Sejarah Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional 5 November

Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional diperingati setiap tanggal 5 November yang bertujuan melindungi, merawat dan melestarikan hewan.
Ilustrasi gambar tiga satwa dan tiga bunga nasional sesuai Keppres No.4 tahun 1993 bertepatan dengan lahirnya Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional. (Foto: Tagar/Pinteres/mediun/media pembelajaran/kompasiana/wikipedia/Bengkulu)

Jakarta – Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional diperingati setiap tanggal 5 November setiap tahunnya. Peringatan ini ditujukan untuk melindungi, menjaga, merawat dan melestarikan hewan dan tumbuhan yang ada di sekitar kita. Peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional sesuai Keppres No.4 tahun 1993 yang ditandatangani Presiden Soeharto.

Berdasarkan Keppres tersebut, terdapat 3 jenis satwa nasional yang mewakili satwa darat, air dan udara, yakni komodo (varanus komodoensis) sebagai satwa nasional, ikan siluk merah (sclerophages formosus) sebagai satwa pesona, dan elang jawa (spizaetus bartelsi) sebagai satwa langka.

Selanjutnya dalam keppres itu juga ditetapkan 3 jenis bunga sebagai bunga nasional, yakni bunga Melati (jasminum sambac) sebagai puspa bangsa, Anggrek bulan (palaenopsis amabilis) sebagai puspa pesona, dan Padma raksasa (rafflesia arnoldi) sebagai puspa langka.

Berikut pembahasan mengenai Satwa Nasional yang dirangkum Tagar dari berbagai sumber.

1. Komodo

KomodoKomodo. (Foto:Tagar/Pinterest)

Biawak komodo (varanus komodoensis) yang ditetapkan sebagai satwa nasional, adalah spesies biawak besar yang terdapat di Pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Komodo merupakan kadal terbesar di dunia, dengan rata-rata panjang 2-3 meter dan beratnya bisa mencapai 100 kg.

Wikipedia menulis, Komodo mampu melihat hingga sejauh 300 meter, namun tidak dapat melihat dengan baik di kegelapan malam. Komodo mampu membedakan warna namun tidak begitu mampu membedakan objek yang tak bergerak. Komodo tidak memiliki indera pendengaran, walaupun memiliki lubang telinga. Selain itu air liur komodo sangat berancun bisa mengakibatkan mangsa yang digigitnya terinfeksi dan akan mati dalam 1 sampai 7 hari.

Komodo adalah binatang penyendiri dan hanya berkumpul bersama saat makan atau berkembang biak. Biawak ini dapat berlari hingga 20 km per jam pada jarak yang pendek. Komodo juga pandai berenang dan mampu menyelam sedalam 4 setengah meter serta pandai memanjat pohon menggunakan cakarnya.

2. Ikan Siluk Merah (Arwana Asia)

Ikan Siluk Merah atau ArwanaIkan Siluk Merah atau Arwana. (Foto:Tagar/Mediun)

Ikan siluk merah atau Arwana Asia (sclerophages formosus) yang ditetapkan sebagai satwa pesona, adalah salah satu spesies ikan air tawar dari Asia Tenggara. Arwana Asia umumnya memiliki warna keperak-perakan yang sering disebut "Ikan Naga" lantaran sisiknya mirip sisik naga dari Mitologi Tionghoa.

Oleh kalangan tertentu, ikan Siluk Merah dipercaya dapat membawa hoki, karenanya arwana jenis ini terus diburu lantaran memiliki harga jual yang tinggi. Habitat asli Ikan Siluk Merah ada di Sungai Kapuas, Kalimantan Barat. Ikan tersebut, terus menunjukkan penurunan populasi yang pesat akibat penangkapan liar serta daya biaknya yang rendah, sehingga Arwana termasuk yang terancam punah.

3. Elang Jawa

Elang JawaElang Jawa. (Foto:Tagar/Media Pembelajaran)

Elang jawa (Nisaetus bartelsi) yang ditetapkan sebagai satwa langka adalah salah satu spesies elang berukuran sedang yang endemik di Pulau Jawa. Satwa ini dianggap identik dengan lambang negara Republik Indonesia, yaitu Garuda. Elang jawa, terbang bebas di Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat.

Elang jawa menyukai ekosistem hutan hujan tropis yang selalu hijau, di dataran rendah maupun tinggi. Mulai wilayah dekat pantai seperti Ujung Kulon dan Meru Betiri, sampai ke hutan-hutan pegunungan bawah dan atas hingga ketinggian 2.200 m dan kadang-kadang 3.000 mdpl.

