Seribu Ton Beras Aceh untuk Suriah, ACT: Inspirasi untuk Daerah Lain

Perjalanan seribu ton beras Aceh untuk Suriah dari pelabuhan Belawan, Sumatera Utara menuju pelabuhan Turki diprediksi sampai tujuan jelang Ramadan atau 15 Mei 2018.
Ulama, pejabat dan masyarakat menyaksikan bersama saat melepas keberangkatan 1.000 ton beras untuk Suriah di halaman Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, Minggu (15/4/2018) sore.(Foto: Tagar/Fahzian Aldevan)

Banda Aceh, (Tagar 16/4/2018) - Aceh mengirimkan seribu ton beras untuk pengungsi Suriah, Minggu (15/4/2018) sore. Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT) pusat, Ahyudin mengatakan bantuan yang dilakukan oleh masyarakat Aceh dapat menjadi contoh dan inspirasi untuk daerah lainnya.

"Mudah-mudahan bantuan seribu ton beras ini dapat menginspirasi dan menjadi contoh untuk daerah-daerah lainnya," katanya.

Sebab kata Ahyudin, bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar maka kata dia sudah sepatutnya Indonesia memberikan bantuan bagi bangsa lain yang sedang mengalami penderitaan.

"Dan mudah-mudahan beras seribu ton ini bisa sampai dengan lancar," katanya.

Ia mengatakan seribu ton beras ini dikirimkan melalui pelabuhan Belawan, Sumatera Utara menuju pelabuhan Turki dan diprediksi akan sampai pada 15 Mei 2018 mendatang.

"Jelang Ramadan beras akan tiba di Suriah kemudian butuh waktu lima jam untuk masuk ke pedalaman Suriah dan itu sudah kami persiapkan semua bersama mitra di sana," katanya.

Diketahui seribu ton beras yang diangkut Kapal Kemanusiaan Suriah (KKS) ini dipanen dari lahan pertanian seluas 340 hektare dengan melibatkan sekitar 5.000 petani lokal.

Mereka tersebar di sembilan kabupaten yang ada di Aceh, yaitu Kabupaten Bireun, Pidie, Pidie Jaya, Aceh Besar, Aceh Jaya, Aceh Timur, Meulaboh, Nagan Raya, dan Abdya.

"Sebagian juga ada yang disumbang dari masyarakat Aceh dan sumbangan dari seluruh Indonesia," kata Ahyudin.(fzi)

Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.