Selain Glow, Seluruh Aspek Kebun Raya Akan Diriset

Pusat Riset Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya juga akan mengkonservasi tumbuhan yang terancam punah di seluruh Indonesia.
Wisata malam glow di Kebun Raya Bogor (Foto: Tagar/Instagram @glowkebunraya)

Jakarta - Pengelola Kebun Raya Bogor (KRB), PT Mitra Natura Raya (MNR) berencana menyediakan eduwisata malam hari bertajuk Glow. Fasilitas wisata sinar laser itu bertujuan untuk mengenalkan konservasi keanekaragaman hayati di Indonesia, yang disampaikan dengan cara yang menarik untuk generasi milenial saat ini.

Rencana pemasangan lampu sorot (glow) di Kebun Raya Bogor menuai kritik dari dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) Melani Abdulkadir Sunito mengatakan rencana pemasangan lampu sorot (glow) untuk atraksi wisata malam akan memberikan tambahan tekanan lingkungan bagi Kebun Raya Bogor. Konsep wisata itu juga ditolak lima kepala Kebun Raya Bogor periode 1981-2008, yaitu Prof Made Sri Prana, Usep Soetisna, Suhirman, Dedy Darnaedi, serta Irawati.

Terkait hal ini, Pusat Riset Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya, pada Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) juga akan melakukan riset kepada seluruh aspek di Kebun Raya. Bukan hanya pada bagian yang dikembangkan dalam atraksi malam Glow di Kebun Raya Bogor (KRB).

Plt. Kepala Pusat Riset Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya BRIN, Sukma Surya Kusumah mengatakan, fungsi dari Pusat Riset Konservasi Tumbuhan yang berada di bawah tanggungjawabnya merupakan bagian dari Kebun Raya sendiri. 



Kami sedang mendesain riset itu. Kami juga melakukan comparison supaya balance. Itu pasti ada dampak, tapi seberapa besar dampaknya diukur secara scientific.



“Makanya, kami tidak hanya Glow saja yang diriset. Tetapiseluruh aspek,” kata Sukma di Kebun Raya Bogor.

Karena itulah, Sukma menegaskan, pihaknya akan melakukan riset, terutama pada dampak dari lampu di atraksi Glow dengan melakukan perbandingan secara ilmiah terkait dampak tersebut.

“Kami sedang mendesain riset itu. Kami juga melakukan comparison supaya balance. Itu pasti ada dampak, tapi seberapa besar dampaknya diukur secara scientific,” katanya.

Sukma menambahkan, pihaknya juga akan mengkonservasi tumbuhan yang terancam punah di seluruh Indonesia. Juga memperbanyak konservasi eksitu (usaha pelestarian alam yang dilakukan di luar habitat aslinya) di Kebun Raya. Dengan adanya pengembangan Kebun Raya, akan ada program ekshibisi dan eksplorasi pada tumbuhan-tumbuhan di daerah untuk dikonservasi di eksitu agar dikembangkan. 

“Tahun depan kami komitmen melakukan ekspedisi pengembangan Kebun Raya, baik di daerah maupun nasional,” ujarnya.

Plt. Deputi bidang Infrastruktur Riset dan Inovasi BRIN, Yan Rianto menambahkan, adanya Glow kemungkinan akan berdampak pada aspek yang ada di KRB. Hanya saja, seperti apa dampaknya sedang diteliti lebih dalam.

“Teman-teman sekarang sedang mendesain penelitiannya yang kemudian akan melalukan penelitan dampak dari sekeliling. Banyak aspek riset yang dilakukan ke depan, selama setahun seperti itu. Ini challenging,” katanya. []



Berita terkait
Alasan Penolakan Eduwisata Glow di Kebun Raya Bogor
Pemasangan glow untuk atraksi wisata malam akan memberikan tambahan tekanan lingkungan bagi Kebun Raya Bogor.
Kebun Raya Bogor Harus Pertahankan Citra Kawasan Konservasi.
Harus ada kajian lebih lanjut mengenai daya tampung wisatawan yang tidak boleh mengganggu aktivitas pelestarian ribuan tumbuhan.
MS Kaban: Kebun Raya Bogor Cocok Jadi Wisata Konservasi
Sudah berusia 204 tahun dan menjadi tujuan wisata bagi banyak wisatawan Indonesia.
0
Parlemen Eropa Kabulkan Status Kandidat Anggota UE kepada Ukraina
Dalam pemungutan suara Parlemen Eropa memberikan suara yang melimpah untuk mengabulkan status kandidat anggota Uni Eropa kepada Ukraina