiani.
GERAKAN BERSAMA STOP PERKAWINAN ANAK: Sejumlah siswa membawa poster saat mengikuti Deklarasi Gerakan Bersama Stop Perkawinan Anak di Taman Budaya Mataram, NTB, Minggu (10/12). Berdasarkan data UNICEF, Indonesia menempati urutan ketujuh tertinggi di dunia dan urutan kedua tertinggi di ASEAN dalam kasus Perkawinan Anak, sementara data Koalisi Perempuan Indonesia, NTB menjadi provinsi di Indonesia dengan angka pernikahan anak tertinggi sebanyak 41,56 persen anak perempuan usia 10-19 tahun. (Foto: Ant/Ahmad Subaidi)

Tanjung, (Tagar 15/12/2017) - Hingga kini kasus pernikahan dini di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan (Kalsel) masih tinggi, bahkan menempati peringkat kedua setelah Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST).

Bupati Tabalong Anang Syakhfiani mengatakan, kondisi ini harus segera ditindaklanjuti dan perlu peran serta semua pihak agar angka pernikahan dini di "Bumi Saraba Kawa" ini dapat dikendalikan.

"Tingginya angka pernikahan dini selain dipengaruhi kondisi ekonomi juga dipicu masih banyaknya pasangan suami istri yang memiliki anak lebih dari dua," jelas Anang di Tanjung, Jumat (15/12).

Menurutnya, karena itu program Keluarga Berencana pun harus terus digiatkan untuk meningkatkan angka kepesertaan program kependudukan ini mengingat masih banyak warga pedesaan yang belum menjadi peserta KB.

Sementara itu, salah satu upaya pemerintah mendekatkan pelayanan KB di wilayah pedesaan maupun dusun dilaksanakan pencanangan Kampung KB di tiap kecamatan.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencanan Kabupaten Tabalong Hormansyah menyampaikan pencanangan Kampung KB sudah dilaksanakan di 12 kecamatan.

"Desa percontohan Kampung KB merupakan wilayah dengan jumlah kepesertaan KB yang rendah termasuk metode kontrasepsi jangka panjang juga kecil," jelas Hormansyah.

Salah satunya Desa Nawin Kecamatan Haruai jumlah peserta KB tercatat 296 orang dengan jenis kontrasepsi terbanyak yakni suntik 183 orang, pil 97 orang, dan implan 12 orang.

Sebelumnya pencanangan Kampung KB juga dilaksanakan di Desa Purui Kecamatan Jaro, Desa Burum Kecamatan Bintang Ara guna menguatkan upaya pengendalian penduduk, sekaligus meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Termasuk di Desa Kasiau Raya Kecamatan Murung Pudak, Desa Walangkir Kecamatan Tanta dan Desa Banyu Tajun Kecamatan Tanjung serta Desa Purui Kecamatan Jaro, Desa Burum Kecamatan Bintang Ara, dan Desa Murung Karangan Kecamatan Kelua. (ant/yps)

Berita terkait
0
Ini Alasan Mengapa Pemekaran Provinsi Papua Harus Dilakukan
Mantan Kapolri ini menyebut pemekaran wilayah sebenarnya bukan hal baru di Indonesia.