Survei Elektabilitas, Bobby Nasution Kalahkan Akhyar

Lembaga survei Medan Institute For Democracy (MIDE) memaparkan hasil survei Pilkada Medan 2020 yang diambil datanya di awal Agustus 2020.
Bobby Nasution - Aulia Rachman swa foto bersama kompetitornya Akhyar Nasution - Salman Alfarisi. (Foto: Tagar/Andi Nasution).

Medan - Lembaga survei Medan Institute For Democracy (MIDE) memaparkan hasil survei Pilkada Medan 2020 yang diambil datanya di awal Agustus 2020.

Lembaga yang diinisiasi sejumlah peneliti muda ini, mensurvei 1.000 responden serta menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error 3 persen.

Survei dilakukan tepatnya dalam periode 12-16 Agustus 2020 di seluruh kecamatan di Kota Medan.

Survei dilakukan sebelum adanya kepastian pasangan calon yang akan diusung partai politik peserta pilkada ini, terungkap tingginya popularitas dan elektabilitas bakal calon Wali Kota Bobby Nasution di banding nama lain yang saat itu berpotensi menjadi rivalnya, seperti Ihwan Ritonga, Akhyar Nasution, Salman Alfarisi, Maruli Siahaan, Hasyim dan lain-lain.

Peneliti MIDE, Ikhwanul Harahap mengungkapkan, perilaku responden dalam menjawab pertanyaan survei cukup dipengaruhi oleh persepsi ketidakpuasan terhadap pemerintah kota, terkait sejumlah isu seperti pelayanan publik, penanganan Covid-19 serta munculnya isu korupsi.

Dari hasil survei, permasalahan Kota Medan yang dikeluhkan oleh masyarakat, yakni korupsi 17,3 persen, jalan rusak 11,1 persen, banjir 10,9 persen, susah lapangan pekerjaan 10,3 persen, kriminalitas 10,1 persen, dan kemacetan 9,3 persen.

"Dari permasalahan yang ada di Kota Medan, masyarakat mengharapkan adanya program-program seperti akses lapangan kerja, pemerintahan yang bersih, perbaikan infrastruktur, dan lain sebagainya," katanya.

Jadi, ke depan wajar masyarakat ingin memiliki sosok yang bersih, tidak memiliki rekam jejak yang berkaitan dengan korupsi

Menyoal kriteria pemimpin Kota Medan, Ikhwanul menjelaskan, masyarakat menginginkan pemimpin yang jujur, bersih, dan bebas korupsi, pandai dan berwawasan luas, serta memiliki program yang mampu menjawab keluhan masyarakat Kota Medan terkait berbagai permasalahan yang ada.

Dalam survei ini, Ikhwanul juga memaparkan tingkat kepuasan terhadap kinerja Pemerintah Kota Medan.

Baca juga:

Masyarakat yang kurang puas sebanyak 52,3 persen, tidak puas 12,2 persen, dan puas 27,5 persen. Sementara, sangat tidak puas 3,0 persen, sangat puas 4,2 persen, dan 0,8 persen tidak menjawab.

Terkait pilkada, sebagian besar responden (56,3 persen) sudah mengetahui mengenai pelaksanaan Pilkada Kota Medan 2020, kemudian sebanyak 40 persen belum mengetahui dan sebanyak 3,2 persen menjawab tidak tahu atau tidak menjawab.

Untuk tingkat popularitas bakal calon Wali Mota dalam survei MIDE, yang tertinggi adalah Bobby Nasution (90,9 persen), mengalahkan kandidat lain seperti Akhyar Nasution (64,5 persen) dan Salman Alfarisi (29,1 persen).

Sementara melalui pertanyaan tertutup, terkait elektabilitas bakal calon Wali Kota, Ikhwan mengungkapkan Bobby Nasution mengungguli nama-nama lain, yakni 44 persen. Sementara Akhyar Nasution di angka 8,8 persen dan Salman 4 persen.

Pengamat politik yang juga peneliti Litbang Kompas, Yohan Wahyu menilai masalah Kota Medan yang dipaparkan MIDE, seperti masalah korupsi pastinya akan mendapat perhatian khusus dari calon pemilih maupun khususnya para calon wali kota.

"Seperti yang kita tahu, tiga kepala daerah Kota Medan berurusan dengan kasus korupsi. Jadi, ke depan wajar masyarakat ingin memiliki sosok yang bersih, tidak memiliki rekam jejak yang berkaitan dengan korupsi," katanya.

Dari hasil survei ini juga terungkap bahwa sebagian besar responden melihat faktor sosok anak muda (15,9 persen) menjadi alasan kuat dalam memilih calon Wali Kota Medan nantinya, selain faktor personal berwibawa (12,8 persen) dan berpengalaman (12,6 persen).

Faktor lain alasan adalah berwawasan luas (5,6 persen), merakyat (5,1 persen), tokoh baru (4,5 persen), putra daerah (3,7 persen), berjiwa sosial (2,2 persen), kesamaan partai politik (1,7 persen), dan taat beragama (1,7 persen).

Survei ini dilakukan sebulan sebelum pendaftaran para pasangan calon beserta partai pengusung ke KPU Kota Medan.

Tentu hasil survei elektabilitas calon kepala daerah Kota Medan ini masih akan terus bergerak setelah penetapan oleh KPU dipastikan akhir September nanti. []

Berita terkait
Bawaslu: DPS Pilkada 2020 di Simalungun Bermasalah
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Simalungun, Sumut, meragukan daftar pemilih sementara atau DPS untuk Pilkada 2020.
Belum Ada Bapaslon Pilkada Mamuju Memenuhi Syarat
Stelah KPU Mamuju melakukan verifikasi syarat calon Bupati dan Wakil Bupati Mauju, belum ada Bapaslon yang memenuhi syarat. Ini penyebabnya.
Paslon Pilkada Kabupaten Barru Sulsel Positif Narkoba
Salah seorang pasangan calon kepala daerah di Sulawesi Selatan (Sulsel), terkonfirmasi positif narkoba.
0
Investasi Sosial di Aceh Besar, Kemensos Bentuk Kampung Siaga Bencana
Lahirnya Kampung Siaga Bencana (KSB) merupakan fondasi penanggulangan bencana berbasis masyarakat. Seperti yang selalu disampaikan Mensos.