Jakarta - Mantan atlet olimpiade asal Jerman, Susen Tiedtke, blak-blakan soal budaya seks bebas di kampung atlet. Ia mengatakan seks bebas yang dilakukan sejumlah atlet saat olimpiade tidak akan bisa dicegah.
Tiedke meragukan efektivitas usaha penyelenggara Olimpiade Tokyo untuk mencegah atlet berhubungan seks di masa pandemi seperti menyediakan tempat tidur kardus untuk para atlet. Menurut dia seks tidak dapat dihindari dengan berbagai cara apa pun.
“Larangan seks adalah bahan tertawaan bagi saya, itu tidak mungkin berhasil sama sekali, seks selalu menjadi isu di Desa Olimpiade,” kata Tiedtke seperti yang dikutip dari bild.de, Jumat, 30 Juli 2021.
Larangan seks adalah bahan tertawaan bagi saya, itu tidak mungkin berhasil sama sekali, seks selalu menjadi isu di Desa Olimpiade
Mantan atlet lompat jauh yang kini berusia 52 tahun ini pernah berkompetisi di Olimpiade 1992 dan 2000. Pada gelaran itu, ia bertemu dengan suaminya Joe Greene, sesama atlet lompat jauh di Olimpiade Barcelona.
Susen Tiedke menjelaskan, pelatih selalu mengatakan bahwa seks sebelum bertanding itu bukan ide bagus karena setelah berhubungan badan tubuh akan mulai dari ‘nol’ lagi untuk mendapatkan energi terbaiknya.
Namun berbeda jika berhubungan seks setelah pertandingan. Ia bercerita selalu mendengar ‘pesta’ orang lain, terkadang sampai tidak bisa tidur.
Melansir dari foxsports.com, seks telah lama menjadi isu sendiri di Olimpiade, dengan adanya kondom menjadi komoditas di desa-desa Olimpiade sejak pertama kali diberikan ke atlet pada di Seoul pada 1988.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh penjaga gawang sepak bola Amerika Serikat peraih medali emas, Hope Solo, kepada ESPN pada 2012. Ia mengatakan ada banyak seks yang terjadi di olimpiade. “Saya telah melihat orang-orang berhubingan seks di tempat terbuka, di rumput, di antara bangunan,” katanya. []
Baca juga
- Olimpiade Tokyo 2020 Akan Tetap Berlangsung Juli 2021
- Tokyo Hentikan Estafet Obor Olimpiade di Ibu Kota Tokyo