Jakarta - Pihak Istana angkat suara terkait pemenang lelang motor listrik milik Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang ditangkap Polda Jambi. Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Donny Gahral Adian megatakan perkara itu tanggung jawab Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
Donny Gahral mengatakan kasus itu bukan menjadi tanggung jawab Istana maupun Presiden Jokowi. "Jadi kalau boleh, saya sarankan bertanya kepada BPIP atau ketua BPIP karena semua mekanisme dalam acara itu atas tanggung jawab dari penyelenggaran BPIP," ucap Donny saat dihubungi wartawan, Jumat, 22 Mei 2020.
Istana tidak ada sangkut pautnya.
Donny menekankan pihak Istana tidak ikut campur tangan karena hanya menyerahkan motor milik Jokowi kepada pihak penyelenggara yakni BPIP. Tanggung jawab itu ada di BPIP, kata dia, karena yang menyelenggarakan konser solidaritas kemanusian Berbagi Kasih Bersama Bimbo secara virtual pada Minggu 17 Mei 2020 adalah BPIP.
"Jadi Istana tidak ada sangkut pautnya, karena kan Istana hanya menyerahkan motor untuk dilelang, yang melelang itu adalah hanya panita dalam hal ini BPIP sebagai penyelenggara," tutur dia.
Konser virtual tersebut dibalut acara lelang sepeda motor listrik yang ditandatangani Presiden Jokowi senilai Rp 2,5 miliar. Lelang dibuka dengan harga Rp 700 juta dari salah satu penelpon yang kemudian jumlahnya terus bertambah setiap menit hingga mencapai angka Rp 1,5 miliar.
Kemudian motor listrik bertanda tangan Jokowi itu dilepas kepada 'pengusaha' asal Jambi bernama M. Nuh yang berhasil menawar hingga Rp 2,55 miliar. Namun, dalam perkembangannya, pemenang lelang ternyata seorang buruh yang berterus terang tak mampu membayar hasil lelang karena mengira acara itu merupakan program bagi-bagi hadiah.
Kepolisian kemudian meminta keterangan dari M Nuh. "Pemenang lelang motor listrik dengan harga Rp 2,5 miliar sudah kami periksa," kata Kepala Kepolisian Daerah Jambi Irjen Firman Shantyabudi melalui pesan WhatsApp kepada wartawan, Kamis, 21 Mei 2020. []