Jakarta - Berita kepulangan Rizieq Shihab berembus kencang. Apalagi, Ketua Bantuan Hukum Front Pembela Islam (FPI) Sugito Atmo Pawiro menyatakan imam besar FPI itu akan pulang usai pelantikan Presiden dan Wakil Presiden. Alasannya, setelah pelantikan, situasi dan kondisi sudah tidak menegangkan.
Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Jakarta Ujang Komarudin mengatakan, kemungkinan Rizieq Shihab akan pulang setelah rekonsiliasi selesai. Karena menurutnya, peluang pulang ke Indonesia dalam waktu dekat sangat tidak mungkin, mengingat proses rekonsiliasi masih terus berjalan.
"Jadi biar situasi terkendali, adem dulu. Biasanya kan menyusun kabinet bisa ramai, kalau pulang sebelum pelantikan akan semakin ramai di tanah air. Jadi sangat wajar jika pengembalian pasca pelantikan, menunggu semuanya stabil dulu," kata Ujang kepada Tagar, Selasa, 23 Juli 2019.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) ini juga mengatakan saat ini pihak Jokowi dengan Prabowo masih menjalani proses rekonsiliasi. Menurutnya, pertemuan beberapa waktu lalu antara Jokowi dan Prabowo merupakan pertemuan pertama.
Untuk mencapai kesepakatan antara kedua belah pihak, pasti diperlukan beberapa tahapan. Pria berdarah sunda ini menyebut, dalam rekonsiliasi terdapat perjanjian tertentu yang di antaranya yaitu bisa memulangkan Rizieq Shihab ke Indonesia.
Kan sekarang proses rekonsiliasi sedang jalan, sambil menyelesaikan poin-poin itu sampai oktober, pasca oktober kemungkinan ya.
"Mereka ini bermainnya sangat cantik dan rapi biar tidak ada gejolak, ini kan lagi buat kesepakatan, nantinya ditandatangi kedua belah pihak, ada poin-poin tertentu di dalamnya," ucap pria bergelar Doktor itu.
Menurut dia, saat ini politik masih bergejolak terutama terkait pembahasan susunan kabinet. Kalau kondisi mulai tenang, mungkin pulang dengan ketentuan yang sesuai dengan perjanjian.
"Kemungkinan setelah pelantikan, kalau tidak salah 20 oktober, bisa jadi setelah 20 oktober," ucap Ujang.
Berita kepulangan Rizieq Shihab pasca pelantikan Jokowi dihembuskan oleh Ketua Bantuan Hukum FPI Sugito Atmo Pawiro. Ia menyebut kemungkinan pulang, karena melihat situasi politik yang sudah tak memanas lagi.[]
