Sutradara dan Segudang Penghargaan untuk Teater Keliling

Penampilan unik Rudolf Puspa dengan rambut panjangnya seperti menunjukkan panjangnya daftar penghargaan yang telah diraih bersama Teater Keliling.
Rudolf Puspa saat melatih para pemain Teater Keliling. (Foto: Tagar/Instagram @teaterkelilingind)

Jakarta – Rambut putih pria berusia 77 tahun itu terurai hingga bahu. Kacamatanya bertengger di atas hidung yang cukup mancung, menemani guratan keriput yang terlihat mulai menghiasi sebagian kulit wajahnya.

Penampilannya yang terkesan unik untuk orang seusianya seperti hendak menunjukkan bahwa dia adalah seorang seniman. Pria itu adalah Rudolf Puspa Heruana, sutradara Teater Keliling.

Teater Keliling terbentuk pada 13 Februari 1974. Tapi saat terbentuk, kelompok itu belum diberi nama. Nama Teater Keliling muncul secara spontan di Jember, Jawa Timur saat rombongan itu pentas di sana.

Bersama istrinya Dery Syrna, Buyung, dan Paul Pangemanan, Rudolf Puspa membentuk komunitas "Teater Keliling" yang didukung oleh Saraswaty, Jajang C. Noer, Willem Patirajawane, Hidayat, Syaeful Anwar, dan RW Mulyadi. Hingga kini Rudolf Puspa masih aktif menjadi sutradara dari Teater Keliling.

Saat ini, meski pandemi Covid-19 melanda, seniman di Teater Keliling masih eksis pentas, meski dilakukan secara virtual. Dalam waktu dekat, rencananya Teater Keliling akan mementaskan drama musikal berjudul Putri Mandalika karya Dolfry Inda Suri dan Aldiansyah FA, yang disutradarai Rudolf Puspa.

Cerita rakyat ini terkenal dan disenangi karena cerita rakyat Indonesia memiliki satu kekuatan yaitu memiliki misi kemanusiaan dan misi pembangunan karakter.

Tak hanya Putri Mandalika, Rudolf juga menyutradarai pementasan drama musikal secara daring yang berjudul Calon Arang diangkat dari cerita rakyat Jawa-Bali, yang bisa disaksikan secara daring melalui Channel youtube Budaya Maju pada 29 November 2020 pukul 16.00 WIB.

“Cerita rakyat ini terkenal dan disenangi karena cerita rakyat Indonesia memiliki satu kekuatan yaitu memiliki misi kemanusiaan dan misi pembangunan karakter sehingga sangat diperlukan untuk membina anak millennial zaman sekarang,” ujar Rudolf melalui official Instagram teater keliling.

Pementasan secara dalam jaringan (daring) atau online menjadi pilihan bagi para pekerja seni untuk terus mempertunjukkan karya mereka. 

Berbasis teknologi greenscreen, pementasan dikemas sebaik mungkin menjadi bukti bila masa pandemi yang meluluhlantakkan hampir semua aspek kehidupan, tidak mematikan kreativitas pekerja seni.

Darah Seni dari Orang Tua

Rudolf Puspa Heruana lahir di Kota Solo, Jawa Tengah, pada 29 Juni 1947. Anak pertama dari empat bersaudara ini terlahir dari keluarga guru. Ayahnya, Christ Soetomo adalah guru Bahasa Indonesia dan Ibunya, Yakoba Suparsi adalah guru Bahasa Inggris.

Darah seni diturunkan dari orang tua Rudolf. Ayahnya seorang pianis dan komponis yang banyak menulis lagu dan mempunyai kelompok konser klasik. Sedangkan ibunya pemain drama komedi. Sementara, Rudolf sendiri memilih seni peran dan panggung teater.

Rudolf mengenyam pendidikan dasar di Solo, yakni di sekolah dasar S.R Pangudiluhur Bruderan Purbajan Solo hingga tahun 1960. Selanjutnya dia melanjutkan pendidikan di SMP Bintang Laut. Di situ dia mulai mengenal seni drama.

Rudolf Puspa (2)Rudolf Puspa bersama keluarga. (Foto: Tagar/Instagram @Dolfrykiragah)

Selanjutnya, saat sekolah di SMA Negeri II Margoyudan Solo, Rudolf mulai terjun ke dunia teater. Saat itu dia terpilih menjadi ketua teater Margoyudan. Di sini dia aktif menjadi pemain dan mulai menjadi sutradara hingga lulus pada tahun 1966.

Sifat Rudolf yang pemalu dan pendiam kala itu membuatnya lebih menyukai berkegiatan di belakang panggung. Setiap kali rapat teater sekolah atau menghadiri undangan, dia meminta wakil ketua yang berbicara, sebab ia tak pawai berpidato.

Perjalanannya di bidang teater kala itu tidak mudah. Rudolf yang sejak SMA sudah sering menggelar pentas keliling kota di sekitar Solo, merasakan betul kerasnya persaingan melawan pertunjukan yang dibuat oleh LEKRA. Saat itu LEKRA memiliki dana yang besar sebab didanai oleh PKI.

