Susno Duadji, Dulu dan Kini Pasca Cicak vs Buaya

Masihkah kita ingat kasus pertarungan antara cicak dan buaya yang melibatkan Susno Duadji dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 2008-2009.
Mantan Kabareskrim Polri Komjen (Purn) Susno Duadji. (Foto: Susno Duadji/Instagram)

Jakarta - Masihkah kita ingat kasus pertarungan antara cicak dan buaya yang melibatkan Susno Duadji dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 2008-2009. Personifikasi antara dua lembaga ini melibatkan institusi kepolisan sabagai Buaya dan KPK sebagai Cicak. Dari situ munculah pernyataan: "Cicak Kok Mau Melawan Buaya".

Pertarungan Cicak dan Buaya bermula saat KPK menyelidiki kasus korupsi di Bareskrim Mabes Polri. Kala itu, Susno menjabat Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) berpangkat komisaris jenderal (Komjen). 

Pernyataan Cicak vs Buaya terlontar dari Komjen Susno Duadji. Statement Susno memantik konfrontasi KPK dan Polri. Sebab, KPK dituduh menyadap telepon seluler Susno yang terindikasi isu suap Rp 10 miliar atas penanganan kasus Bank Century. Kala itu, kasus bank tersebut ditangani Bareskrim Polri, dan Susno sebagai kepalanya.

Sedangkan pihak KPK menjawab bahwa sistem penyadapan yang dilakukan KPK adalah lawful interception. Artinya, penyadapan itu digunakan untuk penegakan hukum dan kalau merasa ada yang tersadap dan punya masalah itu datang saja ke KPK.

Singkat cerita. Komjen Susno akhirnya masuk bui. Dia terbukti bersalah lantaran menerima suap Rp 500 juta dari Haposan Hutagalung melalui Sjahril Djohan dalam penanganan perkara PT Salmah Arowana Lestari.

Komjen Susno juga dinyatakan bersalah saat menjabat Kapolda Jawa Barat dengan memerintahkan pemotongan dana pengamanan Pemilihan Kepala Daerah Jawa Barat pada 2008. Perbuatan Susno tersebut telah merugikan negara sebesar Rp 8,1 miliar.

Atas perbuatannya itu, Komjen Susno dijatuhi hukuman tiga tahun enam bulan penjara dan membayar uang ganti rugi Rp 4,2 miliar. Susno pun dipecat dari jabatan Kabreskrim.

Bertani dan Berkebun 

Susno DuadjiMantan Kabareskrim Polri Komjen (Purn) Susno Duadji. (Foto: Susno Duadji/Instagram)

Susno memilih tinggal di kampung halamannya di Pagar Alam, Sumatera Barat, pasca menjalani hukuman dan menghirup udara bebas. Mantan Kabareskrim ini memilih profesi sebagai petani dengan menggarap sawah peninggalan orangtuanya. 

Susno sangat menikmati profesinya itu. Sawah peninggalan orangtuanya itu tidak terlalu luas. Susno menggarapnya sendiri. Susno juga berkebun dan punya kolam ikan warisan orangtuanya.

Keluarga

Susno adalah anak kedua dari delapan bersaudara. Bapaknya bernama Duadji dan ibunya bernama Siti Amah. Dia adalah suami dari Herawati dan bapak dari dua orang putri.

Karier

Komjen Pol (Purn) Drs Susno Duadji, SH, MSc, lahir di Pagar Alam, Sumatera Selatan, 1 Juli 1954. Susno menjabat Kabareskrim Polri sejak 24 Oktober 2008 hingga 24 November 2009.

Sebelumnya, istri dari Herawati ini pernah menjabat sebagai Wakil Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan Kapolda Jawa Barat.

  • Pama Polres Wonogiri (1978)
  • Kabag Serse Polwil Banyumas (1988)
  • Wakapolres Pemalang tahun (1989)
  • Wakapolresta Yogyakarta (1990)
  • Kapolres Maluku Utara (1995)
  • Pamen Hubinter Sdeops Polri (Penugasan di Bosnia) (1995)
  • Kapolres Madiun(1997)
  • Kapolres Malang (1998)
  • Wakapolwitabes Surabaya(1999)
  • Wakasubdit Gaptid Dit Sabhara Polri (2001)
  • Kabid Kordilum Babinkum (2001)
  • Kabid Rabkum Div Binkum Polri (2001)
  • Pati Yanma Polri (Wakil Kepala PPATK) (2004)
  • Kapolda Jawa Barat (Jan 2008-Okt 2008)
  • Kabareskrim Polri (Okt 2008-Nov 2009)
  • Pati Mabes Polri (Non Job) (Nov 2009-Mar 2011)
  • Penasihat Koorsahli Kapolri (Mar 2011-Aug 2012)

Susno DuadjiMantan Kabareskrim Polri Komjen (Purn) Susno Duadji. (Foto: Susno Duadji/Instagram)

Pendidikan

Susno Duadji adalah lulusan Akabri Kepolisian pada 1977. Dia juga mengenyam berbagai pendidikan antara lain PTIK (S1), Hukum (S2), Manajemen, dan Sespati Polri. Dia pun mendapat kursus dan pelatihan di antaranya Senior Investigator of Crime Course (1988), Hostage Negotiation Course (Antiteror) di Universitas Louisiana AS (2000), Studi Perbandingan Sistem Kriminal di Kuala Lumpur Malaysia (2001), Studi Perbandingan Sistem Polisi di Seoul, Korea Selatan (2003), serta Training Anti Money Laundering Counterpart di Washington, DC, Amerika Serikat.

Baca juga:

Berita terkait
0
Ini Alasan Mengapa Pemekaran Provinsi Papua Harus Dilakukan
Mantan Kapolri ini menyebut pemekaran wilayah sebenarnya bukan hal baru di Indonesia.