Scalping Saham Bikin Deg-degan Tapi Bisa Profit Gede

Bekti Sutikna menceritakan perjalanan sebagai scalper tidak diraih dalam waktu singkat. Asam garam keringat yang dialami di pasar saham,
Bekti Sutikna pada acara Meet & Trade. (Foto: Tagar/Instagram/@bektisutikna)

Jakarta - Bekti Sutikna membagikan sejumlah tips bagi pemula yang notabene anak muda yang ingin mulai bermain saham dengan sistem scalping saham.

Strategi ini tidak direkomendasikan untuk pemula, lantaran mengejar target profit banyak dalam waktu cepat.

"Scalping adalah sebuah gaya trading di mana kita akan jual beli saham tetapi dalam waktu singkat, bisa dikatakan dalam hitungan detik, menit atau jam tetapi masih dalam kategori satu hari. Itu yang membedakan scalping dengan metode lainnya seperti day trading, swing atau investasi," ujar Profesional Trader Bekti Suktina dikutip Selasa, 30 November 2021.

Sebagai profesional trader Bekti menuturkan strategi scalping tidak bisa diterapkan sembarang waktu dan profesi. Lantaran saham yang dibeli memiliki volatilitas tinggi.

"Sehingga kalau kita tinggal itu beresiko tinggi sekali, kita tidak bisa membatasi kerugian kita dengan cara cut los. Oleh karena itu yang yang sarankan pertama kepada kawan-kawan trader memiliki waktu yang lebih, kalau tidak jangan. Ini juga berlaku teman-teman trader yang mempunyai pekerjaan," ujarnya

Lebih lanjut Bekti katakan teknik scalping juga digunakan untuk trader yang sudah memiliki mental baja. Lantaran naik turun saham dapat mempengaruhi psikologi dari seorang trader.

"Kalau seorang investor beli saham memang disimpan ya sudah, tidak telalu was-was tetapi kalau scalping enggak bisa harus dijaga. Mental juga sangat penting, setelah waktu mental juga harus kuat. Kemudian yang ketiga harus punya cash, tujuannya punya cash kalau ada peluang di market, kita akan selalu bisa ambil peluang itu," imbuhnya.

Bekti menceritakan perjalanan sebagai scalper tidak diraih dalam waktu singkat. Asam garam keringat yang dialami di pasar saham, akhirnya menjadikannya sebagai trader profesional.

"Saya itu membutuhkan waktu kurang lebih delapan tahun, jadi pengalaman saya di market sudah lama dan saya sudah melewati jatuh bangunnya, bahkan beberapa waktu lalu saya juga pernah mengambi resiko, ada pernah saya waktu satu minggu rugi Rp 2,5 miliar pernah juga, jadi cukup gede juga rugi saya dari scalping, Jadi hasil sebanding dengan risiko," tutupnya.[]


(Christina Febrinola)

Baca Juga:

Berita terkait
Kesalahan Investor yang Menyebabkan Kehilangan Uang di Pasar Saham
Investor harus selalu menganalisis pasar, kemudian mempertimbangkan risiko dan keuntungan yang didapat.
Varian Baru Covid-19 Muncul Pasar Saham Anjlok
Pasar-pasar saham di Amerika Serikat (AS) pada Jumat, 26 November 2021, anjlok ketika varian baru virus corona (Covid-19) ditemukan
Tak Hanya Untung, Investasi Saham Juga Bisa Buntung
Kurangnya pertimbangan yang matang membuat investor merasa kecewa bahkan sampai berhenti untuk investasi saham lagi
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.