Sisa Kesedihan Usai Api Membakar Ruko di Makassar

Kejadian kebakaran ruko di Makassar yang membuat lima penghuninya meninggal, menyisakan kesedihan bagi Benny. Ia pun berbagi kisah.
Lokasi ruko di Makassar yang terbakar pada Kamis, 9 Januari 2020, membuat lima penghuninya meninggal dunia. (Foto: Tagar/M Ilham)

Makassar - Rumah toko (ruko) di Jalan Titang, Kelurahan Berana, Kecamatan Makassar, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, terbakar dan menewaskan lima penghuninya, Kamis, 9 Januari 2020. Dan dalam waktu singkat, Benni Ton Gani, harus berpisah dengan orang-orang yang dicintainya.

Tidak ada yang tersisa dari peristiwa kebakaran tersebut. Bangunan hangus di sana sisi dan sejumlah perabotan rumah yang tak bisa lagi digunakan. Hanya ada sisa kenangan berbalut kesedihan dalam diri Benni, kepala keluarga dari lima korban meninggal tersebut.

Pria paruh baya ini pengontrak ruko dua lantai yang telah ditinggalinya selama tiga tahun terakhir. Sedih memang, tapi ia berusaha tegar. Setegar ketika melihat jenazah lima keluarganya masuk di liat lahat di pemakaman Bolangi, Kabupaten Gowa, Sabtu, 11 Januari 2020.

Kenangan kejadian terlintas di benaknya. Masih ingat betul, beberapa saat sebelum muncul api yang disertai api membumbung tinggi membekap bangunan rukonya. Diketahui, selain sebagai tempat tinggal, ruko Benni juga difungsikan untuk usaha pembuatan bantal sofa.

Edgar datang karena dia sebelumnya bilang mau datang.

65 ruko2Suasana haru bercampur sedih di prosesi kebaktian lima korban kebakaran ruko di Makassar. (Foto: Tagar/M Ilham)

Ditemui Tagar sehari persis setelah kejadian kebakaran di rumah duka Yayasan Budi luhur, Jumat, 10 Januari 2020, ia menuturkan secara runut kronologi kejadian.

Benni menarik nafas dalam-dalam mengawali ceritanya. Sore itu, sekitar pukul 15.00 Wita, kondisi Kota Makassar tengah diguyur hujan deras. Istri Benni, Rachel Monita Kawilarang, 49 tahun berada di lantai dua ruko. Rachel bersama tiga anaknya, yakni Valencia Lois Masloka 21 tahun, Briget Sammer Tonggadi 17 tahun dan Jetsren Tonggadi 7 tahun serta cucunya bernama Edgar Junior Lim 3 tahun.

Edgar hari itu memang berada di ruko Benni. Cucu dari anak keduanya, Cecilia, itu tengah tak enak badan hingga akhirnya dibawa ke ruko untuk dititipkan sementara.

"Edgar datang karena dia sebelumnya bilang mau datang. Saya tanya ke mamanya tidak pergi sekolah kenapa, dia bilang sakit. Jadi saya suruh belikan obat, sedangkan saya pergi cari busa sebentar, baru kembali lagi,” beber ayah enam anak itu mengenai cucunya yang tercatat sebagai siswa TK Gamaliel.

Terjebak 

Sesaat sebelum kejadian, kelima korban tengah bermain sembari bercanda dan melakukan aktivitas seperti biasa di lantai dua. Sekira pukul 15.30 WIB, terdengar suara teriakan dari salah satu karyawan di lantai satu. Karyawan itu minta tolong sambil menyebut api.

Seketika, Benni yang tengah bercanda bersama keluarga di lantai dua, bergegas ke lantai satu untuk melihat kondisi. Di tempat biasa ia membuat bantalan sofa itu, api dilihat sudah berkobar, membakar sebuah potongan busa sofa.

Seadanya dan sebisanya, Benni berusaha mencegah api membesar. Dibantu tiga karyawannya, mereka berupaya mendorong keluar sebuah busa yang terbakar. Tujuannya agar api tidak melebar ke busa lain dan asap bisa keluar. Sayang, upaya ini terlambat, sejumlah bahan sofa yang mudah terbakar terlanjur terjilat api.

