September DIY Alami Inflasi, BI: Indikasi Positif Ekonomi

Bank Indonesia Perwakilan DIY menyebutkan inflasi terjadi menunjukkan daya beli masyarakat mulai bangkit meski di tengah pandemi.
Ilustrasi inflasi. (Foto: Pixabay/Gerd Altmann)

Yogyakarta - Sepanjang September 2020, Provinsi DIY mencatatkan inflasi 0,03 persen (mtm) berdasarkan data Badan Pusat Statistika (BPS). Dengan realisasi tersebut, laju inflasi DIY secara akumulatif sampai dengan bulan tersebur tercatat 0,71 persen (ytd) atau secara tahunan 1,66 persen (yoy). Capaian ini berada di atas inflasi nasional yakni 1,42 persen (yoy).

"Walaupun demikian realisasi inflasi DIY maupun nasional tersebut, berada di bawah sasaran yang ditetapkan, yakni 3,0 persen ±1 persen (yoy)," ujar Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Hilman Tisnawan dalam siaran persnya kepada Tagar, Senin, 5 Oktober 2020.

Angka SBT yang bernilai positif ini menunjukkan bahwa saat ini lebih banyak korporasi di DIY yang mengalami perbaikan kinerja dibandingkan triwulan sebelumnya

Dia menjelaskan, inflasi terjadi di DIY mengakhiri tren deflasi dalam 2 bulan terakhir. Kondisi ini menjadi indikasi positif yang menunjukkan konsumsi masyarakat mulai meningkat. 

Hal ini didukung Survei Konsumen pada September 2020, di mana Indeks Keyakinan Konsumen di DIY bergerak meningkat mendekati batas optimis pada level 97,9. Sementara itu Survei Kondisi Dunia Usaha (SKDU) juga menunjukkan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) triwulan III 2020 meningkat menjadi 1,4, setelah pada triwulan II tercatat negatif.

"Angka SBT yang bernilai positif ini menunjukkan bahwa saat ini lebih banyak korporasi di DIY yang mengalami perbaikan kinerja dibandingkan triwulan sebelumnya," tutur dia.

Inflasi yang terjadi pada September 2020 terutama disebabkan oleh inflasi kelompok inti (core inflation) dan inflasi kelompok harga yang diatur pemerintah (administered prices). Adapun kelompok harga pangan bergejolak (volatile food) masih melanjutkan deflasi selama tiga bulan berturut-turut.

Dari sisi inflasi kelompok inti, jelas dia, inflasi terjadi akibat kenaikan harga emas perhiasan. Di tengah pandemi yang masih belum mereda, tekanan dari isu geopolitik kembali meningkat. 

Harga emas global cenderung melandai sepanjang September namun disisi lain kurs rupiah cenderung melemah.

"Hal ini mengakibatkan harga emas perhiasan dalam negeri cenderung meningkat sepanjang September," tuturnya.

Sementara itu siklus inflasi pendidikan tinggi umumnya terjadi pada September tidak terjadi pada tahun 2020 ini. Menurutnya, perguruan tinggi cenderung menahan kenaikan tarif pendidikannya, akibat dari perubahan metode menjadi pembelajaran jarak jauh dan daya beli masyarakat tertekan akibat pandemi.

Pada kelompok administered prices mengalami inflasi terbatas, akibat tarif angkutan udara. Sejak awal tahun hingga Juli 2020 tarif angkutan udara telah menurun hingga -27,3 persen (ytd). Di tengah penyebaran virus yang kembali meningkat, aktivitas pergerakan angkutan udara perlahan justru mulai meningkat terbatas.

"Penumpang angkutan udara baik di Bandara Internasional Yogyakarta maupun Bandara Adisutjipto pada Agustus 2020 meningkat 55,9 persen (mtm) dan tracking sementara pada September 2020 menunjukkan potensi melanjutkan tren peningkatan," paparnya.

Menurut Hilman, sentimen positif berasal dari Keputusan Menkes No HK.01.07/MENKES/413/2020 tentang Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Covid-19 di mana saat ini penumpang transportasi umum tidak wajib untuk melakukan rapid test maupun polymerase chain reaction (PCR) sebagai syarat untuk bepergian. 

Namun pada stimulus tersebut belum sepenuhnya berlaku karena SE Gugus Tugas tentang kewajiban rapid atau PCR di bandara masih berlaku. Hal ini menyebabkan pergerakan aktivitas manusia menggunakan transportasi udara masih terbatas.

Melihat perkembangan inflasi terkini, lanjutnya, Bank Indonesia memperkirakan inflasi DIY 2020 akan berada pada batas bawah titik tengah sasaran. Untuk menjaga stabilitas harga pada sasaran yang ditetapkan, Bank Indonesia bersama dengan anggota TPID DIY akan meningkatkan sinergi dan koordinasi dalam memantau perkembangan harga, menjaga kecukupan stok pangan, serta mengupayakan kelancaran distribusinya.[]

Berita terkait
Bank Indonesia Sebut Tidak Ada Konten AR pada Uang Rp 75.000
Di media sosial beredar kabar tentang konten augmented reality (AR) pada uang kertas pecahan Rp 75.000 yang memunculkan video lagu Indonesia Raya
Bank Dunia Sebut Indeks SDM Indonesia Naik Meski Pandemi
Indeks SDM Indonesia mengalami peningkatan menurut laporan Bank Dunia. Pemerintah lantas mengaitkan dengan belanja negara tahun ini
Pengamat: Tak Ada Urgensi Revisi UU Bank Indonesia
Perubahan Undang-Undang Bank Indonesia dinilai tidak bersifat mendesak mengingat kondisi ekonomi yang cukup tertekan saat ini
0
DPR Terbuka Menampung Kritik dan Saran untuk RKUHP
Arsul Sani mengungkapkan, RUU KUHP merupakan inisiatif Pemerintah. Karena itu, sesuai mekanisme pembentukan undang-undang.