Sukses Antarkan 2 Tim Promosi Liga 1, Kini Rangga Fokus Kuliah

Rangga tercatat sebagai pemain yang ikut andil mengantarkan dua tim yang berbeda promosi ke kasta tertinggi Liga 1.
Rangga tercatat sebagai pemain yang ikut andil mengantarkan dua tim yang berbeda promosi ke kasta tertinggi Liga 1. (Foto: Tagar/Ridwan)

Yogyakarta, (Tagar 20/12/2018) - Di kalangan pencinta sepak bola Tanah Air, mungkin tidak asing lagi dengan sosok Rangga Muslim Perkasa. Dia tercatat sebagai pemain yang ikut andil mengantarkan dua tim yang berbeda promosi ke kasta tertinggi Liga 1. Dua tim tersebut adalah Persebaya Surabaya dan PSS Sleman.

Siapa sebenarnya Rangga Muslim? Dia lahir di Bima, Nusa Tenggara Barat 13 Mei 1994. Saat ini masih tercatat sebagai Mahasiswa Teknik Universitas Muhammadiyah Yoogyakarta (UMY). Dunia akademiknya sempat tersendat, namun karirnya moncer di sepak bola.

Pada 2011 lalu, Rangga mengawali karir sepak bola amatir di kampusnya, PS Hizbul Wathan (HW) UMY. Di tahun pertama, Rangga berhasil mengantarkan PS HW UMY menjuarai Piala Wali Kota Divisi Utama. 

Lalu bergabung dengan tim lokal, Tunas Jogja peserta Divisi I Badan Liga Amatir Indonesia (BLAI). Dalam even Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (Pomnas), sukses mengantarkan Tunas Jogja sebagai runner up.

Tiga tahun berselang, Rangga mengikuti seleksi di PSIM Yogyakarta yang berlaga di Liga 2, dulu bernama Divisi Utama. Rangga lolos seleksi lalu dikontrak secara resmi oleh tim Laskar Mataram. Di tim yang bermarkas di Kota Yogyakarta ini, Rangga menjadi pesepakbola profesional.

Penampilannya yang cemerlang selama tiga tahun bersama PSIM, membuat Persebaya Surabaya kepincut meminangnya. Rangga berlabuh membela tim kebanggaan Bonek. Di musim perdananya di bawah asuhan pelatih asal Brazil, Alfredo Vera, Persebaya promosi ke Liga 1. Bajul Ijo juga sukses merengkuh gelar juara Liga 2.

Rangga seperti mengalami deja vu di karir sepakbolanya. Ikut andil sukses bersama Persebaya, ia kemudian kembali ke Yogyakarta, bergabung bersama PSS Sleman. Di musim perdananya persama PSS Sleman, Rangga punya andil membawa tim Super Elang Jawa promosi Liga 1 sekaligus mengantarkan juara Liga 2.

Rangga mengaku, pencapaian di karir sepakbolanya tidak mudah. Ada banyak hambatan meraih sukses di dunia sepak bola profesional, salah satunya kuliah. 

"Proses dimulai dari PS HW UMY, ikut seleksi masuk PSIM, hingga membantu Persebaya dan PSS Sleman juara Liga 2.  Tentu tidak mudah, karena saya harus membagi waktu dengan kuliah, di satu sisi saya harus bisa professional," kata Rangga, Kamis (20/12).

Kuncinya harus pandai mengatur waktu. Siang menyempatkan diri kuliah, karena pagi dan sore harus menjalani latihan bersama tim. 

"Tapi jujur saja, saya sering izin nggak masuk kuliah, terutama saat tim berlaga di kompetisi," ungkapnya.

Menurut dia, PSS Sleman merupakan tim yang paling menyita waktu. Bermain di Liga 2, PSS Sleman menjalani jadwal pertandingan yang sangat padat. Mulai dari babak penyisihan grup, babak delapan besar sampai semifinal dan final. Rata-rata PSS Sleman menjalani laga sekali dalam empat hari.

Lantas apa keinginannya ke depan, melanjutkan kuliah atau fokus sebagai pesepakbola profesional? Rangga lebih memilih menyelesaikan kuliah dulu, perjalanan karir sepak bolanya sementara dihentikan dulu. Kemungkinan besar tidak memperpanjang kontraknya bersama PSS Sleman.

Rangga mengatakan, kontraknya di PSS Sleman berakhir Desember 2018 ini, sama seperti mayoritas pemain Laskar Sembada lainnya. 

"Kontrak saya di PSS Sleman sampai Desember 2018, rencana ke depannya saya mau fokus dulu untuk menyelesaikan kuliah," kata pemain yang biasa menepati posisi sayap kiri itu.

Menyelesaikan kuliah adalah pilihan Rangga. Hal itu tak lepas pesan dari Pelatih HW UMY Sadmoyo Budi Santoso. Saat itu dia berpesan meski sudah terjun di sepakbola profesional, tidak melupakan akademik.

Sadmoyo mengaku senang saat Rangga pindah dari Persebaya ke PSS Sleman. Artinya, peluang untuk menyelesaikan kuliah lebih berpeluang dibanding jauh di luar kota. 

"Senang dia memutuskan pindah ke PSS Sleman. Lebih dekat dengan kampus UMY dan bisa menyelesaikan kuliahnya," katanya.

Dia mengaku bangga punya murid seperti Rangga. Kampus UMY bangga memilikinya. Selain itu, kesuksesannya mengolah si kulit bundar membuat Rangga menjadi panutan bagi para junior di HW UMY. 

"Meski karir sepak bolanya cemerlang, saya juga berpesan kepadanya untuk tidak sombong," pungkasnya. []

Berita terkait
0
Penduduk Asli Pertama Amerika Jadi Bendahara Negara AS
Niat Presiden Joe Biden untuk menunjuk Marilynn “Lynn” Malerba sebagai bendahara negara, yang pertama dalam sejarah Amerika Serikat (AS)