Soal Bioskop, Arab Saudi Bukan Barometer Beribadah

Sejumlah kalangan di Aceh menyoroti Menteri Agama Fachrurazi yang mengaku heran kenapa bioskop tak diizinkan beroperasi di Aceh.
Ketua Umum Majelis Pengajian dan Zikir Tasawuf, Tauhid dan Fiqh (Tastafi) Kota Banda Aceh, Umar Rafsanjani. (Foto: Tagar/Muhammad Fadhil)

Banda Aceh - Ketua Umum Majelis Pengajian dan Zikir Tasawuf, Tauhid dan Fiqh (Tastafi) Kota Banda Aceh, Umar Rafsanjani ikut menyoroti pernyataan Menteri Agama, Fachrurazi soal bioskop di Provinsi Aceh.

“Menanggapi tentang keheranan Menteri Agama bahwa di Jeddah Saudi Arabia saja ada bioskop tapi kenapa di Aceh tidak ada? bagi saya simpel aja menjawabnya yaitu tidak mesti semua yang ada di Arab itu harus kita ikuti,” kata Umar saat diminta tanggapannya, Senin, 6 Januari 2020.

Menteri Agama Fachrurazi sebelumnya mengaku heran kenapa bioskop tak diizinkan beroperasi di Aceh, sedangkan negara Islam seperti Arab Saudi memperbolehkan.

Pernyataan itu diungkapkan Fachrurazi dalam sambutannya pada peringatan Hari Amal Bakti Kemenag RI ke-74 di Asrama Haji Medan, Sumatera Utara, Sabtu, 4 Januari 2020.

Umar menjelaskan, umat Islam dalam beribadah tidak mesti semua harus mengikuti seperti di Arab Saudi. Sebab, barometer muslim dalam menjalani semua persoalan kehidupan ini adalah bersumber dari dalil-dalil syari'at dalam agama Islam.

Baca juga: MPU Sesalkan Menag Soal Bioskop Jeddah dengan Aceh

“Dalam menjalani semua persoalan kehidupan ini adalah bersumber dari dalil-dalil syari'at dalam agama kita bukan karena duplikat atau ceplakan kepada kebiasaan atau tradisi pada suatu bangsa karena belum tentu itu baik untuk kita,” tutur Umar.

Menurut Umar, belum tentu semua yang dilakukan oleh masyarakat Arab Saudi bagus untuk ditiru dan diimplementasikan dalam amal kehidupan sehari-hari umat Islam di Aceh.

Persoalan kehidupan ini bersumber dari dalil-dalil syari'at dalam agama kita bukan karena duplikat atau ceplakan.

“Ini menjadi bukti bahwa kita di Aceh tidak fanatik buta, tidak mudah untuk ikut-ikutan atau cepat latah dalam apapun perkara agama, karena pada prinsipnya kita punya rujukan dan referensi yang jelas dalam beragama,” katanya.

Baca juga: Kata Pemko Banda Aceh Soal Menag Sorot Bioskop

Umar menambahkan bahwa banyak sekali kebiasaan atau gaya kehidupan yang terjadi di Arab Saudi itu sangat tidak pantas untuk diikuti. Hal ini karena tidak sesuai dengan ajaran agama yang telah diyakini.

Disebutkannya, apabila ada budaya yang bertentangan dengan agama Islam maka tinggalkan budaya itu dan selamatkan agama. Sebab, prinsip umat Islam adalah mengagamakan budaya bukan membudayakan agama.

“Pedoman kita yaitu harus sesuai dengan agama bukan harus sesuai dengan budaya, apalagi budaya luar, maka jika ada budaya itu tidak baik meskipun bersumber dari Arab maka tinggalkan dia,” ujar Umar.

Baca juga: Karena Tak Ada Bioskop di Aceh

Terkait bioskop, Umar melihat masyarakat Aceh sangat nyaman mesti tak memiliki tempat hiburan tersebut. Bagi masyarakat berjuluk Serambi Mekkah ini, bukan menjadi suatu hambatan dalam menggapai kemajuan apabila bioskop tak ada.

“Justru keterbelakangan akan muncul seiring dengan adanya bioskop di Aceh lalu membuat generasi muda-mudi lalai dan mabuk dengan ilusi, angan-angan yang penuh dengan sandiwara yang diperagakan oleh pita hitam dalam bioskop itu,” ucap Umar. []

Berita terkait
Empat Rumah Hangus Terbakar di Aceh
Empat unit rumah di Jalan Lamgapang, Kecamatan Krueng Barona Jaya, Kabupaten Aceh Besar, Aceh terbakar.
Petani Mulai Keluhkan Pupuk Subsidi Langka di Aceh
Petani di Kabupaten Aceh Utara, Aceh mulai mengeluhkan terjadinya kelangkaan pupuk bersubsidi.
Camat Aceh Utara Ditodong Pakai Senjata Api
Polisi berhasil menangkap satu orang anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), berinisial BT, 36 tahun, di Aceh Utara, Aceh.
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.