Bandung - Dinas Pendidikan Jawa Barat memberikan bantuan kuota internet sebesar Rp 150.000 untuk semua siswa tingkat SMA yang tidak mampu secara ekonomi di semua sekolah di Jawa Barat. Penyerahan bantuan tersebut dilakukan di SMAN 9 Kota Bandung.
“Bantuan kuota internet ini untuk membantu siswa yang sulit membeli kuota internet. Diharapkan dengan bantuan internet ini proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) bisa lancar, semua anak bisa tetap belajar,” tutur Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat, Dedi Supandi, usai Acara Penyerahan Bantuan Kuota dan Pinjaman Gawai di SMAN 9 Bandung, Bandung, 31 Agustus 2020.
Untuk mendapatkan bantuan kuota internet tersebut, lanjut Dedi, siswa yang tidak mampu secara ekonomi tinggal mendaftar di sekolah masing-masing. Setelah mendaftar dan diverifikasi pihak sekolah, maka bantuan kuota internet langsung bisa diberikan. “Bantuan kuota internet ini sebenarnya mulai awal Agustus, hanya saja baru di-lauching hari ini,” kata Dedi.
Agar tidak terjadi duplikasi bantuan kuota internet dari Pemerinah Daerah Provinsi Jawa Barat dengan Pemerintah Pusat pun yang direncanakan mulai berlaku September hingga Desember 2020 (4 bulan). Maka, Dinas Pendidikan Jawa Barat pun akan mengalihkan pos anggaran bantuan kuota internet gratis kepada bantuan atau hal lain. “Atau misalkan bantuan kuota internet dari Pemerintah Pusat tidak merata atau tidak mencukupi. Maka, Dinas Pendidikan Jawa Barat akan menambah yang masih kurang tersebut,” ujar Dedi.
Adapun mengenai dasar nilai bantuan kuota internet Rp 150.000 tersebut, didasari oleh perhitungan pemakaian internat selama siswa mengikuti proses pembelajaran jarak jauh selama 1 bulan. Selain itu, bantuan kuota internet pun diberikan didasari oleh hasil survei yang dilakukan Dinas Pendidikan Jawa Barat terkait PJJ ternyata hampir semua responden mengeluh soal mahalnya kuota internet.
“Hasil survei yang kita lakukan kepada orang tua dan siswa. Orang tua (responden untuk kelompok orang tua) menjawab paling tinggi keluhan kuota internet. Jawaban siswa tertinggi meminta jangan banyak Pekerjaan Rumah (PR) lalu soal keluhan kuota internet,” kata Dedi.
Untuk bantuan kuota internet ini tambah Dedi, diambil dari Bantuan Operasional Pendidikan Daerah (BPOD) yang bersumber dari APBD Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat. Namun demikian, Dedi Supandi tidak memerinci total anggaran untuk bantuan internet gratis tersebut.
Sementara itu untuk siswa SMA tidak mampu dari sekolah swasta, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat pun berencana akan memberikan bantuan kuota internet. Hanya saja, mekanismenya berbeda dengan tingkat SMA sekolah negeri. “Sekolah swasta rencananya akan diberikan chip dari salah satu provider. Nantinya provider ini akan memberikan kuota gratis 10 GB di bulan pertama, dan di bulan berikutnya siswa hanya membayar Rp 5.000 untuk setiap 10 GB yang diberikan,” ujar Dedi.
Selain itu, untuk yang di SMA swasta rencananya akan ada pembatasan waktu pemakaian. Pemakaian hanya diperbolehkan untuk jam-jam saat pelaksaan PJJ. Dil uar waktu PJJ, akses internet akan ditutup. “Yang menerima bantuan ini rencananya akan diberikan untuk 1,2 juta siswa saja,” ujar Dedi []