Siapa Penemu DDoS, Metode Pelumpuhan Server Paling Berbahaya?

Serangan DDos membuat sebuah jaringan menjadi down dan tidak dapat bekerja dengan baik.
Ilustrasi. (Foto: Tagar/Gemilang Isromi)

Jakarta, (Tagar  14/3/2019) - Baru-baru ini layanan sosial media Facebook, Instagram dan WhatsApp mengalami masalah. Tagar #InstagramDown meliar di linimasa Twitter. Belakangan, pihak Facebook menyangkal kalau masalah yang terjadi adalah akibat serangan DDoS (denial-of-service), seperti yang sempat diperbincangkan.

Serangan DDoS (Distributed Denial of Service Attack) merupakan sebuah serangan siber yang dilakukan oleh pihak luar. Serangan dimaksudkan untuk membuat sebuah jaringan ataupun server menjadi down dan tidak dapat bekerja dengan baik. Caranya adalah dengan mengirimkan spam dalam jumlah yang banyak sekaligus secara bersamaan.

Server yang terkena serangan biasanya tidak akan mampu menahan laju traffic (lalu lintas) yang sedemikian padat. Hasilnya, tentu saja situs akan menjadi sulit diakses, lemot dan bahkan mengalami kerusakan.

Serangan DDoS barangkali adalah mimpi buruk bagi sebagian pemilik situs atau website, baik laman pribadi maupun sebagai portal sebuah badan usaha. Sekali kena, pengelola situs akan kerepotan menanganinya.

Sejarah serangan DDoS pertama kali terjadi pada awal tahun 2000. Di mana situs-situs besar seperti CNN, eBay, Yahoo dan Amazon lumpuh selama beberapa waktu.

Serangan tersebut membuat situs sulit diakses secara utuh. Imbas lain adalah kerusakan pada data-data yang diakses. Proses akses terhadap situs-situs yang diserang juga menjadi jauh lebih lambat atau lemot.

Sementara pada tanggal 5 Maret 2018, seorang pelanggan tanpa nama dari penyedia layanan yang berbasis di AS Arbor Networks menjadi korban DDoS terbesar dalam sejarah, mencapai puncak sekitar 1,7 terabit per detik.

Rekor sebelumnya ditetapkan beberapa hari sebelumnya, pada 1 Maret 2018, GitHub dihantam oleh serangan 1,35 terabit per detik.

Sumber lain menyebut DDoS telah muncul sejak tahun 1996. Melansir wikipedia, kesaksian di pengadilan menunjukkan bahwa demonstrasi pertama serangan DoS dilakukan oleh Khan C. Smith pada tahun 1997 selama acara DEF CON. Hal tersebut mengganggu akses Internet ke Las Vegas Strip selama lebih dari satu jam.

Pelepasan kode sampel selama acara disebut menyebabkan serangan online terhadap Sprint, EarthLink, E-Trade, dan perusahaan besar lainnya di tahun berikutnya.

Meski tidak ada resensi yang menyatakan secara menyeluruh bahwa Khan C. Smith sebagai penemu teknik serangan DDoS, tetapi kasus yang dialaminya bisa dibilang menjadi salah satu pionir metode pelumpuhan server paling berbahaya, DDos.

Baca juga: Macam-macam Serangan DDoS Dan Cara Mengantisipasinya

Berita terkait
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.