Batang, Jateng, ( Tagar 22/5/2018) - Belasan ibu-ibu duduk di lantai, tangan kiri memegang kain, tangan kanan memegang canting. Sambil menorehkan canting pada kain, mereka melantunkan lagu-lagu spiritual bersumber dari nilai-nilai Islam dalam Bahasa Jawa dan Arab, bermakna sangat luas dan dalam.
Itu bagian dari ritual pembuatan batik Rifaiyah motif tiga negeri khas Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Ritual pertama sebelum membatik adalah menjalankan salat Duha.
Membuat batik Rifaiyah motif tiga negeri dilakukan sangat detail dan penuh kehati-hatian.
Hasil batik Rifaiyah tidak ada yang persis sama karena tidak ada pola, namun mengandalkan kreasi turun-temurun.
Harga batik Rifaiyah motif tiga negeri mulai dari Rp 350 ribu untuk batik kasar, untuk batik sedang mencapai Rp 4 juta, batik halus dijual Rp 6,5 juta.
Baca juga: Menyusuri Keheningan 24 Motif Batik Rifaiyah
Batik Rifaiyah motif tiga negeri sudah mendunia.
Jangkauan pemasaran seluruh Indonesia, Singapura, Malaysia, India, Korea, Jepang, Yunani, Amerika, Swedia.
Batik Rifaiyah tidak diklaim komunitas Rifaiyah, akan tetapi sudah terjadi akulturasi batik dari daerah lain seperti Lasem yang berdominan warna merah, Solo dominan warna cokelat dan Rifaiyah sendiri dominan warna biru indigo.
Dari pencampuran tadi memunculkan jenis batik baru yang diberi nama batik tiga negeri khas Rifaiyah dan sudah dikembangkan turun-temurun.
Batik Rifaiyah melarang penggambaran motif hewan secara utuh pada lembaran kain, karena mereka meyakini itu berdosa.
Adapun proses pembuatannya yang kasar waktunya mencapai tiga minggu selesai, yang sedang mencapai dua bulan, dan yang halus mencapai enam bulan untuk sehelai kain.
Batik Rifaiyah murni tulis dipertahankan untuk mempertahankan ciri tradisi, sebuah karya seni, melayani pesanan terbatas.
Membatik bagi mereka sudah menjadi bagian hidup mereka, semangat utamanya adalah mempertahankan tradisi dan warisan leluhur. (yon)
