Untuk Indonesia

Siapa yang Akan Menang Debat Capres?

Nanti malam pertama kali kita akan melihat debat kedua Capres dan Cawapres yang berlaga di Pilpres 2019. - Tulisan Denny Siregar
Capres-cawapres nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin dan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, saat acara pengundian dan penetapan nomor urut pasangan calon presiden dan wakil presiden pemilu 2019 di Gedung Komisi Pemilihan Umum, Jakarta, Jumat (21/9/2019). (Foto: Antara)

Oleh: Denny Siregar* 

Nanti malam, tanggal 17 April, adalah pertama kali kita akan melihat debat kedua Capres dan Cawapres yang berlaga di Pilpres 2019.

Ini debat yang ditunggu-tunggu banyak orang, sesudah begitu lama pemanasan dengan riuhnya media sosial dalam mengunggulkan jagoannya masing-masing. Bukan hanya penonton, timses di masing-masing pihak pun sudah siap dengan peralatannya untuk mendistribusikan potongan-potongan debat yang mengangkat nama pilihannya dan menjatuhkan lawannya.

Pertanyaannya, kira-kira siapa yang menang dalam debat Capres nanti malam?

Ukuran menang tentu bukan ukuran pasti, karena masing-masing kubu akan merasa menang. Tetapi kalau dilihat dari pengalaman, kemungkinan besar Jokowi akan menguasai medan.

Seperti kita tahu, hasil survei terakhir menghitung bahwa pemilih Jokowi berada di kisaran 53 persen, sedangkan Prabowo ada di kisaran 35 persen. Dan itu adalah pemilih "berani mati" yang tidak akan beranjak dari pilihannya. Tetapi ada sekitar 20 persen pemilih ngambang dan yang belum menentukan pilihannya. Inilah yang akan diperebutkan kedua kubu.

Dan jika Jokowi berhasil mempresentasikan hasil kerjanya selama ini, termasuk bisa membangun mimpi ke depan dengan bahasa gamblang, ia hanya cukup meraih 5 persen suara saja dari swing voters untuk menang. Dan debat ini tentu bukan hal yang baru bagi Jokowi. Sejak bertarung menjadi Wali Kota, Gubernur dan Presiden, Jokowi sudah mampu menguasai panggung.

Sedangkan Prabowo, dengan tidak ada pengalaman di pemerintahan, tentu akan mengandalkan retorika-retorikanya. Ia akan memainkan nada pesimisme terus, sambil mengangkat dirinya sebagai pahlawan yang akan menyelamatkan situasi jika terpilih.

Sebenarnya mudah bagi Jokowi untuk menghajar Prabowo dengan pertanyaan, cukup minta Prabowo menjabarkan secara teknis program-program retorikanya ia akan gelagapan.

Dalam sisi teknis program, jelas Prabowo tidak akan menguasai. Sama seperti ketika dulu Jokowi saat debat 2014 bertanya tentang TPID - Tim Pengendali Inflasi Daerah - Prabowo langsung gagap karena asing dengan istilah teknis. Inilah kekuatan Jokowi nanti.

Sedangkan Sandiaga sebagai Cawapres pasti akan banyak berbicara ekonomi nantinya. Inipun seharusnya bisa dihadang oleh Kiai Maaruf Amin dengan penjabaran ekonomi syariah yang memang sangat dikuasainya.

Satu lagi trik jika Jokowi ingin menang dalam debat nanti.

Jokowi harus mampu memancing emosi Prabowo dengan pertanyaan. Emosi adalah kelemahan terbesarnya. Ketika Prabowo naik emosinya, ia cenderung gagap karena geram dan biasanya salah tingkah karena sibuk berdamai dengan dirinya.

Cuman hati-hati. Panitia harus siap singkirkan handphone di depan Prabowo, karena jika ia gelap mata, bisa-bisa ia menggebrak meja dan benda teknologi tak bersalah itu pun melayang ke mana-mana.

Iya, kalau handphonenya Iphone yang mahal. Kalau masih Nokia 5110 yang setebal bata, kan bahaya??

Mari kita siapkan secangkir kopi di malam hari sebagai teman menonton siapa yang paling ahli....

*Denny Siregar penulis buku Tuhan dalam Secangkir Kopi

Berita terkait
0
Elon Musk Sebut Pabrik Mobil Baru Tesla Rugi Miliaran Dolar
Pabrik mobil baru Tesla di Texas dan Berlin alami "kerugian miliaran dolar" di saat dua pabrik kesulitan untuk meningkatkan jumlah produksi