Jakarta - Penyanyi rap Snoop Dogg mengaku bakal ikut berpartisipasi memberikan suaranya dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) pada tahun 2020 demi 'menendang' petahana Donald Trump dari kursi kepala negara.
Selama ini pelantun tembang Young, Wild and Free tersebut enggan terlibat dalam pesta demokrasi di negaranya. Ia beranggapan memiliki cacatan kriminal tidak dapat ikut berpartisipasi memilih dalam bilik suara ketika Pipres AS.
"Selama bertahun-tahun saya dicuci otak, berpikir 'Anda tidak dapat memilih karena Anda memiliki catatan kriminal'," kata Snoop dalam wawancara dengan stasiun radio The Real 92.3, beberapa waktu lalu.
"Tentu saja, karena [sekarang] kita harus membuat perubahan," ujarnya.
Tiap orang berbeda, kita menghormati segalanya, maka kita tidak tersandung.
Namun, ketika ditanya lebih detail terkait keinginan mengubah statusnya seumur hidup memilih golongan putih (golput) agar dapat melihat Donald Trump dicopot, Snoop memilih bungkam. Ia tak ingin penggemar maupun publik terpengaruh dengan ucapannya.
"Aku tidak memberitahumu untuk melakukan sesuatu, maka Anda tidak pergi melakukannya. Semua orang tahu aku seorang yang terdepan," kata dia.
Pada tahun 2018, Snoop sempat mengatakan pendukung Presiden Donal Trump adalah seseorang yang berperilaku rasis (rasisme). Tak terkecuali rapper kulit hitam sekaligus sosialita Kanya West.
Snopp berbicara rasisme sebagai kepercayaan atau tindakan yang dengan jelas menunjukan perbedaan biologis pada ras manusia menentukan pencapaian budaya atau seseorang. Rapper berusia 48 tahun tersebut yakin rapper kulit hitam yang mendukung Trump berpihak pada rasisme daripada kaum tertindas.
Snoop menilai Trump hanya menyalahkan semua kritik yang diterimanya saat menjadi kepala negara. Ia mengatakan Trump penuh dengan retorika sama seperti ketika melakukan kampanye Pilpres AS.
"Tiap orang berbeda, kita menghormati segalanya, maka kita tidak tersandung," ujarnya.
Seperti diketahui petahana Presiden AS Donald Trump telah mengumumkan akan maju kembali di Pilpres AS yang akan digelar pada 3 November 2020. Kampanye demi masa jabatan kedua Trump diluncurkan pertama kali pada 18 Juni 2019. []