Elang jawa jumlah totalnya menurut wikipedia hanya sekitar 137-188 pasang, atau perkiraan jumlah individu elang ini berkisar antara 600 hingga 1.000 ekor. Populasi yang kecil ini merupakan ancaman besar terhadap kelestariannya.

Selanjutnya kita beralih ke pembahasan 3 bunga Nasional.

1. Bunga Melati

Bunga MelatiBunga Melati.(Foto:Tagar/kompasiana)

Bunga Melati (jasminum sambac) yang ditetapkan sebagai puspa bangsa, merupakan tanaman hias berupa perdu berbatang tegak yang hidup menahun. Melati terdiri dari sekitar 200 spesies yang tumbuh di daerah beriklim tropis dan hangat. Melati secara luas dibudidayakan untuk aroma khas bunganya yang harum.

Di Indonesia, melati dipilih menjadi "puspa bangsa" atau bunga simbol nasional yaitu melati putih (Jasminum sambac) lantaran bunga ini melambangkan kesucian dan kemurnian, serta dikaitkan dengan berbagai tradisi dari banyak suku di negara ini.

Bunga melati merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari hiasan rambut pengantin perempuan dalam upacara perkawinan berbagai suku di Indonesia, terutama suku Jawa dan Sunda.

2. Anggrek bulan

Anggrek bulanIlustrasi anggrek bulan. (Foto:Tagar/wikipedia)

Anggrek bulan (palaenopsis amabilis) yang ditetapkan sebagai puspa pesona pertama kali ditemukan botani Belanda, Dr. C.L. Blume. Tanaman ini, tersebar di Indonesia, Malaysia, Filipina, Papua, hingga ke Australia. Cara hidupnya menempel pada batang atau cabang pohon di hutan-hutan dan tumbuh subur hingga 600 meter di atas permukaan laut.

Anggrek bulan menyukai sedikit cahaya matahari sebagai penunjang hidupnya. Daunnya berwarna hijau dengan bentuk memanjang. Akar-akarnya berwarna putih dan berbentuk bulat memanjang serta terasa berdaging. Bunganya memiliki sedikit keharuman dan waktu mekar yang lama serta dapat tumbuh hingga diameter lebih dari 10 cm.

3. Padma raksasa

Rafflesia arnoldiPadma raksasa (rafflesia arnoldi). (Foto:Tagar/Bengkulu)

Padma raksasa (rafflesia arnoldi) yang ditetapkan sebagai puspa langka adalah tumbuhan parasit yang memiliki bunga berukuran sangat besar, bahkan merupakan bunga terbesar di dunia. Ia tumbuh di jaringan tumbuhan merambat dan tidak memiliki daun sehingga tidak mampu berfotosintesis.

Penamaan bunga raksasa ini tidak terlepas oleh sejarah penemuannya pertama kali pada tahun 1818 di hutan tropis Bengkulu (Sumatra) sehingga Bengkulu dikenal sebagai Bumi Rafflesia. Taman Nasional Kerinci Seblat merupakan daerah konservasi utama spesies terancam punah akibat penggundulan hutan.

Padma raksasa merupakan parasit tidak berakar, tidak berdaun, dan tidak bertangkai. Diameter bunga ketika sedang mekar bisa mencapai 1 meter dengan berat sekitar 11 kilogram. Bunga berbau busuk ini menghisap unsur anorganik dan organik dari tanaman inang Tetrastigma. Bunga Padma raksasa hanya berumur sekitar 5 sampai 7 hari setelahnya layu dan mati. []

Berita terkait
Sejarah Hari Blogger Nasional 27 Oktober
Hari Blogger Nasional diperingati setiap tanggal 27 Oktober setiap tahunnya. Dicanangkan pertama kali oleh Menkominfo Muhammad Nuh tahun 2007.
Sejarah Hari Keuangan Nasional 30 Oktober
Hari Keuangan Nasional diperingati setiap tanggal 30 Oktober yang menandakan rupiah sebagai alat pembayaran atau alat transaksi yang sah.
Sejarah Hari Listrik Nasional 27 Oktober
Hari Listrik Nasional diperingati setiap tanggal 27 Oktober setiap tahunnya yang mengacu pada sejarah hari lahirnya PLN.
0
Staf Medis Maradona Akan Diadili Atas Kematian Legenda Sepak Bola Itu
Hakim perintahkan pengadilan pembunuhan yang bersalah setelah panel medis temukan perawatan Maradona ada "kekurangan dan penyimpangan"