Sepak Terjang PBB, Partai Gagal Pemilu di 10 Kabupaten/Kota

Padahal, PBB pernah empat kali ikut serta pemilu, yaitu pemilu tahun 1999, 2004, 2009 dan 2014.
Logo Partai Bulan Bintang. (Foto: Sabar Sitanggang)

Jakarta, (Tagar 27/3/2019) - Partai Bulan Bintang (PBB) bersama tiga partai politik (parpol) lain gagal mengikuti konstestasi Pemilu 2019 di 10 Kabupaten/Kota Jawa Tengah. Sebab, empat partai itu tidak kunjung menyetorkan laporan penggunaan dana kampanye kepada KPU.

Bersama Partai Garuda, PKPI, Hati Nurani Rakyat, Partai Bulan Bintang tidak dapat mengikuti pemilu 2019 di Purbalingga, Banjarnegara, Boyolali, Jepara, Demak, Batang, Pekalongan, Tegal, Solo dan Kota Pekalongan.

Padahal, Partai Bulan Bintang merupakan partai politik besar yang pernah empat kali ikut serta dalam pemilu, yaitu pemilu tahun 1999, 2004, 2009 dan 2014.

Partai Bulan Bintang bahkan pernah meraih suara sebanyak 2.050.000 atau sekitar 2 persen dan meraih 13 kursi DPR RI pada Pemilu 1999. Sementara pada Pemilu 2004 memenangkan suara sebesar 2.970.487 pemilih (2,62 persen) dan mendapatkan 11 kursi di DPR.

Perolehan suara PBB mulai menurun saat Pemilihan legislatif (Pileg) 2009, partai ini hanya memeroleh suara sekitar 1,8 juta yang serata dengan 1,7 persen yang berarti tidak mampu meraih perolehan suara melebihi parliamentary threshold 2,5 persen.

Akibatnya, PBB tidak memiliki wakil seorang pun di DPR, meski di beberapa daerah pemilihan beberapa calon anggota DPR yang diajukan memenuhi persyaratan untuk ditetapkan sebagai Anggota DPR.

Baca juga: Yusril Ihza Mahendra, Perjalanan Karir Politik dari Orde Baru Hingga Zaman Jokowi

Hal serupa terulang kembali pada pileg 2014. PBB hanya meraih suara sebesar 1 sampai 2 persen dan dianggap tidak lolos bersama PKPI.

Namun begitu, PBB masih memiliki sekitar 400 Anggota DPRD baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia.

Partai Bulan Bintang merupakan partai politik Indonesia yang berasaskan Islam, sekaligus juga sebagai partai penerus Masyumi yang pernah berjaya pada masa Orde Lama.

Didirikan pada 17 Juli 2998, Partai Bulan Bintang didirikan dan didukung oleh ormas-ormas Islam tingkat Nasional yaitu Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Badan Koordinasi dan Silaturahmi Pondok Pesantren Indonesia (BKSPPI), Forum Ukhuwah Islamiyah (FUI), Forum Silaturahmi Ulama, Habaib dan Tokoh Masyarakat (FSUHTM), Persatuan Islam (PERSIS) dan Partai Serikat Islam Indonesia (PSII).

Kemudian Persatuan Umat Islam (PUI), Perti, Al-Irsyad, Komite untuk Solidaritas Dunia Islam (KISDI), Persatuan Pekerja Muslim Indonesia (PPMI), Lembaga Hikmah, Himpunan Mahasiswa Islam Indonesia (HMI), Pelajar Islam Indonesia (PII), Gerakan Pemuda Islam (GPI), KB-PII, KB-GPI, Hidayatullah, Asyafiiyah, Badan Koordinasi Pemuda & Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI), Badan Koordinasi Muballigh Indonesia (Bakomubin), Wanita Islam, Ikatan Keluarga Masjid Indonesia (IKMI), Ittihadul Mubalighin, Forum Antar Kampus dan Lembaga Penelitian Pengkajian Islam (LPPI).

Berbagai ormas tersebut bergabung didalam Badan Koordinasi Umat Islam (BKUI) yang didirikan pada tanggal 12 Mei 1998. BKUI merupakan pelanjut dari Forum Ukhuwah Islamiyah (FUI) yang didirikan pada tanggal 1 Agustus 1989 oleh Pemimpin Partai Masyumi yaitu DR. H. Mohammad Natsir, Prof. DR. HM. Rasyidi, KH. Maskur, KH. Rusli Abdul Wahid, KH. Noer Ali, DR. Anwar Harjono, H. Yunan Nasution, KH. Hasan Basri dan lain-lain.

Partai ini mulanya diketuai oleh Yusril Ihza Mahendra, tokoh yang pernah menjabat Menteri Sekretaris Negara di masa pemerintahan Presiden SBY.

Yusril juga dikenal sebagai tokoh yang memelopori Amendemen Konstitusi Pasca Reformasi, di tengah tuntutan Federalisme dari beberapa tokoh.

MS Kaban dipilih sebagai ketua umum berikutnya pada 1 Mei 2005. Ketika itu, dia menjabat Menteri Kehutanan di Kabinet Indonesia Bersatu Jilid I dibawah kepemimpinan SBY.

Pada Muktamar ke-3 yang dihelat pada April 2010, di Kota Medan. Partai ini telah menetapkan kembali MS Kaban sebagai Ketua Umum, BM Wibowo Hadiwardoyo sebagai Sekretaris Jenderal dan Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, SH., M.Sc. sebagai Ketua Majelis Syura, sedangkan DR. Fuad Amsyari sebagai Ketua Dewan Kohormatan Partai.

Partai ini kemudian diloloskan KPU sebagai peserta pemilu 2014 dan mendapat nomor urut 14. Yusril Ihza Mahendra terpilih kembali sebagai Ketua Umum Partai Bulan Bintang lewat Muktamar IV PBB pada 26 April 2015,  menggantikan MS Kaban. Saat itu, dia terpilih secara aklamasi setelah Rhoma Irama yang merupakan rivalnya tidak datang ke arena muktamar pada pemilihan ketua umum.

Jelang kontestasi pemilihan umum presiden (pilpres) 2019, Partai Bulan Bintang yang semula terus berada dibarisan oposisi, merapatkan diri ke kubu capres petahana Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Keputusan PBB mendukung Jokowi-Ma'ruf diputuskan dalam rapat pleno tanggal 19 Januari 2019. Hasil rapat kemudian dituangkan ke dalam surat keputusan DPP PBB.

Perolehan Suara di Pemilu

Pemilu Tahun 1999: 2.049.708 atau 1,94 persen suara
Pemilu Tahun 2004: 2.970.487 atau 2,62 persen suara
Pemilu Tahun 2009: 1.864.752 atau 1,79 persen suara
Pemilu Tahun 2014: 1.825.750 atau 1,46 persen suara

Baca juga:

Berita terkait
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.