Saya dari atas mau tarik busa keluar, supaya terbakar di luar. Busanya tidak bisa keluar.

65 ruko3Salah satu kerabat tak mampu menahan tangis melihat korban kebakaran ruko di Makassar. (Foto: Tagar/M Ilham)

Tak lama, api bertambah besar dan mengeluarkan asap yang tebal hingga ruang tempat usahanya tertutup asap tebal. Dan menyebar ke lantai dua menyebar ke lantai dua, dimana istri, anak dan cucunya berada.

“Saya dari atas mau tarik busa keluar, supaya terbakar di luar. Busanya tidak bisa keluar. Saya mau tarik api keluar tapi itu api besar sekali," ujar dia.

Kepanikan pun muncul dari penghuni ruko yang berada di lantai dua. Terlebih ketika asap diserta hawa panas mulai menyergap napas. Mereka berusaha menyelamatkan diri dengan membuka jendela. Namun, jendela tersebut juga tidak dapat dibuka karena terkunci dengan besi pengaman sehingga mereka terjebak dalam kejadian kebakaran tersebut.

Benni hanya pasrah demi mendengar teriakan minta tolong dari keluarganya di lantai dua. Ia tidak bisa berbuat banyak. Langkahnya untuk menolong terhalang kobaran api dan asap yang memenuhi lantai satu. Hingga akhirnya istri, tiga anak serta cucunya ditemukan meninggal dunia di tempat terakhir mereka beraktivitas.

"Tidak pakai baju itu Edgar hanya pakai celana dalam. Sedangkan tiga lainnya di kamar sama-sama," sebutnya.

Sementara putra bungsunya, kata Benni, sempat dikira selamat. Sebab sesaat sebelum kebakaran, ia sempat melihat Jetsren Tonggadi tengah memandikan anjing peliharaannya di teras depan ruko. Ia tak mengetahui jika ternyata, Hummeri, sapaan Jetsren, ternyata balik ke lantai dua. Dan ditemukan meninggal dunia bersama anggota keluarganya yg lain.

"Hummeri kenapa bisa sampai naik ke lantai dua, karena dia sementara kasih mandi ini anjing,” katanya tak mampu menahan air mata.

Kenangan Keisha

Selama bercerita itu, Benni tak mampu menyembunyikan kesedihannya. Matanya yang sudah sembab terus saja meneteskan air mata. Sesekali ia menarik napas dalam dan menghembuskannya kuat-kuat. Seperti ingin melepas seluruh beban kesedihan yang ada.

Sesaat ia terdiam, pandangannya terlihat menatap jauh. Kembali ia menarik dan menghembuskan napas sebelum melanjutkan ceritanya. Terlintas di ingatan jika anak perempuannya, Briget Sammer Tonggadi, dalam dekat akan menjalani ujian nasional (UN).

Kata Benni, anak kelimanya yang biasa dipanggil Keisha itu merupakan siswi SMA Gamaliel. Selama sekolah nilai bagus selalu diraih. “Keisha ini mau UN, dia bagus nilai-nilainya di sekolah. Jadi anak saya ada enam. Yang meninggal ini berurutan, anak keempat, lima dan keenam,” bebernya.

Mengenai penyebab munculnya api, Benni tidak mengetahui persis. Ia menyerahkan hal itu ke polisi untuk menyelidikinya. "Korsleting kira-kira,” sebut dia.

Keterangan tetangga, Daeng Ona 58 tahun mengaku tidak tahu persis asal muasal api. Setahunya, saat tengah berjualan bakso, ia melihat Benni keluar ruko sambil teriak minta tolong. Ia dan warga lain langsung berupaya membantu memadamkan api.

“Saya lihat dia (Benni) keluar lalu teriak api, tapi apinya tidak kelihatan cuma asap yang terlihat. Anaknya ada enam,” kata Daeng Ona.

Keisha ini mau UN, dia bagus nilai-nilainya di sekolah.

65 ruko4Suasana pemakaman korban kebakaran ruko di Makassar. (Foto: Tagar/M Ilham)

Kebakaran di ruko akhirnya bisa dikendalikan setelah datang 14 unit armada pemadam. Petugas pemadam kesulitan menolong korban di lantai dua lantaran jendela di tempat tersebut berterali besi. Satu-satunya akses menuju lantai dua tak bisa dilewati karena ada api dan asap tebal.

