SBY Ungkap Isi Pertemuan AHY dan Jokowi

Susilo Bambang Yudhoyono akrab disapa SBY mengungkapkan isi pertemuan Presiden Jokowi dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Presiden Joko Widodo (kanan) menerima kunjungan Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (2/5/2019). (Foto: Antara/Wahyu Putro A)

Jakarta - Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono akrab disapa SBY mengungkapkan isi pertemuan Presiden Jokowi dan Komandan Kogasma Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Istana Merdeka, Kamis 2 Mei 2019.

SBY memastikan pertemuan tersebut tidak terkait silang pendapat penghitungan suara di Komisi Pemilihan Umum (KPU).

"Materi yang dibahas adalah berkaitan dengan permasalahan bangsa dan negara, sama sekali tidak terkait dengan silang pendapat penghitungan suara oleh KPU," kata SBY melalui rekaman video diterima wartawan di Jakarta, Senin 27 Mei 2019.

Ia menjelaskan pertemuan tersebut bermula ketika Menteri Sekretariat Negara Pratikno menyampaikan kepada AHY bahwa Presiden Jokowi ingin bertemu.

Memang ada yang bersikap tabu dan dilarang keras pihak 02 berkomunikasi dengan pihak 01 atau sebaliknya. Barangkali ada yang bersumpah tidak akan berkomunikasi dan berkawan selamanya.

SBY mengatakan, AHY sebagai warga negara yang menghormati pemimpinnya, tidak ada alasan bagi AHY untuk tidak memenuhi permintaan Presiden Jokowi.

"Dalam pertemuan itu, AHY tidak mewakili langsung Partai Demokrat dan juga tidak merepresentasikan kubu capres Prabowo Subianto," ujar SBY.

Presiden ke-6 RI ini mengatakan dirinya diberitahu AHY dua hari sebelum pertemuan itu, dan dirinya membenarkan niat putranya untuk memenuhi permintaan bertemu Presiden Jokowi tersebut.

SBY mengatakan setelah pertemuan berlangsung, AHY menyampaikan kepada dirinya bahwa substansi yang dibicarakan baik, tidak ada kaitan dengan jabatan dan kursi di pemerintahan.

"Dalam pertemuan itu juga disampaikan harapan Presiden Jokowi untuk memelihara komunikasi dengan saya. Harapan itu sama dengan substansi pertemuan beliau bersama para mantan Presiden seperti Pak Habibie dan Ibu Megawati," SBY.

Selain itu SBY menceritakan setelah pertemuan Jokowi-AHY, putra sulungnya itu dirundung atau bully secara sadis dan kejam.

Menurut SBY, dari pola serangan itu dirinya tahu dari kelompok mana serangan sengit itu berasal namun itu adalah perbedaan sikap Demokrat dengan pihak tertentu.

"Memang ada yang bersikap tabu dan dilarang keras pihak 02 berkomunikasi dengan pihak 01 atau sebaliknya. Barangkali ada yang bersumpah tidak akan berkomunikasi dan berkawan selamanya," ujar SBY.

Ia mengatakan silakan apabila ada pihak yang berpendapat seperti itu, namun Demokrat berprinsip dalam kompetisi ikhtiar dan perjuangan untuk menang harus dilakukan namun setelah selesai tidak berarti harus putus hubungan selamanya. []

Baca juga:

Berita terkait