Sulastri yang Mengabdi di Pedalaman Aceh

Kepala Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Kala Wih Ilang, Sulastri mendapat penghargaan dari Menteri Agama RI.
Kepala Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Kala Wih Ilang, Sulastri mendapat penghargaan dari Menteri Agama RI dalam acara Ekpose Kompetensi dan Profesionalitas Guru Madrasah 2019. (Foto: Tagar/Istimewa)

Aceh - Kepala Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Kala Wih Ilang, Sulastri mendapat penghargaan dari Menteri Agama RI dalam acara Ekpose Kompetensi dan Profesionalitas Guru Madrasah 2019.

Sulastri bersama 4 guru lainnya dari berbagai provinsi di Indonesia dinobatkan sebagai kepala sekolah sekaligus guru insipiratif atas jasanya dalam membangun dan mengabdi di Madrasah pedalaman Aceh.

Penghargaan berupa uang tunai sejumlah Rp 20 juta, tropi dan sertifikat diserahkan Kemenag yang diwakili oleh Direktur Pendidikan dan Agama Bappenas RI, Amich Alhumami, Selasa 10 Desember 2019 di Bell Swiss Hotel Jakarta.

Sulastri bukanlah guru pns, dia adalah penyuluh non PNS yang mengabdi di MIS Wih Ilang yang terletak di Dusun Kala Wih Ilang, Kecamatan Pegasing, Kabupaten Aceh Tengah.

Di sela-sela penerimaan penghargaan, Sulastri menceritakan pengalamannya dalam membangun MIS Wih Ilang. Dia menceritakan, kondisi Wih Ilang yang tertinggal serta kondisi masyarakat yang hidup dalam keberagaman membuatnya termotivasi untuk mendirikan madrasah.

"Masyakarat di dusun Kala Wih Ilang berlatar belakang budaya dan agama yang berbeda namun hidup rukun dan damai," ujarnya.

Jalan berliku telah dilaluinya dalam menjalankan tugasnya sebagai guru di madrasah tersebut. Kondisi ruang belajar yang jauh kata layak, kemudian kondisi jalan menuju sekolah yang memprihatinkan membuatnya mengalami keguguran sebanyak 2 kali.

Atas kesempatan tersebut, Sulastri menyampaikan terimakasih kepada Kakanwil Kemenag Aceh yang telah menaruh perhatian penuh untuk membantu pembangunan madrasah di pedalaman Aceh, khususnya MIs Kala Wih Ilang.

"Terimakasih bapak Kakanwil, yang telah menjadi Ama (Ayah) Kala Wih Ilang, sejak tahun 2017 sudah berkali kali mengunjungi kami di sana, dan saat ini juga memfasilitasi alumni perdana MIS Kala Wih Ilang untuk melanjutkan pendidikan di ma'had di Banda Aceh," ujar Sulastri.

Dusun Kala Wih Ilang berlatar belakang budaya dan agama yang berbeda namun hidup rukun dan damai.

Ia juga mengapresiasi Kakanwil Kemenag Aceh, Daud Pakeh yang turun langsung untuk melihat kondisi madrasah yang dipimpinnya. Ia menyebutkan, Daud Pakeh sudah beberapa kali kesana dan masyarakat disana memberikan gelar Ama (ayah) untuk Daud Pakeh atas jasanya untuk Kala Wih Ilang.

"Saya sangat berterima kasih kepada Kakanwil Kemenag Aceh Bapak Daud Pakeh," kalau tidak salah sudah 7 kali kesana dan juga pernah bermalam di MIS Kala Wih Ilang," ujarnya.

Ia berharap pemerintah dapat memberikan perhatian yang sama terhadap sekolah-sekolah yang ada di pedalaman. Terutama, persoalan pembangunan sarana dan prasarana yang harus merata.

Selain itu, ia berharap pemerintah juga dapat membangun tempat tinggal bagi guru Wih Ilang sehingga para tenaga pengajar dapat tinggal di komplek sekolah dan aktivitas belajar mengajar dalam berjalan dengan baik.

Sebagai bentuk perhatiannya terhadap MIS Kala Wih Ilang, Kanwil Kemenag Aceh juga telah merilis film dokumenter berjudul cahaya di atas bukit Pelangi Sang Pemimpi. Film tersebut mengisahkan perjuangan Sulastri saat mendirikan MIS Kalah Wih Ilang serta pembangunan fisik madrasah tersebut yang dilakukan oleh Kanwil Kemenag Aceh.

Film Dokumenter "Cahaya di Atas Bukit" dan "Pelangi Sang Pemimpi" karya Kemenag Aceh yang mengisahkan dua madrasah di Aceh dan sosok inspiratif guru dan pendiri madrasah tersebut menuai berkah, mulai dari selesainya pembangunan madrasah tersebut sampai Ibu Sulastri, Kepala madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Kala Wih Ilang mendapat undangan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Agama Islam Kemenag RI ke Jakarta pada Senin 9 Desember 2019.

Dalam film ini juga mengisahkan tentang pendidikan di Gampong Jambo Rambong Kec Tamiang Hulu, Aceh Tamiang, di mana terdapat Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) al-Kautsar yang dindingnya terbuat dari tepas bambu.

Berkah Film Dokumenter tersebut, sejumlah pihak hadir untuk membantu pembangunan kedua Madrasah tersebut dan kini telah memiliki gedung representatif, bahkan hari ini, sosok Sulastri juga menerima penghargaan Kemenag RI.

Ia mengatakan, Sebelumnya Kemenag Aceh telah mengirimkan profil ibu Sulastri sebagai guru atau sosok inspiratif yang mengabdi dan membangun Madrasah di Pedalaman Aceh, yang di kemas dalam judul "Pelangi Sang Pemimpi".

"Alhamdulillah profil tersebut menuai hasil dan Ibu Sulastri di undang ke Jakarta," kata Zulkifli Kasi GTK Kanwil Kemenag Aceh yang mendampingi Sulastri pada kegiatan di Jakarta.[]

Berita terkait
Alasan Ombudsman Kritik Pemprov Aceh Beli 4 Pesawat
Pemerintah Aceh berencana akan membali pesawat terbang N219 untuk meningkatkan konektivitas antar wilayah di provinsi itu.
12 Tahapan Seleksi Tes CPNS di Aceh Barat Daya
Sebanyak 12 tahapan proses seleksi penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun 2019 di Kabupaten Aceh Barat Daya, Aceh.
12 Tahapan Seleksi Tes CPNS di Aceh Barat Daya
Sebanyak 12 tahapan proses seleksi penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun 2019 di Kabupaten Aceh Barat Daya, Aceh.
0
Kesengsaraan dalam Kehidupan Pekerja Migran di Arab Saudi
Puluhan ribu migran Ethiopia proses dideportasi dari Arab Saudi, mereka cerita tentang penahanan berbulan-bulan dalam kondisi menyedihkan