Jakarta - Mungkin Anda sudah tahu bahwa dari tahun ke tahun mata uang Indonesia naik turun mengikuti nilai dolar Amerika Serikat. Terutama di tengah pandemi Corona, ketidakpastian ekonomi dan ancaman resesi dunia membuat investor melepas rupiah dan membeli dollar. Nilai rupiah terhadap dollar AS pernah menembus Rp17.000 yang merupakan rekor terburuk sejak krisis moneter tahun 1998.
Mungkin anda bertanya-tanya mengapa dollar bisa menjadi mata uang dunia dan mengapa rupiah dan mata uang negara lain dibandingkan dengan dolar AS?
Keadaan keuangan pasca Perang Dunia
Sejarahnya mata uang dollar Amerika Serikat pertama kali dicetak pada tahun 1914 oleh Federal Reserve Bank atau Bank Sentral Amerika Serikat. FRB dibentuk oleh Undang-Undang Federal Reserve tahun 1913 sebagai tanggapan atas ketidakstabilan sistem mata uang berdasarkan uang kertas yang dikeluarkan masing-masing bank.
Pada saat itu, perekonomian Amerika Serikat telah melampaui Inggris sebagai yang terbesar di dunia tetapi Inggris masih menjadi pusat perdagangan dunia dengan sebagian besar ditransaksikan menggunakan poundsterling. Sebagian besar negara maju mengonversikan mata uangnya ke emas untuk menciptakan stabilitas dalam pertukaran mata uang.
Lalu mengapa dollar menjadi mata uang dunia?. Ketika Perang Dunia I pada tahun 1914, banyak negara meninggalkan standar emas untuk dapat membayar biaya militer dengan uang kertas. Membuat nilai mata uang mereka jatuh.
Tiga tahun setelah perang, Inggris yang teguh berpegang pada standar emas, untuk mempertahankan posisinya sebagai mata uang utama dunia terpaksa meminjam uang untuk pertama kalinya. Amerika Serikat menjadi pemberi pinjaman ke banyak negara yang bersedi membeli obligasi berdenominasi dolar.
Inggris akhirnya dipaksa untuk meninggalkan standar emas pada tahun 1919, dan saat itu USD telah menggantikan pound sebagai mata uang cadangan terkemuka di dunia. Lalu dalam perang dunia II, AS bertindak sebagai pemilik senjata, persediaan dan barang-barang untuk pasokan pihak sekutu.
AS juga mengumpulkan banyak emas dalam pembayarannya. Setelah perang berakhir, AS memiliki hampir ¾ emas dunia. Hal ini menghalangi pengembalian standar emas oleh semua negara yang telah kehabisan cadangan emas untuk keperluan perang.
Pada 1944, delegasi dari 44 negara sekutu bertemu di Bretton Wood, New Hampshire (negara bagian AS) untuk membuat sistem dalam mengelola devisa yang tidak akan merugikan negara mana pun. Hasil pertemuan memutuskan bahwa mata uang dunia tidak dapat dikaitkan dengan emas, tetapi mereka dapat dikaitkan dengan USD.
Pengaturan ini dikenal sebagai perjanjian Bretton Woods yang menetapkan Bank Sentral akan mempertahankan nilai tukar tetap antara mata uang mereka dan USD. USD secara resmi dinobatkan sebagai mata uang cadangan dunia yang didukung oleh cadangan emas terbesar di dunia.
Ketakutan Amerika Serikat
Mungkin kita berpikir itu menguntungkan AS, nyatanya membuat mereka takut. Meskipun USD menjadi mata uang internasional, AS harus mempertahankan kepercayaan dunia terhadap dollar. Seandainya kepercayaan hilang, otomatis AS dengan dollarnya akan drop secara tiba-tiba.
Dollar AS tergeser
Mungkin bisa terjadi, selama mata uang tandingannya berasal dari negara dengan kekuatan ekonomi yang besar. menurut Forex Indonesia, mata uang harus berasal dari negara yang memiliki kekuatan dominan dalam militer. Militery Strength Indeks menunjukkan bahwa Amerika Serikat selama bertahun-tahun selalu di peringkat pertama negara pemegang kekuatan militer terbesar. Setelah itu adalah Rusia dan China.
(Vidiana Lihayati)
Baca Juga
- Boros? Ini 4 Tips Mengatur Keuangan Bagi Mahasiswa
- Ini Dia! Tips Mengatur Keuangan Saat Pandemi Covid-19
- Ingin Keuangan Tetap Sehat? Terapkan 4 Kebiasaan Ini!
- 7 Tips Aman Investasi Emas Jangka Panjang
