Suasana Konser Ora Obah, Ora Mamah Tanpa Djaduk Ferianto

Pertunjukan orkes musik keroncong “Ora Obah, Ora Mamah yang berduet dengan grup keroncong Sinten Remen bentukan almarhum Djaduk Ferianto.
Pertunjukan orkes musik keroncong “Ora Obah, Ora Mamah”. Dalam pertunjukan ini, Sinten Remen berduet dengan penyanyi keroncong ternama Endah Laras. (Foto: Dok FKY/Tagar/Evi Nur Afiah).

Yogyakarta - Salah satu highlight program Festival kebudayaan Yogyakarta (FKY) 2020 adalah pertunjukan orkes musik keroncong “Ora Obah, Ora Mamah”. Dalam pertunjukan ini, Sinten Remen berduet dengan penyanyi keroncong ternama Endah Laras.

Sinten Remen merupakan grup musik keroncong bentukan Almarhum Djaduk Ferianto asal Yogyakarta. Grup musik yang beranggotakan 12 orang ini tampil dalam acara kesenian FKY 2020.

Vokalis Sinten Remen, Silir Wangi, mengungkapkan untuk kali pertamanya tampil di FKY dan sangat haru bisa bertemu kembali dengan kawan sejawat Endah Laras di penampilan kali ini.

"Kalau perform bareng sama Mbak Endah sudah sering, tapi untuk di panggung FKY ini baru pertama kalinya. Seru sekali bisa kembali berduet dan bercanda bareng sama Mbak Endah lagi, terlebih selama pandemi ini kami tidak bisa bertemu secara langsung," kata Silir dalam acara FKY 2002. Jumat, 25 September 2020.

Konser Keroncong1Pertunjukan orkes musik keroncong “Ora Obah, Ora Mamah”. Dalam pertunjukan ini, Sinten Remen berduet dengan penyanyi keroncong ternama Endah Laras. (Foto: Dok FKY/Tagar/Evi Nur Afiah).

Dalam penampilannya kali ini, mereka mengaku merasakan sesuatu yang berbeda. Hal itu dikarenakan tidak adanya sosok Djaduk Ferianto di sisi mereka lagi sebagai pemimpin juga teman duet di atas panggung. "Masih merasa kehilangan ya, terlebih saat Mbak Endah menyanyikan lagu Syair Kerinduan. Biasanya duet sama Mas Djaduk, sekarang jadi sedikit hampa," kenang Silir.

Seru sekali bisa kembali berduet dan bercanda bareng sama Mbak Endah lagi, terlebih selama pandemi ini kami tidak bisa bertemu secara langsung.

Baik Endah, Silir, maupun seluruh anggota Sinten Remen merasakan kerinduan pada sosok almarhum. Djaduk Ferianto, seniman musik yang juga adik kandung Butet Kertaradjasa, meninggal dunia pada 2019 lalu. Djaduk wafat dalam usia 55 tahun akibat serangan jantung. Sejarah hidup putra bungsu Bagong Kussudiardja ini banyak dicurahkan untuk berkesenian, khususnya seni musik dan teater.

Baca Juga:

Endah menuturkan, ini pertama kalinya ia tampil di panggung FKY. Meskipun hanya dapat menghibur penonton secara virtual, Endah mengaku tetap senang dan semangat menampilkan yang terbaik. 

"Ini berbeda sekali ya, biasanya ada banyak penonton di depan panggung, sekarang tidak. Positifnya, di tengah pandemi seperti sekarang ini, saya dan teman-teman masih bisa berkarya dan menghibur masyarakat di rumah yang terbatas untuk bisa kemana-mana," ungkap perempuan asal Solo ini.

Meskipun sosok Djaduk sudah tidak bersama mereka lagi, mereka tetap semangat untuk terus membuat karya-karya baru sebagai kecintaan mereka terhadap almarhum dan Sinten Remen.

Baca Juga:

"Seperti halnya judul tema Akar Hening di Tengah Bising, kami yang berada di tengah keramaian situasi saat ini pun tidak melupakan akar yang sudah menopang kita dalam hal ini adalah Mas Djaduk. Semangatnya tetap ada di dalam diri kami untuk melanjutkan karya-karya indah lainnya dalam musik keroncong," jelasnya.

Kepala Bidang Pemeliharaan dan Pengembangan Adat, Tradisi, Lembaga Budaya dan Seni Dinas Kebudayaan DIY Eny Lestari Rahayu yang turut hadir dalam kesempatan tersebut mengatakan, penyelenggaraan FKY 2020 ini menjadi ajang untuk menunjukkan eksistensi seniman di masa pandemi.

“Berkesenian itu bisa dilakukan kapan pun dan di manapun, tidak memandang jarak, waktu, dan cuaca.

Konser Keronconng2Pertunjukan orkes musik keroncong “Ora Obah, Ora Mamah”. Dalam pertunjukan ini, Sinten Remen berduet dengan penyanyi keroncong ternama Endah Laras. (Foto: Dok FKY/Tagar/Evi Nur Afiah).

Terlebih saat masa krisis, aktivitas seni bisa dilakukan untuk menunjukkan eksistensi dan perjuangan seniman di masa pandemi,” ucap Eny.

Eny juga mengapresiasi kreativitas para seniman yang tidak berhenti walaupun di masa pandemi, termasuk penampilan Orkes Musik Keroncong Sinten Remen dan Endah Laras kali ini.

“Kami berharap, agar gelaran FKY tak berhenti di tahun ini. Kami ingin FKY bisa lebih dikenal oleh siapapun dan dimanapun lintas jarak dan waktu. Semoga tahun 2021 FKY tetap dilaksanakan dan tidak terkendala pandemi Covid-19,” katanya. []

Berita terkait
Idang Merasakan Kehadiran Mendiang Djaduk Ferianto
Idang Rasjidi meneteskan air mata di panggung Ngayogjazz, Sabtu, 16 November. Dia merasakan kehadiran mendiang Djaduk Ferianto di panggung itu.
Ngayogjazz 2019, Kenangan dari Djaduk Ferianto
Ngayogjazz 2019 digelar di Kecamatan Godean, Sabtu, 16 November 2019. Even ke-13 ini adalah yang pertama sejak penggagas even, Djaduk, meninggal.
Nasib Ngayogjazz 2019 Setelah Djaduk Ferianto Wafat
Djaduk Ferianto adalah penggagas sekaligus motor acara Ngayogjazz. Setelah Djaduk meninggal, bagaimana nasib Ngayogjazz 2019?
0
Dua Alasan Megawati Belum Umumkan Nama Capres
Sampai Rakernas PDIP berakhir, Megawati Soekarnoputri belum mengumumkan siapa capresnya di Pilpres 2024. Megawati sampaikan dua alasan.