Soekarno Tidak Arogan Seperti Pentolan FPI Rizieq Shihab

Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menilai penertiban baliho Rizieq Shihab oleh TNI wajar. Soekarno saja tidak arogan.
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menilai penertiban baliho Rizieq Shihab oleh TNI wajar. Soekarno saja tidak arogan. (Foto: Istimewa)

Jakarta - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengharapkan TNI dapat melanjutkan operasi pembersihan baliho pentolan Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Rizieq yang menjamur di berbagai wilayah di Indonesia. 

Dia bahkan secara terangan-terangan menginginkan TNI mampu bermanuver guna menumpas merebaknya intoleransi di Tanah Air.

Sangat ironis, seorang Soekarno yang memerdekakan bangsa ini saja tidak searogan Rizieq.

"Jangan kasih kendor dan TNI harus menghabisi gerakan-gerakan intoleransi atas nama agama hingga ke akar-akarnya," kata Neta dalam keterangan tertulis yang diterima Tagar, Minggu, 22 November 2020.

Baca juga: Copot Baliho Rizieq Shihab, PA 212: TNI Buat Resah dan Gaduh

Dia mengaku melihat, terdapat dua alasan strategis kebangsaan, mengapa TNI harus bergerak membersihkan semua baliho Rizieq di banyak wilayah. 

Pertama, kata Neta, saat masih berada di Arab Saudi, Rizieq secara terang-terangan melakukan ajakan secara provokatif akan memimpin revolusi seperti di Iran, begitu tiba di Indonesia. 

Kedua, lanjutnya, Rizieq juga mengajak 'pemegalan kepala' saat berkhotbah di depan para simpatisannya beberapa waktu lalu. Menurut Neta, dua pernyataan di atas sangat rawan menjadi benturan dan memecah belah bangsa Indonesia sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 

BalihoPetugas mencopot baliho bergambar Rizieq Shihab. (Tagar/Antara)

"Ucapan Rizieq itu seakan membuat kelompok intoleran merasa di atas angin dan merasa tak tersentuh oleh hukum di negeri ini," tuturnya.

Baca juga: Tanggapan Pangdam Jaya Soal Kritikan Copot Baliho Rizieq

Di matanya, Rizieq beserta para simpatisannya sudah bertindak semakin kebablasan, ditandai dengan memasang baliho liar tanpa izin pemerintah daerah (Pemda) setempat. 

Menurutnya, arogansi pentolan FPI perlu dibendung TNI, karena aparatur keamanan lainnya hanya bisa berdiam diri. Dia menegaskan, dalam hal ini TNI sudah bertindak benar dalam menurunkan baliho.

"Bahkan, polisi dan satpol PP tidak berani menindaknya. Sangat ironis, seorang Soekarno yang memerdekakan bangsa ini saja tidak searogan Rizieq, dengan menebar baliho tanpa izin dimana-mana, di seluruh negeri," ujar Neta.

"Sebab, negeri ini bukan hanya milik Rizieq semata, tapi milik segenap rakyat. Jadi jangan biarkan Rizieq semena-mena terhadap bangsa ini, karena dia bukan siapa-siapa dan bukan pendiri negeri ini," ujar dia lagi. 

Untuk diketahui, insiden penurunan baliho bergambar Habib Rizieq Shibab pada akhir pekan ini menjadi ramai diperbincangkan. Terlebih, baliho itu dicopot oleh anggota TNI.

Panglima Komando Daerah Militer Jayakarta Mayor Jenderal TNI Dudung Abdurachman pun merespons dengan mengatakan bahwa dia yang memerintahkan prajuritnya untuk menurunkan baliho pimpinan FPI Habib Rizieq Shihab.

Bahkan, ia mengancam untuk membubarkan FPI jika tak taat terhadap hukum. Kabar penurunan baliho itu sebelumnya viral setelah video yang orang berbaju loreng melakukan aksinya.

"Ada berbaju loreng menurunkan baliho Habib Rizieq, itu perintah saya, karena beberapa kali Pol PP menurunkan, dinaikkan lagi. Itu perintah saya," kata Dudung di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Jumat, 20 November 2020. []

Berita terkait
Baliho Habib Rizieq di Makassar Ditertibkan Satpol PP
Balihi Habib Rizieq di Kota Makassar ditertibkan Satpol PP tanpa melibatkan TNI.
Jateng Tolak Intoleransi, Babat Habis Baliho Habib Rizieq
Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi menegaskan tidak boleh ada bibit intoleransi di wilayahnya. Baliho Habib Rizieq pun jadi sasaran.
Baliho Dirgahayu RI Habib Rizieq di Semarang Ikut Diturunkan
Penurunan baliho bergambar Habib Rizieq merembet ke Semarang. Baliho pentolan FPI tersebut tidak mengantongi izin.
0
Staf Medis Maradona Akan Diadili Atas Kematian Legenda Sepak Bola Itu
Hakim perintahkan pengadilan pembunuhan yang bersalah setelah panel medis temukan perawatan Maradona ada "kekurangan dan penyimpangan"