Surat untuk Kepala Sekolah SMPN 1 Turi Sleman

Mana mungkin Kepala Sekolah tidak mengetahui acara di sekolahnya? Surat untuk Kepsek SMPN 1 Turi Sleman usai tragedi pramuka susur sungai.
Sejumlah guru dan anggota pramuka melaksanakan doa bersama untuk korban susur sungai SMPN 1 Turi, Sleman di Alun-alun Tegal, Jawa Tengah, Sabtu, 22 Februari 2020. Mereka mendoakan agar satu korban segera ditemukan dan sembilan korban yang meninggal memperoleh pengampunan Allah SWT. (Foto: Antara/Oky Lukmansyah)

Tanggung Jawab di Mata Moral dan Hukum

Kepada Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Turi, Sleman, Yogyakarta. Dengan hormat. Saya sungguh amat kecewa dengan ucapan ibu di media yang mengatakan ibu tidak mengetahui sama sekali adanya acara susur sungai pada kegiatan kepramukaan di hari nahas itu yang menimbulkan jatuh korban jiwa murid-murid ibu. Akal sehat saya sama sekali tidak bisa menerima argumen ibu. Mana mungkin seorang Kepala Sekolah tidak mengetahui acara di sekolahnya?

Lepas benar atau tidak, jujur apa bohong, ibu terkesan menghindar dari tanggung jawab.

Dan, ucapan ibu sungguh menyakitkan hati orang tua murid terutama yang putra-putrinya jadi korban jiwa. Ini urusan nyawa anak manusia, bukan anak babi ngepet. Hanya ada satu kalimat yang pantas ibu ucapkan ke publik luas yaitu apa pun yang terjadi, ibu sebagai Kepala Sekolah akan bertanggung jawab.

 Mana mungkin seorang Kepala Sekolah tidak mengetahui acara di sekolahnya?

Saya baru bicara aspek moral, belum menginjak domain hukum. Ucapan ibu di media tidak serta merta membebaskan ibu dari jeratan hukum yang mungkin saja terjadi. Saya akan selalu kawal!

Saya berharap Polda DIY profesional, akuntabel dan transparan menangani kasus ini. Kami semua membutuhkan rasa keadilan.

Bersama dengan surat ini, saya juga menanyakan ke ibu sejauh apa tanggung jawab sekolah terhadap murid yang mengalami trauma di kepala karena terbentur batu, lecet-lecet di badan dan trauma kejiwaan. Apakah sekolah berencana melakukan detail investigasi kesehatan mereka?

Kalau saya jadi ibu, langkah pertama yang saya lakukan adalah mundur dari jabatan sebagai Kepala Sekolah, sebagai pertanggungjawaban moral. Bukan malah menjual muka innocent ke publik luas. Kita orang beragama, mestinya etika dan moral dikedepankan.

Saya mohon ibu mundur dari posisi ibu sebagai Kepala Sekolah, selain bentuk pertanggungjawaban moral, juga akan memudahkan ibu berurusan dengan penegak hukum, jika ternyata ada masalah hukum yang menjadi tanggung jawab ibu.

Saya masih sangat sedih dan berduka yang mendalam.

*Akademisi Universitas Gadjah Mada

Baca juga:

Berita terkait
Pembina Pramuka SMPN 1 Turi Sleman Tersangka
Polda DIY menetapkan satu tersangka musibah susur sungai Sempor. Tersangka itu tak lain pembina Pramuka sekaligus guru SMPN 1 Turi.
Duka SMPN 1 Turi Sleman dari Keluarga Magelang
Suwarno tak ada firasat atas kepergian putrinya, Sovie Aulia, pelajar SMPN 1 Turi Sleman, salah satu korban susur sungai Sempor.
Pembina Pramuka SMPN 1 Turi Sleman Lalai
Ketua Kwarda Pramuka DIY GKR Mangkubumi menyebutkan pembina pramuka SMPN 1 Turi lalai yang tidak membaca prakiraan cuaca yang dirilis BMKG.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.