Bantul - Ojek wisata di Kabupaten Bantul, Yogyakarta ditutup hingga 31 Maret 2020. Rencananya destinasi wisata kembali beroperasi awal bulan depan.
Sekretaris Dinas Pariwisata (Dinpar) Bantul, Annihayah mengatakan semua destinasi wisata di Bantul diliburkan hingga 31 Maret mendatang. Penjaga retribusi pun sebagian diliburkan dan hanya ada petugas piket yang bertugas untuk menginformasikan bahwa sedang ada bersih destinasi.
"Jadi hampir semua destinasi diliburkan, retribusi juga kita tiadakan tapi tetap ada petugas piket yang tugasnya memberitahu pengunjung bahwa sedang ada bersih destinasi," katanya ketika dihubungi pada Rabu 25 Maret 2020.
Menurut dia kebijakan ini menindaklanjuti surat dari Kepala Dinpar Bantul dan Sekretaris Daerah yang isinya untuk mencegah penyebaran Covid-19 dengan cara menghindari kerumunan massa. "Ini juga sesuai dengan intruksi Bupati Bantul yang mengarahkan untuk menghindari kerumunan karena bisa menyebabkan penyebaran Corona," jelas Annihayah.
Sementara itu Kepala Dinpar Bantul Kwintarto Heru Prabowo menjelaskan destinasi wisata yang ditutup hanya destinasi yang dikelola langsung Dinpar Bantul. "Jadi mulai hari ini ada bersih destinasi yang gunanya untuk mencegah penyebaran virus corona termasuk penyemprotan disinfektan, bahkan sebagian sudah dilakukan sejak kemarin," katanya.
Sedangkan untuk destinasi yang di luar kendalinya, ia mengatakan jika ada destinasi yang sifatnya transaksional dan masih beroperasi maka harus menerapkan protokol kesehatan.
"Kalau yang diluar kendali Dinpar maka dikembalikan ke pengelola, masih mau beroperasi atau tidak, yang jelas jika masih buka masih diperbolehkan menerima tamu dengan syarat harus menggunakan protokol kesehatan," jelasnya.
Jadi hampir semua destinasi diliburkan, retribusi juga kita tiadakan tapi tetap ada petugas piket yang tugasnya memberitahu pengunjung bahwa sedang ada bersih destinasi.
Menurutnya protokol kesehatan seperti penyediaan sabun serta hand sanitizer bersifat wajib dan harus mengingatkan para pengunjung untuk menjaga jarak.
Sebelumnya, Ketua Komisi B DPRD Bantul, Wildan Nafis mengatakan, serangan virus Corona berpotensi merusak perekonomian khususnya di sektor pariwisata. Menurutnya, dampak wabah ini dirasakan oleh masyarakat dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul terkait pemasukan.
"Yang paling terpukul adalah sektor pariwisata, karena tingkat kunjungan menurun drastis. Para pelaku wisata minim penghasilan, kemudian target PAD juga sulit tercapai," katanya.
Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut berujar, untuk tahun 2020, target PAD Kabupaten Bantul sekira Rp 30 miliar. Meskipun belum mengetahui secara pasti berapa potensi penurunannya, ia bisa memastikan, peluang pemasukan daerah tidak tercapai terbuka sangat lebar.
"Apalagi, wabah Corona sekarang belum pada puncaknya. Ini kan baru tahap awal. Pemerintah pusat juga sudah umumkan, kisaran bulan Mei nanti baru memuncak," ungkapnya.
Padahal berdasar tren yang terjadi di Bantul selama ini bulan Mei yang merupakan masa-masa pasca Idul Fitri, merupakan puncak kunjungan pariwisata. Namun karena Covid-19 semakin merebak, otomatis, fase Lebaran nanti berpotensi minim pengunjung.
"Nah, tentunya, karena ada kasus Corona ini ya, pada saat Lebaran pun pengunjung objek-objek wisata di Bantul akan turun drastis, itu pasti," terangnya. []
Baca Juga:
- Dampak Jogja Air Show 2020 Ditunda bagi Bantul
- Kajari dan Dua Pasien Positif Corona di Bantul
- Alasan Disdukcapil Bantul Setop Layanan Tatap Muka