Selama 6 Jam, Tujuh Kali Lava Pijar Meluncur dari Gunung Merapi

Sejak Senin (17/12) pukul 00.00 sampai 12.00 tadi siang, guguran lava pijar sudah tercatat sebanyak tujuh kali.
Guguran lava pijar Gunung Merapi yang terekam secara visual dari stasiun CCTV Deles. (Foto: BPPTKG/Ridwan Anshori)

Sleman (Tagar 17/12/2018) - Sejumlah warga sempat melihat guguran menyala terang meluncur dari puncak Gunung Merapi. Lava terlihat pada Minggu (16/12) malam, tepatnya pukul 19.08 WIB. Tidak hanya warga Sleman yang melihatnya, warga Balerante, Kecamatan Klaten, Jawa Tengah menyaksikan fenomena ini.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Hanik Humaida membenarkan guguran yang meluncur dari Gunung Merapi tersebut adalah lava pijar. 

"Lava pijar, iya. Sering terjadi di Gunung Merapi, arah luncuran tidak hanya ke utara atau barat. Tidak hanya tadi malam (Minggu malam) kok," katanya, Senin (17/12).

Guguran lava pijar pada Minggu malam meluncur ke arah tenggara atau Sungai Gendol. Jatuhnya diperkirakan sekitar 300 meter. Guguran terlihat karena kejadiannya pada waktu malam.

Hanik mengatakan, sejak Senin (17/12) pukul 00.00 sampai 12.00 tadi siang, guguran lava pijar sudah tercatat sebanyak tujuh kali. Namun, status Gunung Merapi masih di level II atau waspada. 

"Kita belum menaikkan ke level III atau siaga. Alasannya aktivitas gunung belum signifikan," jelasnya.

Hanya saja, kata Hanik, untuk kegiatan pendakian Gunung Merapi tidak direkomendasikan. Pendakian diperbolehkan untuk untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian yang berkaitan dengan upaya mitigasi bencana. 

"Yang jelas radius 3 kilometer dari puncak Merapi dikosongkan dari aktivitas penduduk," tegasnya.

Menurut dia, BPPTKG juga merekomendasikan kepada warga di sekitar lereng salah satu gunung teraktif di dunia tersebut untuk meningkatkan kewaspadaan, khususnya yang berada di kawasan rawan bencana (KRB) III. Pasalnya, jika Gunung Merapi erupsi, kawasan ini sangat rentan terkena dampaknya.

Lebih lanjut Hanik mengimbau kepada warga untuk tidak terpancing informasi yang belum jelas kebenarannya. Warga bisa mendapatkan informasi seputar perkembangan Gunung Merapi bisa menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Merapi terdekat, atau mengakses informasi melalui radio komunikasi pada frekuensi 165.075 Mhz serta website www.merapi.bgl.esdm.go.id.

"Ikuti terus arahan aparat pemerintah daerah. Atau warga juga bisa datang langsung menanyakan ke Kantor BPPTKG atau media sosial BPPTKG," kata Hanik.

Sementara itu, Kepala Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman Heri Suprapto mengakui, sejumlah warga melihat luncuran lava pijar tersebut. Warga desa khususnya yang terdekat dengan kawah Merapi tidak panik menyaksikan hal itu. 

"Aktivitas warga seperti biasa, belum ada yang mengungsi," ungkapnya.

Di sisi lain, warga harus selalu waspada dan siap jika sewaktu-waktu Merapi erupsi. 

"Warga sudah waspada, selalu menunggu instruksi dan informasi yang valid," tegasnya. []

Berita terkait
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.