Soal Masjid Radikal, Bestari: Anies-Sandi Silang Pendapat Bukan Baru Sekali

Soal masjid radikal, Bestari: Anies-Sandi silang pendapat bukan baru sekali. “Seharusnya Anies koordinasi dahulu dengan Sandiaga selaku wakilnya, sebelum menanggapi masalah itu,” ujarnya.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno (Foto: Ant/Galih Pradipta)

Jakarta, (Tagar 7/6/2018) - Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Sandiaga Uno tidak kompak dalam memberikan pernyataan mengenai adanya 40 masjid di Jakarta yang disusupi radikalisme.

Melihat fenomena tersebut, Ketua Fraksi Nasdem DPRD DKI Bestari Barus mengungkapkan bahwa Anies-Sandi memang bukan hanya kali itu tidak kompak dalam mengeluarkan pendapat, namun sudah beberapa kali.

"Kalo antara Pak Anies dan Pak Sandi itu silang pendapat kan bukan baru sekali. Jadi kekosongan atau ketiadaan informasi dari gubenur itu akan tertutupi, ketika ada wakil gubernur itu, sama kok," tanggap Bestari kepada Tagar, Kamis (7/6).

Bahkan Bestari menyayangkan pernyataan yang dikeluarkan Anies. Menurutnya, seharusnya Gubernur Anies koordinasi terlebih dahulu dengan Sandiaga selaku wakilnya, sebelum menanggapi masalah itu.

"Jadi Pak Anies nanya seperti itu seharusnya tidak di-publish, tapi beliau itu nanya dulu ke wakilnya, jangan-jangan wakilnya udah ngomong apa belom. Ini hal-hal sederhana yang patut dan pantas untuk diterapkan di antara mereka berdua," jelasnya.

Untuk itu Bestari meminta Anies-Sandiaga lebih fokus mengolah Jakarta dibandingan kepentingan yang lain, sehingga dengan begitu dapat meningkatkan kesolidan di antara keduanya dalam membangun Jakarta.

"Makin akrablah, jadi makin satu tujuanlah, kembali ke tujuan awal dua-duanya ingin merapikan Jakarta," ucap Bestari.

"Jakarta jangan terabaikan karena lebih banyak ngomong hal-hal bukan porsinya Jakarta. Akhirnya apa? Akhirnya ada informasi yang tidak ter-share dengan baik, akhirnya yang tampil di publik adalah persilangan terus," sambungnya.

Lanjut Bestari, ketidakkompakan di antara keduanya akan menimbulkan kebingungan bagi seluruh warga DKI. Untuk itu Bestari menyarankan keduanya untuk memanfaatkan waktu sekitar 10 menit dalam sehari untuk mengobrol.

"Jadi jangan kemudian menyajikan suatu kebingungan kepada publik ketika keduanya bersilang sengketa soal statement, gak baik bagi warga Jakarta," tutur Bestari.

"Saya bukan ngajarin hanya ngasih tau aja, satu hari sepuluh menit aja mereka berkomunikasi berdua tentang yang penting-penting cukup tuh, jangan sampe engga," tuturnya.

Sebelumnya, Sandiaga membenarkan ada 40 masjid yang terpapar radikalisme. Namun Anies justru menantang pihak yang mengumumkan hasil survei itu untuk menunjukkan masjid mana saja di Jakarta yang terpapar radikalisme.

"Ya yang ngomong suruh nunjukin," ujar Anies di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu (6/6) kemarin.

Diketahui, isu masjid radikal Jakarta muncul setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang tokoh agama, praktisi sosial, budaya dan pendidikan untuk berdiskusi di Istana Merdeka. Dalam pertemuannya, Jokowi dan para tokoh membicarakan adanya paham radikal yang diajarkan di sejumlah masjid di Ibu Kota. (ard)

Berita terkait
0
Usai Terima Bantuan Kemensos, Bocah Penjual Gulali Mulai Rasakan Manisnya Hidup
Dalam hati Muh Ilham Al Qadry Jumakking (9), sering muncul rasa rindu bisa bermain sebagaimana anak seusianya. Main bola, sepeda.