Siap-siap, 2.000 SMK di Indonesia Bakal Ditutup

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan mengurangi jumlah sekolah menengah kejuruan.
Peserta sedang menguji alat dalam acara LKS XXVII 2019 tingkat Nasional di JEC Bantul, DIY, Selasa 9 Juli 2019. (Foto: Tagar/Ridwan Anshori)

Yogyakarta - Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan mengurangi jumlah sekolah menengah kejuruan (SMK). SMK yang kurang bagus dan sedikit siswa bakal ditutup.

Direktur Pembinaan SMK Kemendikbud M Bakrun mengatakan, di Indonesia saat ini jumlah SMK sekitar 14.000 unit. Jumlah siswanya sekitar lima juta orang.

Dari jumlah SMK itu tidak semuanya baik. Sekolah yang kurang berkualitas ini akan dikurangi. "Sekolah yang kurang baik dan siswanya tidak cukup banyak akan kita kurangi," katanya, saat membuka Lomba Kompetensi Siswa (LKS) SMK tingkat nasional di Jogja Expo Center (JEC), Bantul, DIY, Selasa 9 Juli 2019.

Menurut dia, kriteria SMK yang akan dikurangi antara lain jumlah siswanya kurang dari 60 orang. Padahal secara nasional ada 2.000 SMK yang siswanya kurang dari 60 orang tiap sekolah. Artinya pemerintah akan menutup 2.000 SMK di Indonesia.

"Target kami, jumlah sekolah SMK turun, tapi jumlah siswa SMK naik. Kita kurangi kira-kira (jumlah SMK di Indonesia) menjadi 12.000 sekolah lah," kata dia.

Di sisi lain, Kemendikbud juga mendorong jumlah siswa SMK terus meningkat secara kuantitatif meski jumlah SMK dikurangi.

"Saat ini jumlah siswa SMK di Indonesia lima juta orang. Harapan kami lima tahun ke depan menjadi enam juta orang," tuturnya.

Selain itu, Kemendikbud terus mendorong kerja sama dengan pemerintah daerah untuk memaksimalkan potensinya. Keberadaan SMK punya peluang besar dalam memajukan potensi setiap daerah.

Karena bangsa Indonesia membutuhkan tenaga keilmuan yang mampu mengoperasikan alat-alat dengan sistem komputerisasi

Setidaknya sudah ada beberapa SMK yang dibangun sesuai potensi masing-masing daerah. "Misalnya di Jawa Barat kita kembangkan SMK kopi, di Sulawesi Selatan kita kembangkan SMK Bakau, di Riau kita kembangkan SMK sawit," ujarnya.

Menurut dia, sampai saat ini Kemendikbud mengembangkan 146 kompetensi keahlian. Rinciannya yang SMK tiga tahun ada 110 kompetensi dan empat tahun ada 36 kompetensi.

Bakrun mengatakan, jumlah 146 kompetensi ini sudah dipilih sesuai kebutuhan kerja dan industri. "Semuanya penting, seperti elektronik, robotik untuk digitalisasi ke depan," kata dia.

Sementara itu, LKS yang ke-27 ini melombakan 32 jenis lomba. Total peserta 759 dari 34 provinsi di Indonesia. Pelaksanaan LKS SMK tingkat nasional ini bertema Kompeten Menyongsong Industri 4.0.

PT Kawan Lama Sejahtera, distributor penyedia peralatan industri teknik dan komersial ikut ambil bagian dalam kegiatan ini.

"Kita ikut serta menguji kompetensi siswa SMK untuk lima bidang lomba teknik, yaitu automobile technologymloxv, welding, CNC milling, dan CNC turning," kata Komisaris PT Kawan Lama Sejahtera, Tony Sartono.

Tony mengatakan, melalui gelaran LKS SMK ini, Kawan Lama ikut berpartisipasi mendidik bangsa khususnya pendidikan vokasi.

"Karena bangsa Indonesia membutuhkan tenaga keilmuan yang mampu mengoperasikan alat-alat dengan sistem komputerisasi," ujarnya.[]

Baca juga:

Berita terkait