Sri Lanka Umumkan Darurat Krisis Ekonomi dan Pangan

Darurat krisis ekonomi yang melanda pemerintah Sri Langka memaksa pihak berwenang menyita stok makanan pokok serta menetapkan harga tertinggi.
Sri Langka. (Foto: Pixabay)

Jakarta - Darurat krisis ekonomi yang melanda pemerintah Sri Lanka memaksa pihak berwenang menyita stok makanan pokok serta menetapkan harga tertinggi.

Kebijakan yang dilakukan Presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa, untuk mengamankan pasokan bahan makanan dengan harga yang wajar, demi menahan inflasi akibat jatuhnya nilai valuta asing di negara tersebut, seperti dilansir dari Program Power Breakfast IDX Channel, Selasa, 7 September.

Keadaan darurat di bawah peraturan keamanan publik pada pekan lalu. Bahkan pemerintah setempat telah menunjuk mantan jenderal angkatan darat sebagai komisaris layanan penting, serta bertugas menyita stok makanan dari pedagang dan pihak pengecer.

“Petugas berwenang dapat mengambil upaya-upaya untuk menyediakan bahan makanan penting dengan harga murah kepada masyarakat, dengan membeli stok bahan makanan penting termasuk padi, beras dan gula," ungkap pernyataan resmi media kepresidenan Sri Lanka, dikutip Reuters, Selasa, 7 September 2021.


Pemerintah telah melakukan lebih dari 1.000 penggerebekan selama beberapa pekan terakhir untuk menyita stok bahan dari gudang di seluruh negeri.


Tak hanya itu, pemerintah juga menerima laporan bahwa pihak pedagang telah menimbun bahan makanan pokok seperti padi, beras, dan gula dalam jumlah besar, untuk kemudian dijual kembali dengan harga lebih tinggi. Dimana, pihak setempat menjamin tidak akan mengalami krisis pangan pada tahun ini.

“Pemerintah telah melakukan lebih dari 1.000 penggerebekan selama beberapa pekan terakhir untuk menyita stok bahan dari gudang di seluruh negeri," terang Menteri Layanan Koperasi, Lasantha Alagiyawanna, dilansir Reuters.

Adapun, guna menanggapi hal tersebut, pejabat Sri Lanka mulai mengajukan undang-undang baru kepada parlemen, yang diklaim akan melindungi konsumen dan menjerat para pedagang yang bersalah. Di sisi lain, para penjual justru khawatir tindakan yang lebih ketat akan berdampak tidak adil terhadap mereka. []

Baca Juga:

Berita terkait
Krisis Ekonomi Lebanon yang Terburuk di Dunia Sejak 1850-an
Bank Dunia mengtakan krisis ekonomi dan keuangan yang sangat parah di Lebanon salah satu yang terburuk di dunia dalam lebih dari 150 tahun
Pasar Homs di Suriah Berjuang di Tengah Krisis Ekonomi
Pasar Homs, sebuah kota di Suriah, berjuang untuk pulih kembali di tengah-tengah krisis ekonomi yang parah
Perekonomian Filipina Digoyang Krisis Kesehatan Mental
Krisis kesehatan mental jadi ancaman baru bagi perekonomian Filipina di masa pandemi virus corona yang melanda negeri itu
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.