Selain Saham, TikTok juga Larang Influencer Endorse Kripto

Kebijakan TikTok ini dilakukan guna menghentikan gelombang investasi berisiko tinggi yang tidak sesuai
TikTok. (Foto: Tagar/Freepik)

Jakarta - Aplikasi video TikTok menerbitkan kebijakan baru dengan melarang iklan dan konten promosi dari influencer terkait produk layanan keuangan, termasuk kripto atau cryptocurrency, perdagangan saham, dan investasi.

Dilansir dari Daily Mail, kebijakan ini dilakukan guna menghentikan gelombang investasi berisiko tinggi yang tidak sesuai dan penipuan yang dipromosikan di media sosial. Di sisi lain, langkah ini diperkirakan memukul perusahaan keuangan terkemuka.

Bank dan fintech telah memanfaatkan iklan dan bermitra dengan influencer di media sosoial TikTok. Monzo dan Revolut memposting konten regulator dan aplikasi tabungan Plum telah berkolaborasi dengan 'fintok'. Tapi aturan baru ini bakal membatalkan rencana tersebut.

Yahoo Finance mencatat, alasan utama di balik keputusan TikTok ini adalah pengawasan yang dilakukan karena mengizinkan saran keuangan yang menyesatkan. Penyebab kekhawatiran adalah bahwa investor muda yang kurang pengetahuan dan ingin hasil instan justru mendapatkan masalah keuangan yang serius.

TikTok belakangan mendapat sorotan karena mengizinkan jasa keuangan yang tidak diatur yang dapat menyesatkan investor muda. Otoritas Perilaku Keuangan atau Financial Conduct Authority telah memperingatkan bahwa investor muda yang rentan secara finansial terlibat dalam investasi berisiko tinggi yang 'tidak sesuai'.

"Kami khawatir bahwa beberapa investor tergoda, seringkali melalui iklan online atau taktik penjualan bertekanan tinggi, untuk membeli produk berisiko tinggi yang sangat tidak cocok untuk mereka," kata regulator pada bulan Maret.

Pendiri dan CEO Boring Money Holly Mackay mengatakan satu-satunya insentif bagi influencer yang tidak memenuhi syarat untuk berbicara tentang produk keuangan adalah menghasilkan uang. Dengan pelarangan ini, mereka masih terbuka untuk membantu dan memberi informasi tetapi tidak mengetahui produk mana yang akhirnya dipilih orang.

“Dalam praktiknya, sebagian besar institusi besar berjuang untuk menguasai Twitter, apalagi TikTok, jadi ini seharusnya langkah ini hanya membersihkan mereka yang menyemburkan sampah berbahaya untuk keuntungan komersial,” ungkap Mackay.

Perusahaan teknologi lain juga mulai mengambil langkah yang lebih keras terhadap iklan penipuan di platform mereka. Google mengumumkan rencana untuk menekan simpanan dan investasi iklan penipuan di Inggris.

Bisnis yang mengiklankan layanan atau produk keuangan melalui Google mulai 30 Agustus harus menunjukkan bahwa mereka memiliki izin dari FCA atau memenuhi syarat untuk salah satu 'pengecualian terbatas' yang tersedia. 

Pengecualian tersebut termasuk produk dalam lingkup 'Kebijakan layanan hutang', spread-betting, iklan perjudian dan produk dalam lingkup cryptocurrency, perbaikan kredit, dan kebijakan opsi Biner.

Semua iklan untuk produk atau investasi ini tetap harus mematuhi kebijakan iklan Google yang terpisah. Regulator mengancam akan mengambil tindakan hukum terhadap Google dan perusahaan media sosial setelah mengeluarkan 1.200 peringatan tentang iklan penipuan di platform mereka tahun lalu. []

Baca Juga: Bos Tesla Unggah Kutipan Palsu Warrent Buffet Tentang Kripto

Berita terkait
Survei: Pengguna Kripto di Turki Melonjak 11 Kali Lipat
Menurut survei, 11 % responden dengan pengetahuan kripto telah menjadi pengguna kripto aktif.
Wow, Transaksi Kripto VISA Tembus Rp14 Triliun
Visa telah membuat langkah besar ke dalam industri kripto tahun lalu, bermitra dengan perusahaan blockchain Circle yang didukung Goldman Sachs.
Indodax Gelar Kontes Trading Kripto Berhadiah Ratusan Juta
Nantinya seluruh pemenang Trading Contest dan Photo Contest 2021 Indodax bisa memberikan inspirasi kepada masyarakat Indonesia terkait kripto.