Sopir Truk Tewas di Papua, Polisi Kejar Pelaku

Sopir truk asal Polewali Mandar Sulawesi Barat dianiaya hingga meninggal oleh sekelompok orang di Papua karena dituduh menabrak babi hingga mati.
Polisi saat melakukan olah tempat kejadian perkara di lokasi kejadian. (Foto: Tagar/Humas Polda Papua)

Jayapura - Seorang supir truk bernama Yus Yunus, 25 tahun, tewas diamuk massa sesaat dirinya meminta perlindungan kepada polisi. Dia dituduh menabrak pengendara motor dan menabrak seekor babi hingga mati. Peristiwa itu terjadi pukul 13.17 WIT di Jalan Trans Nabire-Enarotali, Dogiyai, Nabire, Papua, Minggu 23 Februari 2020. Saat ini polisi sedang memburu para pelaku penganiayaan.

Tak lama setelah kejadian, video penganiayaan Yus Yunus viral di media sosial dan menjadi perbincangan di kalangan netizen. Bahkan banyak kalangan yang mengutuk kejadian yang main hakim sendiri tersebut.

Dalam video tersebut, Yus Yunus yang merupakan perantau asal Polewali Mandar, Sulawesi Barat, itu didatangi sekelompok warga, lalu menuduhnya telah menabrak seorang pengemudi motor serta seekor babinya hingga tewas.

Warga kemudian memukulinya bertubi-tubi. Ada yang menggunakan kayu dan juga tangan kosong.

Parahnya, warga juga memukuli dan melempari polisi yang berusaha mengamankan Yus Yunus. Kejadian ini telah dilaporkan ke Polres Nabire dengan nomor LP/01-A/II/2020/Sek-Kamu tertanggal 23 Februari 2020. Sejumlah barang bukti telah diamankan polisi guna proses penyelidikan.

Anggota kami masih mengejar para pelaku. Polda Papua juga telah menurunkan tim untuk mengklarifikasi kejadian serta mencari fakta-fakta yang terjadi di lapangan saat kejadian.

Kapolda Papua Inspektur Jenderal Paulus Waterpauw mengatakan, pihaknya telah melakukan olah tempat kejadian perkara, pasca kejadian. Sebanyak 11 saksi tengah menjalani pemeriksaan, termasuk anggota polisi yang berada di lokasi saat kejadian berlangsung.

“Anggota kami masih mengejar para pelaku. Polda Papua juga telah menurunkan tim untuk mengklarifikasi kejadian serta mencari fakta-fakta yang terjadi di lapangan saat kejadian,” kata Kata Waterpauw kepada wartawan di Jayapura, Kamis 27 Februari 2020. Dia memastikan jika situasi di Dogiyai telah kembali kondusif.

Jenderal asal Fakfak, Papua Barat itu sangat menyesalkan inisiatif warga yang melakukan tindakan melawan hukum. Terlebih, memaksakan kehendak hingga menghilangkan nyawa orang lain.

Seharusnya, kata dia, sopir truk tersebut tidak dianiaya hingga tewas. Apalagi posisinya sudah dalam perlindungan kepolisian.

"Saya pribadi cukup sesalkan dan prihatin atas kejadian itu, karena korban dicurigai melakukan tabrak lari. Padahal bukan, maka pelaku penganiayaan itu akan ditindak," tegas Waterpauw.

Dia memastikan, jika investigasi membuktikan Yus Yunus tidak bersalah, maka pihaknya akan mengambil tindakan tegas terhadap sejumlah orang yang melakukan penganiayaan.

“Saya berharap ke depan masyarakat memahami situasi apabila sudah dalam penanganan kepolisian. Jangan memaksakan kehendak. Kalau anggota melakukan tindakan tegas kepada para pelaku itu pasti ada korban baru. Tapi itu kan tidak boleh,” ujarnya.

Seluruh masyarakat Dogiyai menyampaikan turut berduka cita dan permohonan maaf yang sebesarnya kepada pihak almarhum Yus Yunus.

“Warga juga harus menghargai anggota kami. Saya prihatin dan perbuatan masyarakat ini kita akan proses juga. Karena itu salah alamat,” jelas Mantan Kapolda Sumut itu.

Bupati Minta Maaf

Bupati Dogiyai, Yakobus Dumupa menyampaikan permintaan maafnya kepada keluarga Yus Yunus serta Paguyuban Masyarakat Polewali Mandar atas peristiwa mengenaskan tersebut.

“Pemerintah Dogiyai atas nama para pelaku pengeroyokan dan pembunuhan serta seluruh masyarakat Dogiyai menyampaikan turut berduka cita dan permohonan maaf yang sebesarnya kepada pihak almarhum Yus Yunus, begitu juga kepada keluarga besar Polewali Mandar,” ucap Dumupa dalam keterangan tertulisnya.

“Kami berharap semoga permohonan maaf kami dari lubuk hati terdalam ini dapat diterima,” lanjutnya seraya memohon kepada semua pihak agar tidak memperkeruh situasi.

Dumupa menegaskan jika pengeroyokan yang menewaskan Yus Yunus bukan ditengarai dendam, masalah politik, atau rasisme. Peristiwa tersebut murni kriminal akibat salah pengertian yang ditengarai kecelakaan lalu lintas.

“Kami mendukung seluruh proses hukum terhadap masalah ini,” jelasnya. []

Berita terkait
Dana Tak Cair Pilkada Waropen Papua Terancam Ditunda
Dana hibah tahapan pilkada tak kunjung dicairkan, Pilkada di Kabupaten Waropen Papua terancam ditunda.
BPK Periksa Deposito Dana Otsus Papua
BPK Papua Tengah menelusuri Dana Otonomi Khusus (Otsus) Papua yang diduga bermasalah.
12 Kabupaten di Papua Rendah Pencegahan Korupsi
Sebanyak 12 kabupaten di Papua mendapat rapor merah dalam program pencegahan korupsi. Ini nama 12 kabupaten tersebut.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.