Serius Bangun Sumut, Djarot dan Istri Jadi Anak Medan

Djarot menyebut, selama beberapa bulan berada di Sumatera Utara, dirinya semakin paham karakter masyarakatnya. Bahkan buah durian menjadi istilah Djarot untuk memaknai karakter orang Sumut.
Calon Gubernur Sumatera Utara Djarot Syaiful Hidayat dan Istri menjadi Warga Kota Medan. Tampak Djarot menunjukkan E-KTP yang baru dimilikinya. (Wes)

Medan, (Tagar 8/6/2018) - Keseriusan Calon Gubernur Djarot Syaiful Hidayat untuk mengabdikan diri membangun Sumatera Utara (Sumut) dibuktikannya dengan memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) Kota Medan. Djarot, Isterinya Happy Farida beserta anak-anaknya memilih tinggal di Kelurahan Madras Hulu Kecamatan Medan Polonia.

Hal itu disampaikan  pasangan Sihar  Sitorus tersebut kepada ratusan pendukungnya yang hadir di acara Dialog Publik bertajuk Lebih Dekat Dengan Mas Djarot, di Hotel Candi Medan yang diselenggarakan Cendekia Kawan Djoss.

"Yah baru selesai diurus hari ini, saya dan isteri beserta anak-anak jadi warga Medan," ujar Djarot sambil menunjukkan KTP Elektronik miliknya, Kamis (7/6/) kemarin malam.

Djarot menyebut, selama beberapa bulan berada di Sumatera Utara, dirinya semakin paham karakter masyarakatnya. Bahkan buah durian menjadi istilah Djarot untuk memaknai karakter orang Sumut. Menurutnya buah durian yang memiliki duri cukup tajam tetapi dalamnya buahnya sangat enak dan lezat.

"Orang Sumut kalau ngomong itu keras, tajem, tapi hatinya lembut. Awak bilang kayak durian," kata Djarot yang sekarang sering memakai kata awak (saya, red) layaknya anak Medan.

Kendati demikian, Djarot mengaku dia dan istrinya Happy Farida belum akan menjadi pemilih pada Pilgubsu 27 Juni mendatang.

Sutrisno: Petarung Berkarakter
Atas keseriusan Djarot tersebut, anggota DPRD Sumatera Utara Fraksi PDI Perjuangan, Sutrisno Pangaribuan menyebut, Djarot merupakan sosok petarung yang memiliki karakter kuat dan  totalitas dalam bekerja. 

Selain itu, lanjut Sutrisno, pilihan menjadi penduduk kota Medan menunjukkan keseriusan untuk menjadi warga sumatera utara, sekaligus juga sebagai keyakinan bahwa beliau siap memimpin Sumatera Utara.

"Orangya kelihatan lembut, tapi urusan kerja, beliau tak suka tanggung-tanggung. Selain berintegritas dia juga pemberani dan petarung. Jiwa anak Medan ada dalam dirinya yang lembut," ujar Sutrisno.

Namun, Sutrisno tak menampik langkah cerdas Djarot menjadi anak Medan juga dilakukan untuk menepis isu-isu hoax yang sengaja dihembuskan lawan politiknya demi meraup suara pada pemilihan gubernur 27 Juni 2018 mendatang.

"Isu hoax sengaja dihembuskan lawan politik, selain isu SARA, putera daerah, cari kerja di Sumut. Djarot tak serius jadi gubernur hanya 2 tahun, setelah itu pulang ke Jakarta dan banyak lagi. Yang dibuat untuk mengalahkan Djarot," sebut Sutrisno.

Sutrisno pun mengatakan, tantangan menjadi anak Medan akan serius didapatkan kelak jika memimpin Sumatera Utara. Namun, Ia meyakini Djarot dan Sihar mampu mengatasinya dengan berbagai pengalaman yang dimiliki Djarot dan Sihar sendiri yang merupakan putra Sumut asli. (wes)

Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.