Setiap Makhluk Bernyawa Pasti Akan Mati

Sumanta terkulai lemas dan pingsan ketika melantunkan azan di Masjid Nurul Huda yang bangunannya selamat dari terjangan tsunami.
Ombak tinggi menerjang pesisir Kampung Nelayan Teluk, Labuan di Pandeglang, Banten, Jumat (28/12/2018). BMKG menyatakan kawasan pesisir Selat Sunda berpotensi terjadi gelombang tinggi dan meminta warga untuk tidak melakukan aktivitas di sekitar pinggir pantai. (Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay)

Lampung Selatan, (Tagar 30/12/2018) - Sumanta terkulai lemas dan jatuh pingsan ketika melantunkan azan di Masjid Nurul Huda di Desa Way Muli Timur, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung.

Sumanta, pria berumur 40 tahun, korban bencana tsunami warga Desa Way Muli Timur.

Dilansir kantor berita Antara hal itu terjadi pada momen salat Jumat pertama (28/12) di bangunan masjid yang selamat dari ganasnya terjangan tsunami Selat Sunda enam hari sebelumnya.

Masjid Nurul Huda kini menjadi posko dadakan untuk mengumpulkan bantuan. Tumpukan ratusan kardus dan karung logistik di halaman depan maupun di teras sampingnya. 

Ratusan sandal jepit maupun sepatu milik korban bencana tsunami maupun relawan atau Satgas terlihat berjajar di atas lantai yang bertulikan "batas alas kaki".

Air kran tempat pengambilan wudhu  terus mengalir sementara jamaah salat Jumat pun bergantian untuk menyucikan diri guna menghadap Sang Illahi.

Ratusan wajah sedih maupun gembira itu memadati bagian dalam masjid yang berukuran kurang lebih 250 meter persegi. Kegembiraan itu mungkin karena bisa selamat dari bencana tsunami dan kesedihan juga karena menjadi korban tsunami. Mereka menyatu dalam menjalankan kewajiban sebagai lelaki muslim.

Suara Azan Berkumandang

Ketika waktu salat tiba, pengeras suara yang berada di atas kubah mengeluarkan suara dengung azan yang dikumandangkan seseorang sebagai panggilan dan menandakan salat segera dimulai.

Salat pertama kalinya itu akan diimami oleh Ustaz Hasbullah sekaligus pemberi khotbah di masjid tersebut.

Suasana kemudian jadi menegangkan, ketika si muazin yang sedang mengumandangkan azan, tiba-tiba tampak lemas tak berdaya dan terhenti melantunkan azan.

Tubuhnya terkulai dan kemudian terjatuh menimpa jamaah lain pada pertengahan lantunan azan "asyhadu anna Muhammadar Rasulullah".

Lelaki itu Sumanta.

Sumanta pun langsung dibopong oleh kerabatnya yang kebetulan duduk bersebelahan dengannya di bagian paling depan.

Ia dibopong ke luar halaman teras samping masjid oleh empat kerabatnya. Mereka adalah paman, dua keponakan dan adik kandungnya.

Situasi menegangkan itu membuat jamaah lain yang berada di halaman teras samping masjid ikut panik.

Lelaki lain kemudian menggantikan Sumanta untuk mengumandangkan azan.

Adik Sumanta yang diketahui bernama Suminta seorang guru ngaji bergegas turun ke posko yang berada di depan masjid. Ia mengambil satu gelas air mineral plastik dan juga sepotong roti panjang.

Air mineral dan roti itu pun kemudian disuapkan ke dalam mulut sang kakak sambil mengucapkan istighfar.

Tidak hanya empat kerabat Sumanta, jamaah lainnya pun yang berada di depan maupun belakang tempat Sumanta duduk turut meminta kepada Sumanta untuk mengucapkan istighfar. 

"Istighfar kang. Minum cai bodas (minum air putih)," kata Suminta dan jamaah lainnya menyuruhnya minum.

Setiap Makhluk Bernyawa Pasti Akan Mati

Sekitar 15 menit proses khotbah berjalan, Sumanta baru bisa merasakan tubuhnya sedikit pulih. Kerabatnya meminta dirinya untuk tetap berada di tempat untuk melaksanakan salat.

"Engges, di die wae shalat na (sudah, di sini saja salatnya)," kata kerabatnya.

Saat tubuhnya sedikit pulih, Sumanta sempat bercerita kepada kerabatnya bahwa dadanya tiba-tiba sakit dan tidak bisa mengeluarkan suara. Saat menarik napas ingin melanjutkan azan tiba-tiba suaranya tidak keluar.

"Pas saya mau lanjut kok tiba-tiba bleng, hilang semua. Terus lama kelamaan kok saya lemas dan pikiran saya entah ke mana," kata Sumanta menjelaskan kepada kerabatnya.

Dengan situasi yang kurang memungkinkan, sang khotib Ustaz Hasbullah hanya memberi sedikit khotbah sebagai penenang untuk jamaah korban bencana tsunami.

Terdengar dari speaker masjid, khotib melantunkan sekaligus menerjemahkan ayat suci Al-Quran kepada jamaah salat Jumat yang maknanya bahwa setiap makhluk yang bernyawa pasti akan mati.

Khatib tidak lama berkhotbah, dan jamaah yang berada di depan kemudian mengumandangkan iqomah menandakan bahwa salat Jumat dimulai.

Iqomah itu kemudian dibarengi berdirinya para jamaah. Berselang lima menit, salat telah usai dan para jamaah ada yang pulang ke rumahnya masing-masing dan ada yang hanya kembali ke posko.

Sebelum Pingsan

Sumanta termasuk yang pulang ke sebuah rumah, tidak jauh dari lokasi masjid, hanya kurang lebih 50 meter, rumah yang merupakan tempat tinggal paman Sumanta.

Di kediaman pamannya, Sumanta kembali menceritakan peristiwa yang terjadi kepadanya. Ia mengatakan sebelum pingsan, ia teringat peristiwa tsunami yang menerjang warga Desa Way Muli Timur termasuk keluarganya yang tinggal di desa tersebut.

"Gak tahu tiba-tiba kok saya teringat, karena saat itu saya ikut menolong keluarga saya dan warga lainnya yang terkena bencana dan tertimpa reruntuhan," tuturnya menerangkan.

Tidak ada aktivitas lagi yang dapat dilakukan Sumanta. Perahu pencari ikan satu-satunya miliknya yang biasa digunakan untuk mencari nafkah untuk keluarganya telah hancur.

Kini dirinya hanya pasrah dan hanya berharap agar pemerintah dapat memberi perahu untuknya agar bisa kembali bekerja.

"Rumah alhamdulillah tidak terkena, cuma kapal perahu kami terkena. Kami biasa menggunakannya untuk mencari ikan," kata dia menjelaskan.

Sumanta yang sehari-harinya bermata pencaharian sebagai nelayan, mengaku sangat trauma atas bencana tsunami yang terjadi di perairan Pantai Selatan itu.

Rumahnya sangat beruntung, tidak tersentuh gelombang laut karena posisinya berada di seberang jalan yang lumayan cukup tinggi.

Hanya saja perahunya, penopang kehidupannya dan keluarganya hancur, termasuk rumah beberapa kerabatnya yang tinggal di desa tersebut. Gelombang tsunami kala itu sungguh mengerikan. []

Berita terkait
0
David Beckham Refleksikan Perjalanannya Jadi Pahlawan untuk Inggris
David Beckham juga punya tips untuk pesepakbola muda, mengajak mereka untuk menikmati momen sebelum berlalu