Sujiwo Tejo: Baiknya Petinggi Dulu Divaksin, Berani?

Budayawan kontemporer, Sujiwo Tejo meminta pemimpin memberi contoh agar melakukan vaksin terlebih dahulu sebelum diujikan kepada masyarakat.
Tangkapan layar cuitan Sujiwo Tedjo di akun Twitter, Sabtu, 24 Oktober 2020. (Foto: Tagar/Rifa Yanas)

Jakarta - Rencana pemerintah untuk melakukan vaksinasi November 2020 mendapat beragam tanggapan banyak pihak. Budayawan kontemporer, Sujiwo Tejo meminta pemimpin memberi contoh agar melakukan vaksin terlebih dahulu sebelum diujikan kepada masyarakat.

"Tentang vaksinasi Corona baiknya para petinggi dulu yang divaksin, setelah terbukti mereka berani divaksin baru rakyat akan berani," ujar Sujiwo Tejo lewat akun Twitternya @sujiwotedjo, Sabtu, 24 Oktober 2020.

Menurut pria yang menyebut dirinya Presiden Jancukers itu, petinggi negara harus menjadi teladan bagi rakyatnya. Hal itu, katanya sesuai dengan ajaran Ki Hadjar Dewantara. Karenanya, ia meminta pejabat elit Indonesia tidak menghianati ajaran tersebut.

"Ini sesuai dgn ajaran Ki Hadjar Dewantara bahwa pemimpin itu harus “Ing ngarso sung tulodo” (di depan memberi contoh). Jangan khianati Ki Hadjar," tegasnya.

Bagi Sujiwo Tejo, sebagai pencetus ide program vaksinasi, sudah selayaknya pemimpin tampil di depan memberikan contoh yang baik agar rakyat berani.

"Kalau idenya dari rakyat, pemimpin mendukung dari belakang (tut wuri handayani). Kalau idenya dari pemimpin, pemimpin harus di depan ngasih contoh (ing ngarso sung tulodho)," tulis Sujiwo Tejo dalam cuitan lainnya.

Apa yang dinarasikan Sujiwo Tejo, juga digaungkan Persaudaraan Alumni (PA) 212 yang meminta Kepala BNPB Doni Monardo dan anggota Satuan Tugas Penanganan Covid-19 untuk mencoba vaksin virus corona, sebelum memulai vaksinasi secara massal pada November 2020 mendatang.

"Jelas lah, mereka (Doni Monardo cs) harus mencobanya sendiri, lalu baru tertib teratur dari presiden, menteri terus ke bawah sampai rakyat," kata Novel Bamukmin kepada Tagar, Sabtu, 24 Oktober 2020.

"Sangat berbahaya sekali, karena hanya mencari keuntungan semata, sehingga faktor keselamatan sudah menjadi nomor sekian," ujarnya.

Sepengetahuannya, pandemi di seluruh dunia hanya terjadi dengan siklus ratusan tahun dengan tipikal virus yang berbeda-beda. Menurutnya, kabar beredarnya vaksin dalam waktu dekat ini bukanlah kabar menggembirakan.

"Dan adapun wabah sebelumnya yang sudah terjadi hampir 100 tahunan yaitu flu spanyol, kolera, dan sebagainya, dan itu tidak terjadi lagi. Sehingga, vaksin untuk Covid-19 ini hanya sia-sia saja, bahkan berbahaya untuk kelangsungan hidup ke depan di usia cukup matang," ucap eks Jubir Front Pembela Islam (FPI) itu.[]

Berita terkait
Tangis Sekaligus Tawa Joker ala Sujiwo Tejo
Seniman serba bisa Sujiwo Tejo menunjukan kemampuan aktingnya dengan meniru adegan tangis sekaligus tawa ala Joker versi aktor Joaquin Phoenix.
Rocky Gerung : 3 Vaksin Persis Omnibus Law, Dipercepat
Rocky Gerung menilai penyebaran vaksin terlalu cepat seperti pembahasan omnibus law.
Wow, Harga Remdesivir di Amerika Dipatok Rp 9 Juta Sehari!
Obat virus corona Remdesivir di Amerika dilaporkan sudah melebihi permintaan, harganya kini Rp 45 juta untuk paket pengobatan selama lima hari.
0
Dua Alasan Megawati Belum Umumkan Nama Capres
Sampai Rakernas PDIP berakhir, Megawati Soekarnoputri belum mengumumkan siapa capresnya di Pilpres 2024. Megawati sampaikan dua alasan.