Sumbar alami Fenomena MJO

BMKG Sumatera Barat beberapa hari ke depan akan dimulai dengan berawan pada pagi hari, disusul hujan ringan pada siang hari.
Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Stasiun BIM, Yudha Nugraha.(Foto: Tagar/Rina Akmal)

Padang - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi cuaca di wilayah Sumatera Barat dalam beberapa hari ke depan akan dimulai dengan berawan pada pagi hari, disusul hujan ringan pada siang hari, kemudian kembali berawan di malam hingga dini hari. Hal ini disebabkan munculnya aktivitas gelombang atmosfer Madden Julian Oscillation (MJO).

Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Stasiun BIM, Yudha Nugraha mengatakan, MJO dapat menyebabkan peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan yang cukup signifikan di wilayah Indonesia dalam beberapa hari ke depan. Begitu juga di Sumbar, ada potensi hujan beberapa tiga hari ke depan.

"Gangguan cuaca jangka pendek yang disebut dengan MJO, dimana bisa menyebabkan daerah pertemuan angin di sekitar Sumbar dan berpotensi meningkatkan jumlah awan hujan," kata Yudha, Selasa 27 Agustus 2019 di Padang.

Yudha menjelaskan, dampak yang akan dirasakan di Sumbar berupa potensi hujan ringan. Namun, tiap daerah di wilayah Sumbar beragam kondisi cuacanya karena faktor geografis dan topografis. Seperti, wilayah Pasaman Barat, Agam, Pasaman, Bukitinggi lebih tinggi curah hujannya dibandingkan wilayah Limapuluh Kota, Payakumbuh, Padang Panjang, Padang, dan Solok.

Terkait suhu udara, kata Yudha, sekitar 19 hingga 30 derajat Celcius dengan kelembaban udara mencapai 70 hingga 98 persen, dan kecepatan angin 04 hingga 16 kilometer per jam dari Utara hingga Barat Daya. Untuk itu, BMKG mengingatkan agar mewaspadai potensi hujan sedang hingga lebat disertai kilat/petir, serta angin kencang.

Selain potensi hujan lebat, sebut Yudha, potensi gelombang tinggi 2.5 hingga 4.0 meter diprakirakan terjadi di Padang hingga Kepulauan Mentawai, Perairan Enggano Bengkulu. Potensi gelombang tinggi 2.5 meter ada di perairan samudra Hindia Barat Kepulauan Mentawai, perairan Bengkulu, Samudra Hindia Barat Bengkulu.

Yudha juga mengingatkan, agar nelayan memperhatikan risiko angin dan gelombang bagi keselamatan pelayaran. Perahu nelayan (pada kecepatan angin lebuh dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2.5 meter). Sementara, untuk kapal ukuran besar seperti kapal Kargo atau kapal pesiar, berisiko tinggi bila kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter.

BMKG mengimbau, masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak lanjutan akibat cuaca yang dapat ditimbulkan seperti jalan licin, genangan, banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, dan pohon tumbang.

"Bagi masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir pantai yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," kata Yudha.

BMKG terus mengupdate informasi terkait dengan kondisi cuaca dan menginformasikannya kepada para nelayan melalui Radio Pantai Teluk Bayur dan Display Informasi Cuaca Maritim. Serta, memasang dibeberapa tempat seperti di perikanan samudera Bungus dan pelabuhan perikanan pantai cerocok Pesisir Selatan. []

Baca juga:

Berita terkait
Abrasi Kikis Garis Pantai Sumatera Barat, Warga Risau
Abrasi pantai menerjang Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Apabila pemerintah tidak cepat turun tangan, maka warga sekitar dapat terkena dampak.
Masjid Raya Sumatera Barat Kian Ramah Disabilitas
Masjid Raya Sumatera Barat telah menjadi rumah ibadah ramah disabilitas dengan tersedianya empat buah kursi roda.
Cintai Fauna dan Sayangi Bumi Sumatera Barat
Kegiatan konservasi-edukasi penyu di Pesisir Selatan, Sumatera Barat digagas Laskar Turtle Camp. Selain itu, pengunjung diajak menanam mangrove.
0
Panduan Pelaksanaan Salat Iduladha dan Ibadah Kurban 1443 Hijriah
Panduan bagi masyarakat selenggarakan salat Hari Raya Iduladha dengan memperhatikan protokol kesehatan dan melaksanakan ibadah kurban