Suara Warga Depok yang Trauma, Idris Pembohong?

Kota Depok yang baru-baru ini ditunggangi Muhammad Idris menuai banyak kekecewaan dan rasa trauma. Beberapa menilai Idris tak becus memimpin
Ilustrasi kode berbohong (Foto:Tagar/Tirto)

Jakarta - Dua kandidat petahana saling gempur diajang pemilihan calon Wali Kota dan calon Wakil Wali Kota Depok tahun 2020. Di tengah persaingan tersebut, satu persatu suara dari bawah yang pernah merasakan kepemimpinan di masa sebelumnya turut beraksi. 

Mereka adalah warga Kota Depok yang merasakan jengah pada masa kepemimpinan sebelumnya dan berharap adanya pengganti untuk pemimpin Kota Depok di tahun-tahun berikutnya. 

Sekarang saya sadar harus ada orang yang mendorong masyarakat Depok melek. Jangan lagi terbius dengan pencitraan dan penampilan

Kota Depok yang baru-baru ini ditunggangi Muhammad Idris menuai banyak kekecewaan dan rasa trauma. Beberapa menilai Idris tak becus memimpin, tidak kreatif dalam membuat program, bahkan beberapa orang menuding Idris pembohong karena tak merealisasikan program-program kerja yang orisinil darinya. 

Diantaranya Wakil Ketua DPRD Depok, Tajuddin Tabri. Ia mengecam Idris yang mengakui Wifi Gratis sebagai salah satu programnya. 

"Saya berani bersumpah. Demi Allah. Itu bukan program Mohammad Idris. Usulan program wifi gratis itu datang dari saya," kata Tajudin di Pancoranmas, Depok pada Kamis 19 November 2020. 

"Sebagai Wakil Ketua DPRD, saya usulkan wifi gratis saat rapat evaluasi kinerja Tim PAD dengan banggar di Hotel Santika, Jakarta. Jadi, Pak Idris jangan ngaku-ngaku dan bohongi rakyat," tambahnya.

Dirinya juga mengatakan bahwa Idris tidak kreatif dalam membuat program baru, menurutnya Mohammad Idris hanya dapat mengaku-ngaku program wifi gratis tersebut sebagai miliknya.

Sosok lain yang bersuara yakni Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Depok, Ustadz Achmad Solechan mengatakan bahwa Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Kota Depok Religius hanya menipu saja.

"Raperda Religius di Depok hanya upaya menipu Syariah. Jadi, ini sesungguhnya men-down grade Kota Depok. Itu menipu aja semua," kata Tokoh yang akrab disapa Ustadz Alec belum lama ini.

Ustadz Achmad Solechan menyatakan dirinya tidak sepakat dengan adanya Perda Religius. Sebab menurutnya, dalam perspektif sebuah pemerintahan, religius harus lebih dulu ditunjukkan Pemkot Depok dengan berlaku adil kepada semua pihak, melayani publik dengan cepat dan baik. 

Belum lagi diketahui bahwa Raperda Depok Religius itu merupakan hasil copy Paste dari Kota Tasikmalaya. Sedangkan kondisi di Tasikmalaya dan Depok sangat bebeda jauh.  

"Subuh keliling bagus. Tapi kalau sekadar pencitraan kan beda. Apalagi, kita sudah pernah dapat informasi bahwa draft Raperda itu copy paste dari Kota Tasikmalaya. Sebenarnya dengan mengikuti hukum dan ketentuan yang ada di Indonesia sudah mengikuti Islam dan menjalankan syariat Islam," tegasnya 

Ia menambahkan jika benar Depok Kota Religius mestinya sebagai pemimpin Idris menangis melihat kondisi kota itu "Kalau benar religius, harusnya dia nangis (Wali Kota Depok Idris, Red) melihat jalan rusak, selokan yang mampet atau kotor,". 

Selanjutnya, sosok Ustazah Hanifah yang menyampaikan kekecewaannya atas fakta yang terjadi di Depok, dimana meskipun Depok miliki jargon sebagai Kota Religius faktanya banyak tempat-tempat di Depok yang dijadikan tempat prostitusi seperti apartemen ataupun kos-kosan.

Itu mengapa, dirinya mengajak para ibu-ibu di Depok untuk membuka mata atas fakta tersebut.

"Sekarang saya sadar harus ada orang yang mendorong masyarakat Depok melek. Jangan lagi terbius dengan pencitraan dan penampilan. Kenyataannya Depok hanya banyak bangun mal dan apartemen, madrasah tidak terbangun, apartemen justru jadi tempat prostitusi," katanya.

"Sudah 15 tahun kami dibohongi oleh pencitraan. Bilang Depok kota religius nyatanya prostitusi terjadi di Depok. Bahkan Depok termasuk kasus yang tertinggi LGBT nya. Jadi saatnya kita melek. Ibu-ibu jangan mau lagi dibohongi, kita kan juga peduli dengan anak-anak kita," jelas Ustazah Hanifah pada Sabtu 14 November 2020. []

Baca juga:

Berita terkait
Wakil Ketua DPRD Depok: Pak Idris Jangan Bohongi Warga
Tajudin Tabri minta Mohammad Idris jangan ngaku-ngaku dan bohongi warga Depok soal program wifi gratis miliknya.
Orang yang Pakai Logo NU Buat Kampanye Idris Sedang Dicari
KH Imam Asrori mengatakan, GP Ansor dan Banser NU Depok akan mencari orang-orang yang menggunakan lambang NU untuk kampanye Idris-Imam di Beji.
Talenta yang Terabaikan di Masa Kepemimpinan Idris di Depok
Jelang berakhirnya masa kepemimpinan Idris, satu persatu dari mereka mulai angkat suara. Membeberkan kekecewaan dan rasa ketidakadilan
0
Investasi Sosial di Aceh Besar, Kemensos Bentuk Kampung Siaga Bencana
Lahirnya Kampung Siaga Bencana (KSB) merupakan fondasi penanggulangan bencana berbasis masyarakat. Seperti yang selalu disampaikan Mensos.