Akhir tahun 1967, Rudi, sapaan akrabnya, memutuskan untuk hijrah ke DKI Jakarta dan kuliah di Akademi Teater Nasional Indonesia untuk memperdalam seni panggung teater. Dia sempat menjadi asisten sutradara Arifin C Noer, pendiri Teater ketjil di Jakarta, sejak 1968 hingga tahun 1974.

Lewat sosok Arifinlah, Rudolf terpengaruh untuk selalu melakukan eksperimen dalam dunia teater. Arifin mendorongnya hingga Rudolf menjadikan teater sebagai pilihan hidupnya dan sepenuhnya mengabdi di bidang itu.

Lahirkan Keluarga Seniman

Pada tahun 1979 Rudolf menikah dan mengelola teater keliling bersama sang istri, Dery. Keduanya dikaruniai dua orang putri, yakni Dolfry Indah Suri (alumni Unversitas Padjajaran Jurusan Hubungan Internasional tahun 2008) dan Sesarina Puspita, yang saat ini masih kuliah di Institut Kesenian Jakarta Jurusan Perfilman.

Hidup di dalam lingkungan pegiat teater membuat keluarga kecil ini merasakan susah senangnya pekerja seni. Rudi yakin bahwa teater adalah kegiatan seni yang memiliki daya Pendidikan karakter bangsa untuk menyeimbangkan kecerdasan intelektual, emosial dan spiritual.

Sejak tahun 2015, Yayasan Teater Keliling melakukan regenerasi. Kini Dolfry Inda Suri memimpin yayasan tesebut. Kemudian ia menata manajemen Teater Keliling dengan lebih profesional.

Rudolf Puspa (3)Tim produksi dalam pementasan The Great Rahwana, di Ciputra Artpreneur pada 22 November 2019. (Foto: Tagar.id/Dok Sarah Rahmadhani Syifa)

Walaupun Rudi tak lagi memimpin yayasan ini, dia tetap aktif menjadi sutradara dari berbagai pementasan. Ia membagikan ilmunya sebagai seorang pelatih hingga muridnya menjuarai festival teater remaja, sutradara dan sebagai penulis naskah.

Hingga saat ini Teater Keliling telah mementaskan lebih dari 1.600 pementasan di berbagai kota di Indonesia, dari Sabang hingga Merauke dan 11 negara di dunia. Teater Keliling juga mendukung diplomasi budaya Indonesia di dunia internasional.

Seorang volunteer opening dancer dalam pementasan Teater Keliling yang berjudul The Great Rahwana, Mayang pada tahun 2019, mengaku mendapatkan banyak ilmu dari Rudolf.

“Saya di beri kesempatan bergabung dalam keluarga besar Teater Keliling, walau hanya sebagai volunteer saat pementasan tahun 2019 lalu.”

Menurutnya, ilmu yang diperolehnya dari Rudolf sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan berguna untuk dirinya, baik di atas panggung maupun di belakang layar.

“Menambah pengalaman saya soal dunia pertunjukan khususnya hal yang tak nampak di panggung atau dibalik layar pementasan, tetapi sangat mempengaruhi jalannya sebuah pementasan sehingga dapat di nikmati oleh penonton,” ujar Mayang.

Pementasan Internasional:

•The Sixth Cairo International Festival for Experimental Theater, Cairo 1974

•Indian Ocean Arts Festival di Perth, Australia Barat, 1979.

•Singapura Drama Festival, 1981.

•The International Festival for Young Professional Theater di Sibua Rumania, 1994

•First International Drama Festival di Lahore Pakistan, 1996

•The Eight Cairo International Festival for Experimental Theater di Kairo, 1996

•Internasional Performing Arts di Bangkok, 1997.

•The 2nd Asian Theatrical Festival di Pusan Korea Selatan, 1997.

Prestasi Rudolf

•Mendapat penghargaan sebagai aktor dan sutradara dari dalam dan luar negeri.

•Penghargaan Lingkungan oleh Kementerian lingkungan hidup

•Penghargaan MURI, 28 Juli 2010.

•Penghargaan sebagai Abdi Abadi dari Federasi Teater Indonesia, 26 Desember 2016.

•Ketua persatuan teater anak anak se DKI tahun 1992-1995.[]

(Sarah Rahmadhani Syifa)

Berita terkait
Profil Nestor Tambunan, Jadi Sastrawan Karena Tak Mau Bertani
Nestor Rico Tambunan merupakan sastrawan Indonesia yang bisa dikatakan berhasil dalam kariernya.
Profil Maradona, Legenda Pemain Bola Terhebat Sepanjang Masa
Diego Armando Maradona Franco tersebut dikenal luar sebagai salah satu pemain sepakbola terhebat sepanjang masa.
Millen Cyrus, Pria Cantik yang Ogah Potong Kelaminnya
Polisi menangkap Selebgram bernama Millen Cyrus karena kasus narkoba, Sabtu, 21 November 2020. Transgender ini pernah mengaku ogah ganti kelamin.
0
FAO Apresiasi Capaian Kinerja Pertanian Indonesia
Kepala Perwakilan FAO, Rajendra Aryal mengapresiasi capaian kerja yang dilakukan jajaran Kementerian Pertanian selama tiga tahun terakhir.