Semakin Banyak Negara yang Larang Pendatang dari India

Kian banyak negara untuk sementara larang kedatangan dari India, negara yang terus mengalami lonjakan kasus virus corona (Covid-19)
Bantuan peralatan untuk perawatan Covid-19 dari AS tiba di bandara Indira Gandhi, New Delhi, India, 30 April 2021 (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

Jakarta – Semakin banyak negara yang untuk sementara melarang kedatangan dari India. Negara terpadat kedua di dunia itu terus mengalami lonjakan kasus virus corona (Covid-19). Amerika Serikat (AS) melarang pendatang dari India mulai Selasa, 4 Mei 2021.

Presiden Amerika AS, Joe Biden, Jumat, 30 April 2021, lalu mengumumkan pembatasan perjalanan baru terhadap India sehubungan epidemi Covid-19. Mulai Selasa, 4 Mei 2021, Amerika melarang sebagian besar warga, yang bukan warga Amerika, memasuki Amerika.

Pembatasan itu atas saran Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC - Centers for Disease Control and Prevention) Amerika dan diberlakukan mengingat "besar dan luasnya lonjakan pandemi Covid-19" di India," kata staf di Gedung Putih.

Biden pada Jumat, 30 April 2021, menandatangani keputusan yang menerapkan pembatasan itu, yang pertama kali dilaporkan kantor berita Reuters. Dalam keputusan itu disebutkan bahwa India mencatat lebih dari sepertiga kasus baru virus corona global. Ditambahkan bahwa "diperlukan tindakan yang proaktif untuk melindungi kesehatan masyarakat dari pendatang yang memasuki Amerika Serikat" dari India.

Jenazah dibakar tanpa upacaraJenazah dibakar tanpa upacara lagi, seperti dalam keadaan perang, kata seorang petugas krematorium di India (Foto: abc.net.au/indonesian – AP/Altaf Qadri)

Wakil Presiden AS, Kamala Harris, mengukuhkan Jumat, 30 April 2021, sore bahwa Amerika akan membatasi perjalanan dari India mulai Selasa, 4 Mei. Alasannya, lonjakan luar biasa kasus Covid-19 di negara itu dan munculnya varian yang berpotensi berbahaya. "Tidak diragukan lagi orang-orang khawatir," ujar Harris.

Berada di landasan bandara Cincinnati, Ohio, Harris mengatakan langkah itu "atas saran CDC, pakar Covid-19 dan pakar medis, serta penasihat keamanan nasional." Ia juga mengatakan Amerika mengirim "pesawat dengan pasokan yang mencakup oksigen" Jumat, 30 April 2021, malam.

"Kita bertanggung jawab, terutama Amerika, terkait orang-orang yang telah bermitra dengan kita selama bertahun-tahun, untuk membantu ketika orang sedang membutuhkan," ujar Harris.

wapres as kamala harrisWakil Presiden AS, Kamala Harris (Foto: voaindonesia.com/AP)

Inggris, Jerman, Italia, Thailand, Singapura, Kanada dan Hong Kong juga melarang kedatangan dari India. Australia dan Selandia Baru sudah lebih dulu menerapkan larangan itu dan memperpanjangnya.

Menanggapi larangan Selandia Baru, juru bicara kementerian luar negeri India Arindam Bagchi mengatakan, "Mereka mengatakan bahwa ini adalah larangan sementara dan larangan ini tidak hanya untuk warga India tetapi juga untuk warga Selandia Baru di India."

Juga mulai 4 Mei 2021, Irlandia mewajibkan karantina dua minggu bagi orang yang datang dari, atau transit di, India. Mereka yang keluar dari hotel karantina lebih cepat diancam denda, hukuman penjara, atau keduanya.

Sampai Minggu, 2 Mei 2021, sore waktu Amerika, pusat data Covid-19 John Hopkins University mencatat hampir 20 juta kasus di India, nomor dua setelah Amerika Serikat (ka/lt)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Pakar Amerika Rekomendasikan India Jalankan Lockdown
India mencatat rekor jumlah kasus infeksi virus corona (Covid-19) harian pada Sabtu, 1 Mei 2021, untuk pertama kali yaitu sebanyak 402.110
Amerika Serikat Terapkan Larangan Perjalanan dari India
AS terapkan larangan baru perjalanan dari India mulai Selasa, 4 Mei 2021, karena gelombang penularan Covid-19
Bercermin Kasus Covid-19 di India, Mendagri Minta Warga Patuh Tak Mudik
Mendagri mengatakan, larangan mudik lebaran merupakan upaya Pemerintah mengantisipasi lonjakan penularan Covid-19 di Indonesia.
0
Elon Musk Sebut Pabrik Mobil Baru Tesla Rugi Miliaran Dolar
Pabrik mobil baru Tesla di Texas dan Berlin alami "kerugian miliaran dolar" di saat dua pabrik kesulitan untuk meningkatkan jumlah produksi