Soal Pengungsi, Ini Sikap Wiranto Dulu dan Sekarang

Sikap Wiranto terhadap warga pengungsian di Maluku saat ini, berbeda jauh dengan sikapnya terhadap kaum pengungsi belasan tahun silam.
Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto. (Foto: Antara/Aprillio Akbar)

Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto, baru saja meminta maaf telah membikin perasaan masyarakat Maluku sakit hati. Beberapa waktu lalu, ia sempat keselip lidah dengan berucap kalau pengungsi bencana gempa di Ambon menjadi beban pemerintah.

Kalimat tersebut dikatakan Wiranto pada 30 September 2019 lalu. Saat itu, ia berharap agar pengungsi gempa Maluku tidak mudah termakan hoaks tentang adanya gempa susulan atau tsunami.

Pasalnya, banyaknya warga yang terpengaruh kabar bohong, membuat jumlah pengungsi kian besar dan membebani pemerintah.

Pasti bukan karena saya sengaja menyinggung masyarakat Maluku.

Belakangan, ia meminta maaf dan menarik ucapannya tersebut usai menuai protes keras dari masyarakat, khususnya kota Ambon. Pensiunan Jenderal itu lantas mengundang sejumlah tokoh Maluku ke kantornya dan meminta maaf secara terbuka.

"Kalau ada ucapan, kalimat-kalimat yang saya sampaikan, apabila dirasa mengganggu perasaan masyarakat di Maluku atau terdampak, atau dianggap menyakiti hati, itu pasti bukan karena saya sengaja menyinggung masyarakat Maluku," kata dia dalam konferensi pers di Kantor Kemenkopolhukam, Jakarta Pusat, Jumat, 4 Oktober 2019, diberitakan Antara.

"Tapi apabila ada yang tersinggung, ada yang sakit hati, secara resmi, secara tulus saya minta dimaafkan," kata Wiranto.

Album Kaset WirantoCover album kaset Wiranto yang diberi judul Untukmu Indonesiaku. (Foto: Kasetlalu.com)

Menarik jauh ke belakang, ada perbedaan besar antara sikap Wiranto terhadap warga pengungsian saat ini, dengan kaum pengungsi di tanah air belasan tahun lalu.

Tahun 2001 yang silam, sewaktu kota Ambon dan sejumlah wilayah di Indonesia dilanda berbagai konflik dan kekerasan, ribuan orang terkumpul dalam kantong-kantong pengungsian.

Wiranto yang saat itu baru saja setahun diberhentikan dari jabatannya sebagai Menko Polhukam oleh Presiden Abdurrahman Wahid, menggalang bantuan bagi para pengungsi di Maluku, Aceh dan Timor Timur (kini Timor Leste) dengan memproduksi sebuah album musik.

Album musik tersebut diberi judul Untukmu Indonesiaku, dengan Wiranto sebagai pelantang vokal pada 12 buah lagu di dalamnya.

Lagu Melati Dari Jayagiri milik kelompok musik Bimbo, atau tembang Juwita Malam gubahan maestro Ismail Marzuki, dinyanyikan begitu merdu oleh Wiranto.

Sepuluh tembang sisanya yakni, Kau Selalu Di Hatiku, Tinggi Gunung Seribu Janji, Kemuning dan Indonesia Sungguh Indah Permai.

Serta Payung Fantasi, Mungkinkah, Flamboyan, Symphoni Yang Indah, Melati Di Tapal Batas dan Sonata Yang Indah.

Di malam peluncuran, album tersebut laku terjual sebanyak 7 ribu keping. Wiranto saat itu juga berhasil melelang CD emasnya hingga mencapai angka Rp 1,5 miliar.

Kepada wartawan, saat itu Wiranto menegaskan bahwa seseluruhan hasil uang yang berhasil dikumpulkan akan segera disumbangkan usai dipotong biaya poduksi. []

Berita terkait
Wiranto: Pemerintah Terus Menambah Bantuan untuk Maluku
Wiranto mengatakan pemerintah terus menambah bantuan untuk pengungsi korban gempa bumi di Ambon, Maluku.
Wiranto: Tugas Kami Belajar, Tidak Diajarkan Berpolitik
Pelajar SMA di Kabupaten Humbahas, Sumatera Utara, menyatakan ketidaksetujuannya dengan aksi turun ke jalan.
DPR Minta Jokowi Copot Jabatan Wiranto
Anggota Komisi III DPR RI Erma Suryani Ranik meminta Presiden Jokowi mencopot jabatan Menko Polhukam Wiranto, karena terbukti gagal.
0
Menkeu AS dan Deputi PM Kanada Bahas Inflasi dan Efek Perang di Ukraina
Yellen bertemu dengan Freeland dan janjikan kerja sama berbagai hal mulai dari sanksi terhadap Rusia hingga peningkatan produksi energi