Jakarta - Mantan Wakil Presiden Try Sutrisno memprihatinkan kondisi masyarakat sekarang ini, terutama orang-orang kaya yang semakin susah untuk diajak berkegiatan dan gotong-royong dalam masyarakat.
"Makin di kota, orang bukan makin gotong-rotong, tetapi makin individualis. Jarang ketemu tetangga," kata Try Sutrisno di Jakarta, Selasa, 19 November 2019, seperti diberitakan Antara.
Hal itu disampaikannya saat Pembekalan Materi Pendidikan dan Pelatihan Pembinaan Ideologi Pancasila Bagi Penceramah, Pengajar, dan Pemerhati yang digelar di Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) di Hotel Borobudur Jakarta.
Wakil ketua Dewan Pengarah BPIP menyampaikan momentum pertemuan di masyarakat sekarang ini makin jarang, dan hanya sekali hingga dua kali dalam setahun.
Gotong rotong masih di desa, kalau di kota mulai individualisme.
"Ketemunya setahun sekali, saat 17 Agustus, atau Lebaran. Itu kalau RT-nya aktif, dikumpulkan," ujar dia, disambut tawa hadirin.
Dia mengakui masih ada orang-orang kaya yang enggan datang pada acara masyarakat semacam itu, dan menggampangkannya dengan membayar iuran.
"Orang-orang kaya sulit dipertemukan, tahunya bayar. Duit itu perlu, sebagai alat, tetapi jangan untuk memperalat orang," ucap dia.
Individualisme masyarakat di perkotaan, menurut dia, sekarang ini ditunjukkan dengan model-model hunian yang mengadopsi pagar besar, tinggi, dan tertutup.
"Peraturannya, pagar itu tingginya 1,5 meter dan terbuka. Tetapi lihat, ada rumah dengan pagar beton, tinggi, tidak ada lubang. Itu mesti ditegur," tuturnya.
Selain menyalahi aturan, keberadaan bangunan pagar yang semacam itu juga melanggar budaya dan etika bermasyarakat di Indonesia.
"Takut rumahnya dirampok, dimaling, jadi bikin pagar besi, tinggi, kemudian ada tombak-tombaknya, dan sebagainya. Malu kita sebagai umat yang berpancasila," katanya.
Meski demikian, Try Sutrisno masih mengapresiasi semangat gotong-royong yang selama ini masih dipertahankan masyarakat di pedesaan.
"Gotong rotong masih di desa, kalau di kota mulai individualisme. Makanya, mari kita teruskan tradisi-tradisi yang baik, seperti gotong-royong, saling 'nuturi', saling menegur," ujar Try Sutrisno. []
Baca juga:
- Try Sutrisno Beri Pesan Khusus ke Prabowo Subianto
- Soal Pemindahan Ibu Kota, Try Sutrisno: Itu Positif