Sukur Nababan Tegaskan PDIP Bukan Partai Komunis

Sukur Nababan memberikan semangat kepada para kader saat melaksanakan Konfercab Serentak se-Sumatera Utara.
Ketua DPP PDIP Sukur Nababan memberikan arahan kepada ratusan kader PDIP di Sumatera Utara. (Foto: Tagar/Fernandho Pasaribu)

Simalungun - Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan Sukur Nababan memberikan semangat kepada para kader saat melaksanakan Konferensi Cabang (Konfercab) Serentak PDI Perjuangan se-Sumatera Utara di Balai Harungguan Bolon, Parapat, Kabupaten Simalungun, Sabtu 13 Juli 2018.

Ratusan kader hadir di Konfercab Zona II itu dari Kabupaten Simalungun, Kota Pematangsiantar, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Samosir, Kota Sibolga, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten Dairi, dan Kabupaten Pakpak Bharat.

Turut hadir, Mangapul Purba selaku Ketua Badan Pemenangan Pemilu Jokowi-Ma'ruf Amin, Wakil Bupati Simalungun Amran Sinaga dan Sekretaris Daerah Simalungun Gidion Purba.

Sukur mengatakan, pertemuan mereka di tempat tersebut karena memiliki komitmen dan tujuan yang sama.

"Saya selalu mengatakan dimana pun saya berada. Di setiap kesempatan berbicara dengan seluruh kader PDIP. Kita bersama-sama di ruangan ini bukan karena seragam kita sama. Kita ada di sini karena kita satu tujuan, itulah ideologi Pancasila. Itulah yang menyatukan kita, bukan seragam yang menyatukan kita," katanya.

Dia juga bercerita tentang suka duka saat sedang berada di luar Sumatera Utara. Pasalnya, partai berlogo kepala banteng itu kerap dicap sebagai partai komunis dan antiIslam. Menurut dia, opini sesat itu menjadi penyebab terpecah belahnya sesama masyarakat di Indonesia.

"Saat kita jatuh, maka kekuatan bangsa ini akan jatuh. Saya ingat seperti di Jawa Barat, Bekasi dan Depok yang persaingannya sangat berat sekali. Karena, PDIP di sana sudah tergambar partai penista agama, partai kafir, partai komunis. Jadi langsung terbelah. Partai Islam dan partai antiIslam. Jadi kita masuk dalam partai antiIslam," cetusnya.

Jangan jumawa, jangan sombong. Menang! Selamat untuk kalian semua. Tetapi jangan jadi lupa, pertarungan kita belum selesai

Dengan keyakinan yang kuat, dia selalu berupaya menjelaskan kepada masyarakat bahwa apa yang dikatakan orang-orang tentang PDI Perjuangan tidaklah benar. Bahkan, dia rela melepaskan posisinya di PDI Perjuangan jika ada orang komunis di dalamnya.

"Saya jelaskan kepada masyarakat Jawa Barat. Di setiap kesempatan, saya katakan jika ada orang komunis di PDIP, saya akan ke luar. Kekuasaan bagi saya tidak ada artinya. Ideologi yang paling penting, karena tidak ada satu pun di PDIP yang komunis. Jika ada orang yang antiagama atau keyakinan, saya yang duluan akan ke luar," jelasnya.

Dikatakannya, seluruh kader yang ada di PDI Perjuangan merupakan orang-orang yang religius dan saling menghargai satu sama lainnya.

"Semua pengurus mulai dari ranting sampai pengurus umum, semua religius, yakin terhadap keyakinannya masing-masing. yang Islam, Islam sejati. yang Nasrani, Nasrani sejati. yang Budha, Budha sejati dan yang Hindu, Hindu sejati. Semua religius, apa yang salah dengan saling menghormati, apa yang salah dengan saling mencintai. Saya selalu bilang kalau kami semua religius, dan kami saling menghormati menurut keyakinan kami masing-masing. Itulah PDIP, tidak ada yang salah dengan itu. Kami tidak ada kata-kata untuk saling membenci," terangnya.

Selanjutnya, dia mengatakan dengan tegas agar para kader tidak melakukan politik busuk demi suatu jabatan.

"Yang perlu saya sampaikan adalah, bekerja itu bukan untuk suatu jabatan. Tetapi bekerja itu adalah untuk membangun suatu reputasi. Jangan mencari jabatan, jangan lakukan politik busuk dengan suatu jabatan," cetusnya.

Meskipun adanya pergantian pengurus partai di setiap tempat, dia meminta agar seluruh kader menerima keputusan dari pimpinan pusat yakni Megawati Soekarnoputri.

Pun begitu, meski telah memenangkan pilpres dan pileg di beberapa daerah, dia meminta agar tidak jumawa. Karena perjuangan partai masih berat.

"Jangan jumawa, jangan sombong. Menang! Selamat untuk kalian semua. Tetapi jangan jadi lupa, pertarungan kita belum selesai. Pertarungan masih panjang. Masyarakat masih percaya dengan PDIP. Maka dari itu, mari kita jaga kepercayaan itu," katanya.

Dia mengingatkan agar semua kader dan pengurus menjaga konstituen, dan menjaga masyarakat serta jangan melakukan hal-hal yang mengecewakan dan merugikan masyarakat.[]

Baca juga:

Berita terkait