Seret Jokowi & Ganjar, Cuitan Natalius Dinilai Rasialisme

Mantan anggota Komnas HAM Natalius Pigai menuai kontroversi usai menuliskan status di akun Twitternya yang dinilai rasialisme apalagi seret Jokowi.
mantan anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Republik Indonesia Natalius Pigai. (Foto: Tagar/Twitter/@NataliusPigai2)

Jakarta - Aktivis sekaligus salah satu mantan anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Republik Indonesia, Natalius Pigai, menuai kontroversi setelah menuliskan status di akun Twitternya pada Jumat, 01 Oktober 2021. Cuitan tersebut dinilai mengandung rasialisme atau suatu paham yang merasa ras diri sendiri merupakan ras yang paling tinggi daripada ras lainnya.

"Jangan percaya orang Jawa Tengah Jokowi dan Ganjar. Mereka merampok kekayaan kita, mereka membunuh rakyat Papua, injak-injak harga diri bangsa Papua dengan kata-kata rendahan rasis, monyet dan sampah. Kami bukan rendahan. Kita lawan ketidakadilan sampai titik penghabisan darah. Saya penentang ketidakadilan," cuitnya di akun Twitter @NataliusPigai2


Terlepas apapun itu sebenarnya Natalius Pigai dan semua tokoh bangsa siapapun itu tanpa terkecuali harus mengedepankan mengenai keindonesiaan.


Herry MendrofaHerry Mendrofa saat diwawancarai Siti Afifiyah di kanal YouTube Tagar TV. (Foto: Tagar/Putri)

Direktur Eksekutif dari Centre for Indonesia Strategic Action (CISA), Herry Mendrofa, menanggapi hal tersebut dari perspektif umum bahwa persoalan yang mengaitkan rasialisme akan berpotensi menimbulkan disintegrasi sosial. Herry melihat kondisi bangsa saat ini membutuhkan soliditas dan prinsip kegotongroyongan secara solid.

Dari data empiris terkait disintegrasi sosial terdapat 2 indikasi, terutama mengenai homogenitas etnik dan linguistik yang rendah. Menurut Herry, arah dari cuitan Natalius adalah homogenitas etnik. 

Terlepas akan hal itu, Herry mengatakan bahwa seharusnya Natalius atau para tokoh bangsa tanpa terkecuali harus mengedepankan keindonesiaan dan semangat nasionalisme.

“Terlepas apapun itu, sebenarnya Natalius Pigai dan semua tokoh bangsa, siapapun itu tanpa terkecuali harus mengedepankan mengenai keindonesiaan, karena semangat keindonesiaan ini ada dua interpretasi yaitu bentuknya melalui pancasila maupun semangat nasionalisme, ini harus dijaga oleh setiap elemen bangsa,” ujar Herry saat diwawancarai Tagar, di kanal YouTube Tagar TV, Jumat, 08 Oktober 2021.

Akibat cuitan tersebut, Ketua Umum Baranusa, Adi Kurniawan, menyebut Natalius Pigai melakukan tindak pidana rasis terhadap Presiden Jokowi dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Menurut Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Rusdi Hartono, laporan terkait penghinaan Jokowi itu tengah dipelajari oleh penyidik.

Ganjar sendiri tidak mau merespons terkait tudingan yang dilayangkan oleh Natalius Pigai. Ketika berkunjung ke Papua, Jumat lalu untuk mendukung kontingen PON Jawa Tengah Ia mengaku diberi sambutan hangat oleh warga Papua.

(Putri Fatimah)

Berita terkait
Presiden Jokowi Menyapa Warga di Jalan Malioboro Yogyakarta
Presiden juga berdialog dengan sejumlah perwakilan pedagang kaki lima dan pelaku usaha lain untuk mendapatkan masukan dan menyerap aspirasi mereka
Jokowi Susuri Malioboro Saksikan Bantuan Tunai Bagi PKL dan Warung
Presiden Jokowi mengawali kunjungan kerja di Yogyakarta dengan menyapa masyarakat di kawasan Malioboro, Yogyakarta
Jokowi Luncurkan Bantuan Tunai PKL dan Warung di Yogyakarta
Presiden Jokowi, secara resmi meluncurkan Program Bantuan Tunai untuk Pedagang Kaki Lima dan Warung (BT-PKLW) di Yogyakarta
0
Indonesia Akan Isi Kekurangan Pasokan Ayam di Singapura
Indonesia akan mengisi kekurangan pasokan ayam potong di Singapura setelah Malaysia batasi ekspor daging ayam ke Singapura