“Ruko dengan menggunakan terali pada jendela di lantai dua sehingga sulit untuk ditembus, ditambah lagi kepulan asap menambah kesulitan,” kata Kabid Operasi Dinas Damkar Makassar, Hasanuddin.

Petugas pemadam hanya bisa berjuang agar secepatnya bisa memadamkan api agar bisa segera menolong para korban yang terjebak di lantai dua. Tapi suratan takdir berkehendak lain. Setelah api padam dan dilakukan pendinginan di lantai satu, lima korban ditemukan sudah dalam kondisi tergeletak meninggal.

"Kelima korban ada di lantai dua. Satu korban posisinya di dalam kamar mandi, di luar kamar mandi ada satu orang anak kecil laki-laki. Terus di dalam kamar ada tiga orang,” tutur dia.

Sementara, seorang pengawai Benni berhasil meloloskan diri dari jebakan api dan asap lewat pintu belakang di lantai satu. Rahmawati, 36 tahun, warga Jalan Dg. Ujung 1, Kota Makassar, mengalami luka gores pada lengan kanan dan kiri saat menyelamatkan diri. Ia juga sempat mengalami sakit perut lantaran sedang hamil empat bulan.

Luka Bakar Bervariasi

Sebelumnya, Kasat Reskrim Polrestabes Makassar AKBP Indratmoko mengatakan berdasarkan keterangan dua pegawai Benni, munculnya api ditandai dengan suara hubungan arus pendek di colokan yang disertai percikan api. Percikan api menyambar bahan bantal, gabus dan busa. Benda-benda itu membuat api cepat membesar, apalagi di lantai satu ruko banyak sekali bahan bantal.

“Saksi ini hanya mendengar bunyi percikan api lalu berusaha memadamkan api dengan menyiramkan air. Ada satu pekerja yang tersengat listrik. Pekerja yang berada di lantai satu berusaha menyelamatkan diri lewat jendela belakang rumah,” jelasnya.

Kelima jenazah korban kebakaran sempat diperiksa tim Biddokkes Forensik Polda Sulsel untuk dilakukan proses identifikasi. Sebab, pascakebakaran jenazah dalam kondisi yang sulit untuk dikenali.

"Luka bakarnya rata-rata bervariasi, antara 70 hingga 90 persen," ucap Kabid Dokkes Polda Sulsel, dr Yusuf Mawadi.

Kelima jenazah keluarga Benni selanjutnya dibawa ke rumah duka Yayasan Budi Luhur untuk dilakukan kebaktian sebelum jenazah dimakamkan di Bolangi, Kabupaten Gowa. Dan hari itu, Sabtu, 11 Januari 2020, menjadi hari terakhir bagi Benni untuk melihat kelima keluarga yang dia sayangi.

Seluruh keluarga besar Benni benar-benar kehilangan. Setelah prosesi pemakaman rampung, Benni bersama ketiga anaknya juga tak segera beranjak. Tapi ia harus kuat. Benni harus mengikhlaskan istri bersama tiga anak dan cucunya pulang ke surga, Kerajaan Tuhan. []

Baca juga cerita: 

Berita terkait
Kebakaran di Makassar Menewaskan 5 Orang Penghuninya
Kebakaran yang menimpa Ruko di Jalan Titang Kecamatan Makassar kota Makassar menewaskan 5 orang penghuninya meninggal dunia akibat terjebak asap.
Diduga Arus Pendek Penyebab Kebakaran di Makassar
Sampai saat ini polisi masih menyelidiki terkait penyebab kebakaran yang menewaskan 5 orang penghuni Ruko, dugaan polisi karena korsleting listrik.
Lima Korban Kebakaran di Makassar Dimakamkan di Gowa
Lima korban kebakaran Ruko di kota Makassar akan dimakamkan di pemakaman keluarga, di Kabupaten Gowa Sulsel.
0
Massa SPK Minta Anies dan Bank DKI Diperiksa Soal Formula E
Mereka menggelar aksi teaterikal dengan menyeret pelaku korupsi bertopeng tikus dan difasilitasi karpet merah didepan KPK.