Sukses Promosi dan Kampiun Liga 2, PSS Diganjar Sanksi Komdis PSSI

Manager PSS Sleman Sismantoro tegas akan mengajukan banding.
Pemain PSS Sleman melakukan selebrasi setelah memastikan promosi Liga 1 musim depan usai mengalahkan Kalteng Putra di Stadion Maguwoharjo, Rabu (28/11). Di dua laga kandang Liga 1 mendatang, PSS terancam tidak bisa disaksikan suporter setianya di kandang karena Komdis PSSI memberi sanksi. (Foto: Tagar News/Ridwan Anshori)

Sleman (Tagar 12/12/2018) - PSS Sleman sukses naik takhta ke kasta tertinggi Liga 1 musim depan. Tim Super Elang Jawa juga sukses memboyong gelar juara Liga 2 setelah mengalahkan Semen Padang 2-0 di partai final.

Sayangnya, dua prestasi membanggakan tersebut berbuah pahit. Komisi Disiplin (Komdis) PSSI memberikan sanksi kepada PSS Sleman. Sanksi diberikan karena suporter PSS Sleman menyalakan flare atau kembang api saat laga final masih berlangsung.

Sanksinya lumayan berat. Pertama, PSS Sleman dalam dua kali laga kandang tanpa dihadiri penonton. Sanksi laga tanpa penonton diberlakukan untuk musim depan, PSS Sleman berlaga resmi di Liga 1. Sanksi yang kedua, PSS didenda Rp 150 juta.

Manager PSS Sleman Sismantoro mengaku sudah mendengar secara informal kabar yang tidak mengenakkan tersebut. "Kami sudah mendegarnya, namun sampai saat ini belum menerima secara resmi soal sanksi dari Komdis PSSI tersebut," kata Sismantoro kepada Tagar News di Sleman,  Rabu (12/12).

Sismantoro dengan tegas bakal mengajukan banding begitu surat resmi dari Komdis PSSI diterimanya. Banding berupa keringanan atau bahkan penghapusan hukuman. "Kami pasti mengajukan banding," tegasnya.

Lurah Candi Binangun, Kecamatan Pakem ini mengakui, sanksi dua laga tanpa penonton merupakan sanksi berat. Utamanya, secara finansial tidak mendapat pemasukan dari tiket penonton. "Dua laga home tanpa penonton itu berat. Kalau cuma denda Rp 150 juta nggak masalah," ujarnya.

Sanksi tersebut murni disebabkan suporter PSS Sleman sendiri. Mereka merayakan kemenangan timnya yang mampu membawa gelar juara Liga 2 musim 2018. "Suporter merayakan kegembiraannya, memang alangkah baiknya (menyalakan flare) dilakukan setelah pertandingan selesai. Tapi kami ambil positifnya saja," paparnya.

Wajar jika suporter PSS Sleman bersuka cita. Pasalnya sejak berdiri 1976, PSS Sleman belum pernah sekali pun memboyong gelar juara Liga 2. Jadi ini adalah trofi perdana di usianya yang ke-42 tahun ini. "Kalau promosi (ke kasta tertinggi) sudah, saat masih bernama Divisi Utama. Kalau yang juara dapat piala belum," kata Sismantoro.

Seperti diketahui, pada laga final Liga 2 yang digelar di Stadion Pakansari Cibinong 4 Desember lalu, PSS Sleman mengalahkan Semen Padang 2-0. Dua gol dicetak oleh Cristian Gonzales dan Rival Lastori.

Sayangnya, saat laga belum berakhir, supoter PSS sudah merayakan kemenangan dengan menyalakan flare di dalam stadion. Menyalakan flare saat pertandingan masih berlangsung merupakan pelanggaran disiplin.

Musim ini, PSS Sleman mendapat sanksi dari Komdis PSSI bukan kali ini saja. Saat babak delapan besar Liga 2/2018 di Stadion Maguwoharjo Sleman, PSS juga mendapat sanksi karena suporter tuan rumah melakukan pemukulan terhadap ofisial Madura FC.

Komdis PSSI memberikan sanksi kepada PSS Sleman berupa laga kandang tanpa suporter. Setelah managemen berkomunikasi dengan Komdis, ternyata penonton tetap diperbolehkan menyaksikan langsung ke stadion. Namun syaratnya tidak boleh ada atribut suporter seperti banner, syal, spanduk serta nyanyian di sepanjang laga.

Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.