Semarang, (Tagar 14/3/2018) - Tingginya tingkat elektabilitas calon gubernur Jateng petahana Ganjar Pranowo tidak membuat rivalnya, Sudirman Said ciut nyali. Kondisi tersebut malah jadi motivasi Sudirman untuk lebih sering turun ke bawah, mengenalkan diri ke masyarakat Jateng.
"Dimana-mana incumbent pasti lebih kuat, tapi suatu ketika hasilnya bisa cross atau menyalip," ucap Sudirman Said usai mengisi kuliah umum di Universitas Islam Sultan Agung, Semarang, Rabu (14/3).
Menurut calon gubernur yang akrab disapa Pak Dirman ini, dalam pertarungan politik apapun bisa terjadi. Yang pasti, semua hasil survei menjadi cerminan dirinya dan tim. Hanya saja, assessment yang dipakai bukan cuma survei kuantitatif, namun juga kualitatif.
Dan dari keyakinan timnya, elektabilitas Sudirman Said dan Ida Fauziyah terus merangkak naik, hingga tembus dua digit.
"Dulu saya di pasar dicuekin orang, sekarang mulai ditegur, disapa, diminta foto. Itu kan juga ukuran," sambung Pak Dirman.
Survei terbaru yang dikeluarkan tim Litbang Kompas memperlihatkan dominasi elektabilitas Ganjar Pranowo-Taj Yasin terhadap Sudirman Said-Ida Fauziyah. Elektabilitas Sudirman-Ida hanya 11,8 persen dan terpaut jauh dari petahana yang menggandeng putra Mbah Maimoen Zubair, yakni 79 persen.
Dari sisi popularitas, Sudirman Said-Ida juga masih tertinggal jauh dari kompetiternya. Popularitas Ganjar Pranowo secara pribadi mencapai 78,4 persen, sedangkan Sudirman Said sebesar 26 persen. Sementara Taj Yasin unggul sedikit, sebesar 16,3 persen dibanding Ida Fauziyah sebesar 12,4 persen.
"Meski 79 persen, tapi itu soal dikenal, dan kalau kepala daerah yang sudah kerja lima tahun levelnya tidak mencapai segitu, ya ngapain selama ini?" ucapnya.
Disisi lain, hasil survei tersebut menunjukkan upaya yang telah dilakukan Pak Dirman bersama Ida dan tim sukses dalam sebulan di masa kampanye ini sudah berjalan on the track. Artinya, tidak ada jalan lain selain meningkatkan interaksi dengan masyarakat. (ags)
