Jakarta - “Melalui seminar tadi, saya mendukung seluruh civitas serta para dosen untuk menyadarkan mahasiswa mengenai jati dirinya, kemampuan teknis mahasiswa memang penting dimiliki, tapi saat ini yang lebih penting dan mendesak ialah meningkatkan kemampuan kesadaraan akan jati dirinya,” tutur Sujiwo Tejo, Rabu 30 Agustus 2017 dalam acara seminar bertajuk Bangun Nusantara Dengan Sinergi Mahasiswa yang merupakan rangkaian kegiatan dari acara Esgul Welcoming Days 2017 di kampus Esa Unggul.
Dalam seminar tersebut Sujiwo Tejo menyampaikan pesan kepada para peserta seminar yang merupakan mahasiswa baru untuk dapat menyadari pentingnya membentuk jati diri. Pembentukan jati diri ini penting dilakukan oleh para mahasiswa baru dikarenakan saat ini banyak anak muda yang kehilangan arah dalam mencapai masa depannya.
Presiden Janckuers ini menjelaskan kesadaraan jati diri yang harus dimiliki oleh para mahasiswa baru saat ini ialah mereka harus bisa menentukan arah ingin menjadi seperti apa kelak, jangan melakukan hal-hal yang seharusnya bukanlah ranah mereka atau bukan menjadi pasion mereka.
“Kesadaraan jati diri ini seharusnya dapat dipupuk semenjak mereka memulai menjadi mahasiswa, karena kelak ketika mereka lulus, jati diri mereka sudah terbentuk. Jika ingin menjadi insinyur, ingin menjadi insinyur seperti apa, menjadi sarjana hukum, sarjana hukum seperti apa. Jangan melakukan hal yang setengah-setengah sehingga penting menemukan jati diri sedini mungkin,” tuturnya.
Salah satu tempat untuk menemukan jati diri mahasiswa ialah melalui kebudayaan, Sujiwo tejo melanjutkan jati diri anak muda saat ini memang tergerus oleh teknologi dan Informasi yang semakin deras masuk ke lingkungan generasi muda, tidak jarang mereka hanyut dalam arus globalisasi dan modernitas.
Menurut Tejo, globalisasi dan moderenitas seharusnya bukan menjadi alasan anak muda melupakan kebudayaan yang menjadi jati dirinya karena di belahan dunia lain kebudayaan indonesia justru lebih dilestarikan dan dibudayakan menjadi sebuah hal baru dan keren.
“Sayangnya kebanyakan generasi muda Indonesia saat ini tidak mengerti dan tidak memahami betapa kerennya budaya yang mereka miliki, padahal seperti di Amerika dan Inggris budaya kita dihargai dengan sangat tinggi, di amerika saja sudah tersebar 400 kelompok Gamelan dan kebanyakan pencinta budaya jawa di Inggris mereka bisa berbicara jawa Kromoninggil,” ujarnya.
Seniman yang pernah menjadi wartawan kompas ini pun berharap nantinya mahasiswa dapat meresapi materi yang telah dia terangkan selama seminar kebudayaan tersebut, sehingga mahasiswa dapat menemukan jati diri mereka dan tidak melupakan kekayaan budaya indonesia. []
Baca juga
- Darmizal: Abdee Slank, Jati Diri Milenial yang Berpotensi
- Ahok: Dalam Hening Sepi, Kita Dapat Menemukan Jati Diri