Sindiran SBY Agar Elite Politik Tidak Lupa Etika

Ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyindir pimpinan parpol di Indonesia agar tidak terburu-buru memikirkan Pilpres 2024.
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan pidato pada Refleksi Pergantian Tahun Partai Demokrat di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Rabu (11/12/2019). (Foto: Antara/Dhemas Reviyanto)

Jakarta - Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago mengatakan wajar saja apabila Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengkritik pimpinan partai politik (parpol) yang mengumbar hasrat untuk menjadi calon presiden pada Pilpres 2024.

Pak SBY dalam kapasitas mengingatkan elite yang berkuasa sekarang. Agar memimpin dengan hati dan santun, tidak mentang-mentang sedang memimpin, lupa etika dan belagu.

Menurutnya, dalam pidato sikap partainya beberapa waktu lalu, SBY secara gamblang menyindir pimpinan parpol di Indonesia untuk tidak terburu-buru memikirkan Pilpres 2024. Pasalnya, pesta demokrasi tersebut masih lima tahun lagi.

Baca juga: AHY 'Golden Boy' Partai Demokrat

"Pak SBY dalam kapasitas mengingatkan elite yang berkuasa sekarang. Agar memimpin dengan hati dan santun, tidak mentang-mentang sedang memimpin, lupa etika dan belagu," katanya kepada Tagar, Kamis, 12 Desember 2019.

Pernyataan SBY dalam pidato sikap Partai Demokrat, dimaknai Pangi, agar para elite partai seyogianya menghargai pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin yang baru saja berjalan beberapa bulan.

"Ini sebetulnya sikap menghargai pemerintahan Jokowi sekarang, beliau ingin pemerintahan Jokowi sukses. Terlalu dini membicarakan Pilpres 2024, sementara pemerintahan Jokowi masih baru beberapa bulan," ujarnya.

Baca juga: PDIP: Pandangan Politik SBY Seperti Realitas Pemilu

Dia berpendapat, tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi dengan pernyataan SBY. Sesungguhnya, mantan Presiden RI ke-6 itu ingin menyadarkan para petinggi partai, agar berbicara tentang Pilpres dalam waktu yang tepat.

"Sebenarnya Pak SBY ingin mengajarkan tradisi bagaimana menghormati dan merasa malu sama rakyat, baru kemarin selesai Pilpres, sudah bernafsu lagi untuk bicara Pilpres 2024. Jadi tidak tepat untuk waktu sekarang, momentum masih jauh, sudah bicara kekuasaan lagi, padahal masyarakat ingin bagaimana pemerintah menjalankan semua janji politiknya," tutur Pangi.

Namun, Pangi belum bersedia membocorkan siapa elite partai yang dimaksud oleh SBY dalam pidatonya tersebut. Yang pasti, dikatakan dia, itu merupakan langkah SBY untuk menarik perhatian Jokowi terhadap Partai Demokrat.

Baca juga: Ngabalin Anggap Rocky Gerung Amoral

"Ya tentu saja elite partai yang selama ini bicara Pilpres 2024, padahal umur pemerintahan Jokowi baru kemarin siang, baru saja rakyat capek-capek memilih pemimpinnya ke TPS, sudah mulai lagi pembicaraan Pilpres 2024," ucapnya.

"Secara tidak langsung SBY ingin mengambil empati dan menghormati bagaimana membantu agar pemerintahan sekarang berjalan sukses, setelah itu baru dibicarakan soal Pilpres 2024," kata Pangi. []

Berita terkait
SBY Ungkap Ide Demokrat Ibu Kota di Jawa Barat
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bernostalgia melahirkan ide memindahkan ibu kota ke Jawa Barat.
SBY Sampaikan Arah Politik Dalam Waktu Dekat
Meski telah menyatakan mendukung Jokowi-Maruf, SBY akan menyampaikan pandangan politik Partai Demokrat untuk lima tahun ke depan pada Desember ini
Jokowi Bertemu Zulkifli Hasan Setelah SBY dan Prabowo
Ketum PAN Zulkifli Hasan memenuhi undangan Presiden Jokowi datang ke Istana Merdeka Jakarta. Sebelumnya hal sama dilakukan SBY dan Prabowo.