Sopir Tabrak Buruh di Pasuruan Belum Tersangka

Polres Pasuruan belum menetapkan tersangka sopir minibus penabrak buruh PT Flow karena masih dilakukan pemeriksaan sejumlah saksi.
Karangan bunga dari serikat buruh Jawa Timur atas tragedi kecelakaan di PT Flow yang menewaskan empat orang dan dua orang buruh mengalami luka. (Foto: Tagar/Moh Badar Risqullah)

Pasuruan - Kepolisian Resort Pasuruan terus melakukan penyidikan terkait insiden kecelakaan minibus mengakibatkan empat buruh meninggal dunia dan dua mendapatkan perawatan. Meski menimbulkan korban jiwa, hingga saat ini sopir minibus Sopyan Wahyu Pujoningrat, 32 tahun, belum ditetapkan tersangka.

Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Pasuruan Ajun Komisaris Dwi Nugroho mengatakan saat ini pihaknya sudah menahan Sopyan untuk menjalani pemeriksaan. Namun, untuk penetapan status tersangka dikatakannya masih belum.

Si pengemudi ini mengaku baru istirahat satu jam di siang hari selama 1×24 jam.

"Pengemudinya sudah kami amankan untuk pemeriksaan lebih lanjut. Kalau untuk ditetapkan tersangka, saat ini masih belum dan terlalu cepat. Karena, kami masih mengumpulkan data dan keterangan beberapa saksi," ucapnya kepada Tagar, Rabu, 11 Maret 2020.

Dwi menyampaikan bahwa Sopyan, warga Desa Sumolawang Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto ini mengaku mengantuk saat mengendarai mobilnya. Saat itu, Sopyan akan berencana kembali ke Mojokerto usai menjemput kakaknya dari pengajian di Kota Batu, Jawa Timur.

"Si pengemudi ini mengaku baru istirahat satu jam di siang hari selama 1×24 jam. Tapi, untuk saat ini pengemudi sudah kami amankan dulu untuk pemeriksaan," ucapnya.

Setelah itu, dia pulang ke Mojokerto sekitar pukul 01.30 WIB dan lewat Jalan Malang Surabaya Desa Suwayuwo, Kecamatan Sukorejo Kabupaten Pasuruan.

"Saat pulang itu, dia membawa lima penumpang dari Kota Batu yang semuanya juga anggota keluarga," ujarnya.

Saat tiba di jalan tersebut atau tepat di depan PT Sumber Bening Lestari (FLOW) Sukorejo, Pasuruan, Sopyan dalam kondisi mengantuk sehingga mobil oleng ke kiri jalan dan mengarah ke tenda atau posko tempat para buruh itu melakukan aksi mogok kerja.

"Para buruh itu kan membuat dua tenda di sisi kiri dan kanan pintu masuk perusahaan. Dan di depan pintu masuknya itu oleh mereka dibuat parkir sepeda motor," ujarnya.

Mobil tersebut, Dwi melanjutkan awalnya menabrak tempat parkir sepeda motor. Kemudian, mobil tidak berhenti naik ke atas trotoar dan menabrak tenda berdiri di sebelah kanan pintu masuk perusahaan tempat para buruh istirahat.

"Di sana (tenda) ada 10 orang. Ada yang memang sudah tidur dan ada pula yang masih belum. Ada pula sebagian ditenda sebelah kiri yang digunakan untuk memasak," kata Dwi.

Ia menambahkan dari kejadian kecelakaan tersebut, enam orang menjadi korban. Di mana empat orang meninggal di tempat dan dua orang dalam perawatan.

"Sisanya yang selamat ini ada yang berada di tenda dapur dan malah yang tertidur itu," tuturnya.

Setelah menabrak tenda, mobilnya dikatakannya masih terus melaju dan baru berhenti saat menabrak pintu masuk atau pagar Perum Oma Indah Kapuk, Pasuruan yang berada disebelah tenda dengan jarak sekitar 20 hingga 30 Km.

"Di sana itu ada tulisan, huruf U nya itu sudah lepas karena ditabrak. Setelah nabrak di situ, mobil berhenti dan terus dia munting (terpelanting)," ucapnya.

Serikat Buruh Pasuruan Desak Polisi Usut

Sementara itu, Wakil Ketua DPC Lomenik Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) Yoyok Aprianto meminta kasus tersebut harus terus diusut tuntas. Dia bersama teman buruh lain menganggap kejadian ini disengaja dan pengemudinya harus dihukum sesuai pelanggarannya.

"Kami menganggap ini ada unsur kesengajaan. Secara logika, bagaimana mobil menabrak 8 motor yang terparkir dan naik ke trotoar yang tingginya seperti itu dan semua penumpangnya nggak papa," ujarnya saat ditemui dilokasi aksi mogok kerja.

Dia mengungkapkan hal tersebut berkaca pada kejadian sebelumnya. Yang mana, saat awal mula melakukan aksi mogok kerja pada Januari lalu ada insiden kisruh dengan para preman yang disebutkannya merupakan orang suruhan perusahaan.

"Soalnya dulu kami pernah didatangi preman suruhan perusahaan untuk membubarkan aksi ini. Tapi, kami lawan dan tetap menggelar aksi ini sampai sekarang ," tuturnya.

Untuk saat ini, Yoyok juga menyampaikan kondisi dua korban yang ikut ditabrak malam itu sedang dalam kondisi kritis atas nama Mahfud di Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSAA) Malang. Sedangkan satu korban lain yaitu Arif Wijaya sedang dirawat di RSUD Raci, Pasuruan. []

Berita terkait
4 Buruh di Pasuruan Tewas Ditabrak Mobil Saat Aksi
Empat buruh PT Sumber Bening Lestari tewas usai ditabrak minibus saat menggelar aksi mogok kerja di depan pintu masuk perusahaan.
Pasutri di Malang Bunuh Diri Tinggalkan Surat Wasiat
Polsek Wagir menemukan tiga surat wasiat di dalam kantong korban untuk ketiga anaknya terkit untuk tidak dilakukan autopsi.
Jalan Berlubang, Warga Malang Tewas Terlindas Truk
Jalan berlubang di Jalan Sunandar Priyo Sudarmo menyebabkan seorang perempuan terjatuh dan terlindas truk boks pengangkut air mineral.